Page Nav

HIDE

Ads Place

Dua Sisi Ekonomi Saat Ini

Dua Sisi Ekonomi Saat Ini Belum lama ini badan penilaian Moody̢۪s Investor Service merevisi Outlook Sovereign Credit Rating RI, yang se...

Dua Sisi Ekonomi Saat Ini

Belum lama ini badan penilaian Moody’s Investor Service merevisi Outlook Sovereign Credit Rating RI, yang sebelumnya normal menjadi lebih baik. Ini adalah bentuk apresiasi yang dikatakan oleh badan internasional untuk  negara Indonesia karena telah mampu mengontrol secara tetap ekonomi makro negara ini dalam rangka menyiapkan diri untuk melawan tantangan global dan kendala ekonomi dalam negri.  Meningkatnya tingkatan ini merupakan salah satu indikasi pulihnya perekonomian Republik Indonesia,  membuat adanya harapan agar bisa menarik perhatian investor asing masuk ke Indonesia. Nilai tukar rupiah dan inflasi yang terkendali menandakan sebagian penanda ekonomi makro mengalami perbaikan. Dan bisa dikatakan bahwa disatu sisi pertumbuhan perekonomian naik signifikan ditengah beku nya perekonomian global. Saat situasi ekonomi yang tidak begitu menghasilkan profit seperti ini, hal ini malah menjadi daya tarik di Indonesia yang dilihat oleh sebagian peritel raksasa asing seperti Central Group (Thailand) Lotte (Korea Selatan) dan bahkan Aeon (Jepang). Ini merupakan dampak dari adanya liberalisasi penanaman modal dari pemerintah. Peraturan pemerintah tahun 2016, mengizinkan investor asing untuk mempunyai kepemilikan atas saham mayoritas di departemen store, dan memperbolehkan  sepenuhnya kepemilikan pada perusahaan e-commerce. Layaknya koin yang memiliki dua sisi, perekonomian indonesia saat ini pun memiliki dua sisi. Jika dalam bahasan sebelumnya sisi yang pertama menggambarkan kenaikan tingkat perekonomian Indonesia, maka disisi yang kedua  merupakan kebalikannya dari sisi pertama. Industri berat, properti, tekstil, retail dan lain sebagainya malah berada dalam keadaan menurun. Lingkup usaha retail sedang mengalami krisis, padahal lingkup ini adalah gambaran keadaan ekonomi masyarakat. Selain berkurangnya daya beli dan spending power, yang menjadi kendala lain adalah banyaknya kompetisi antar peritail yang mengakibatkan beberapa pe-retail jatuh, lebih-lebih dalam bidang fashion. Bila Lotte dan Aeon tetap yakin tentang kondisi bidang retailnya, berita buruk datang dari PT Modern Internasional selaku operator store 7-eleven yang memberitahukan adanya pembubaran semua toko mereka di Indonesia. Ahli perekonomian Indonesia menyatakan kalau pembubaran itu dampak dari regulasi pemerintah yang tidak membantu strategi convenience store semacam Sevel. Pendapat lain menyatakan kalau pembubaran yang terjadi diakibatkan pantangan dijualnya alkohol di mini market. Pendapat lainnya menyatakan bahwa pembubaran yang terjadi dikarenakan adanya ‘mismanajemen’, meskipun Sevel telah berhasil selama bertahun-tahun. Masih ada usaha lain yang sedang mengalami krisis. Penerapan penjualan semen di tahun 2017 turun dari penjualan sebelumnya sebesar 1,3%, yang diduga dampak dari anjloknya penjualan properti. Apabila pembentukan infrastruktur dari pemerintah tidak secara besar-besaran pasti industri semen akan kebingungan! Pada waktu yang sama, penjualan bidang otomotif juga jatuh, lebih-lebih pada penjulan sepeda motor. Sektor asuransi, leasing dan suku cadang ikut jatuh karena kerap kali dikaitkan dengan sektor otomotif. Hal ini merupakan penyimpangan yang menggelisahkan pemerhati ekonomi. Kondisi makro ekonomi bagus, cadangan devisa bagus, rating Indonesia meningkat, tax Amnesty sukses, artinya perekonomian Indonesia jauh lebih baik. Tapi di sektor riil, terlebih bidang retail yang menjadi acuan ekonomi masyarakat Indonesia cenderung mengkhawatirkan. Ramadhan dan Idul Fitri menjadi tolak ukurnya. Yang umumnya saat lebaran menjadi dongkrak perkembangan ekonomi dalam setahun. Dikarenakan keperluan yang tinggi mengakibatkan pemakaian masyarakat meningkat pesat sehingga menekan roda perputaran uang. Tetapi keadaan permintaan barang dan jasa cenderung tidak berubah. Hal ini berdasarkan berkurangnya pendapatan baik pedagang, perusahaan retail maupun kredit konsumer dari tahun-tahun sebelumnya. Saat lebaran yang semestinya menjadi masa penuaian pendapatan bagi pebisnis, namun karena hal ini banyaknya pendapatan jadi tidak sesuai dengan target yang direncanakan. Hal ini menjadi kendala yang agak serius, lantaran kegiatan konsumsi penduduk adalah alasan utama berkembangnya perkenomian negri ini. Untuk menghindari masalah baru berupa menutupnya dunia usha yang mungkin akan berdampak munculnya PHK besar-besaran, maka dari itu semua pihak dan pemerintah patut melakukan antisipasi.  