Page Nav

HIDE

Ads Place

Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu Bencana

Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu Bencana Home/ Berita/ Haedar: M...

Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu Bencana

Home/ Berita/ Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu Bencana Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu Bencana

04 Oktober 2018 15:01

Berita Lain

Setelah Pusdiklat, UNISMUH Makassar Kembali Dirikan Masjid

03 Oktober 2018

Haedar: Masyarakat Jangan Mudah Melakukan Penghakiman Sepihak dalam Menyikapi Suatu B encana

04 Oktober 2018

10 Sekolah Malaysia Belajar Manajemen Pendidikan di SD Muhammadiyah 1 Magelang

03 Oktober 2018

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA-- Rangkaian beruntun kejadian bencana alam di Indonesia akhir-akhir ini, menyita banyak perhatian. Kesemua ini merupakan takdir yang tidak bisa dielakkan, karena memang Indonesia berada di kawasan rawan bencana. Fakta tersebut harus bisa disikapi dengan bijak. Terkait dengan runtutan bencana alam yang terjadi, harusnya menjadi momentum untuk menumbuhkan empati, kebersatuan dan kepekaan atas dasar kemanusiaan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir saat memberi kultum ba’da sholat dhuhur pada karyawan Kantor PP Muhammadiyah Jl. Cikditiro, Kamis (4/10).

Leb ih lanjut Haedar menjelaskan, sudah menjadi sunnatullah, Indonesia berada di atas pertemuan lempeng bumi, yang mengharuskan masyarakatnya memiliki kesiapsiagaan dalam kebencanaan.

“Sebagai Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Maka, diperlukann adanya panduan kebencanaan yang berasas dari al Qur’an dan Sunnah. Sehingga dalam diskurusus itu Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih merumuskan Fiqih Kebencanaan,” terang Haedar.

Fenomena gempa bumi yang terjadi di berbagai belahan daerah Indonesia, tidak harus ditanggapi dengan pemahaman bahwa penyebab mutlak karena ulah kemaksiatan manusia.

“Maksiat tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya penyebab bencana,” ucap Haedar menerangkan, di dalam al Qur’an setidaknya ada dua jenis penyebab kejadian fenomena alam. Pertama, memang karena keadaan alam yang mengharuskan terjadinya pergerakan yang tidak seperti biasanya. Kedua, karena perbuatan manusia. Namun demikian, kedua-duanya tidak terlep as dari Sunnatullah.

Sehingga dari segala kemungkinan tersebut, manusia memang harus menjaga ekosistem alam. Karena alam juga akan merespon perilaku manusia terhadapnya. Haedar mencontohkan dengan perbuatan orang yang membuang sampah sembarangan akan menganggu ekosistem dan bisa menyebabkan banjir, jika sampah itu menumpuk di jalur air.

Maka dalam menyikapi bencana, manusia Indonesia harus memiliki keilmuan dan pengetahuan yang cukup untuk meminimalisir dampak bencana. Bukan melakukan penghakiman sepihak, mengeluarkan statement yang semakin membuat gaduh. Dengan menyimpulkan sebab tunggal dari bencana yang terjadi adalah dari kemaksiatan manusia di daerah yang terdampak bencana tersebut. (A’n)

Sumber: Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak ada komentar

Ads Place