Adanya hal ini semoga menjadi acuan bagi pemerintah untuk menciptakan stimulus kebijakan yang bisa mencocokan kebijakan ekonomi makro dan mikro agar bisa meningkatkan pertumbuhan dunia usaha. Melemahnya daya beli masyarakat juga diakibatkan tinggi nya biaya produksi sehingga harga jual penghasil lokal ke konsumen jadi sangat tinggi. Disamping menurunnya daya beli dan tekanan kebijakan fiskal, adanya produk impor lebih-lebih dari Tiongkok mengakibatkan daya saing produk lokal turun drastis. Infrastruktur negara lain yang lebih bagus, membuat biaya pengiriman mereka lebih rendah sehingga secara matematis produk lokal lebih mahal dibanding produk negara lain. Jika tidak ada perlindungan dan peningkatan daya saing dari pemerintah, maka beberapa dari pengusaha lokal atau industri nasional akan jatuh.   Untuk mengatasi hal ini, ada yang berpendapat untuk meningkatkan batas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk warga menengah bawah, dan tentunya kabar ini disambut dengan gembira oleh masyarakat. Meskipun nilainya terlihat sedikit, namun mampu menyediakan multiplier effect yang hebat. Beberapa ratus ribu rupiah pajak penghasilan yang disesuaikan dengan cara membelanjakannya untuk berbagai barang kebutuhan sehari-hari dari warung misalnya, ini mampu memberikan peluang baru bagi banyak industri dan vendor mereka begitu juga untuk para pekerja di industri tersebut. Namun telah ditemukan gejala baru pada beberapa retail seperti hipermarket ataupun minimarket.  Terjadi penyusutan pendapatan dari tahun-tahun sebelumnya pada hipermarket yang besar. Namun pada minimarket pendapatan yang didapat condong stabil, penjualan produk kemasan besar menurun, namun produk kemasan kecil stabul dan cenderung naik pada semua retail. Menurut saya kejadian ini merupakan bentuk perubahan pola belanja masyarakat. Yang saat ini pola belanja konsumen jadi lebih bijaksana dan selektif delam berbelanja, dengan cara bukan mengutamakan untuk membeli yang diinginkan akn tetapi membeli yang dibutuhkan.   Memang benar, kita bisa menggunakan supermarket sebagai cermin psikologi berbelanja msayarakat. Saya pernah menanyakan pada teman alasan kenapa membeli deterjen besar bukan yang kecil meskipun masih ada persediaan di rumah, dan jawaban yang saya dengar cukup sederhana, yiatu “karena ada hadiah piringnya, dan hadiahnya bagus” . Kelihatannya para penghasil yang memiliki strategi, dengan cara memberikan barang gratis pada produk mereka, namun para penghasul sekarang harus lebih hati-hati dengan pola berbelanja konsumen saat ini. Sehingga mereka perlu memikirkan ulang strategi yang lain untuk menarik perhatian konsumen. Kecuali para penghasil berencana untuk memberikan hadiah cincin mewah bagi pembeli produk mereka.Pernah teman saya hingga menjerit karena senang telah mengelilingi mall seharian penuh dan dia bisa tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Karena dia termasuk seseorang yang ingin membeli apa saja yang telah dilihat atau yang menurutnya bagus. P ada tempat seperti mall ini lah pasti semua barang terlihat menarik, bahkan di pasar pun seperti ini. Karena banyak konsumen wanita atau ibu-ibu yang melihat atau mendengar adanya potongan harga hingga 70% pada sebuah barang sehingga mereka tertarik untuk membelinya meski barang itu awalnya tidak untuk dibeli.   ….. Hampir seluruh masusia tidak menyadari bahwa dunia terus berputar dan membuat banyak perubahan dalam berbagai hal. Pada saat ini pola berbelanja masyarakat telah berubah drastis yang mengikuti perkembangan zaman atau perkembangan mode yang ada masa kini, apalagi saat ini kita konsumen telah dimanjakan dengan adanya vasilitas belanja online pola belanja masyarakat makin berubah. Untuk bisa tetap bertahan dalam perekonomian yang selalu berubah ini, maka pebisnis atau pengusaha harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman... Nama : Eka Nurul Izzah Kelas : 5A NIM : 1502025084 Sumber : https://seword.com/ekonomi/dua-sisi-ekonomi-indonesia-saat-ini/ Sumber Foto : https://www.adamsoftware.net/wp-content/uploads/2017/01/retail.jpg

Tidak ada komentar

Ads Place