Kondisi Ekonomi Indonesia Penilaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tinggi dan kuat, dipasaran global perekonomian Indonesia m...
Kondisi Ekonomi Indonesia
Penilaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tinggi dan kuat, dipasaran global perekonomian Indonesia meningkat sebesar 5,02% di tahun sebelumnya, di tahun ini perekonomian indonesia masih terus bertumbuh pesat. Swiss Bank telah memprediksikan peningkatan perekonomian Indonesia tahun ini sebanyak 5,2%, perkembangan ini sangat kuat dengan peningkatan penjualan yang menjadi faktor pertama yang sangat mendukung, Dalam lima tahun sebelumnya perkembangan ini bertumbuh pesat di tahun pertama, berita bagus di tahun lalu produk domestik bruto meningkat sebesat 0,3% . Peningkatan kebutuhan konsumen di bagian keluarga telah diprediksikan berkembang yang disebabkan oleh valas yang seimbang. Selama honor yang diterima bertambah banyak serta nilai penduduk yang tidak bekerja berkurang maka ini menjadi salah satu untuk bertumbuhnya kapasitas belanja pelanggan, dengan kualitas barang yang sudah stabil maka peningkatan penanaman modal partikelir juga akan diprediksikan bertumbuh. Diwaktu bersamaan nilai barang yang meningkat akan pula mengecilkan masalah pajak dan menambah biaya negara, serta dengan adanya peningkatan secara internasional maka akan meluaskan  nilai angka ekspor. Tetapi negara harus juga mengawasi keadaan pasaran global era ini. Misalkan adanya metamoforsis keputusan perniagaan di pemerintahaan modern, pergantian yang tidak terkira dikeputusan keuangan amerika serikat, keraguan strategi eropa dengan bertumbuhnya inflasi lokal yang berkelanjutan, dan menurunnya pendapatan pajak juga akan mengakibatkan melemahnya resiko yang bermakna. Bank dunia memprediksikan pesatnya pajak akan meluas dari angka 3,5% ditahun lalu dan meningkat 1,3% ditahun ini atau menyentuh angka sebesar 4,3%. Ini menunjukan bahwa peningkatan perekonomian Indonesia yang sangat pesat, pertumbuhan ini disebabkan dengan adanya faktor dari adptasi pembiayaan token listrik dan pembiayaan kendaraan roda dua serta kendaraan roda empat. Sementara pada tahun 2018 pajak akan diprediksikan kembali menurun dengan adanya kehilangan faktor kenaikan harga. Kekurangan fiskal juga diprediksikan akan bertambah dengan adanya pertumbuhan pendanaan prasarana masyarakat, pada tahun ini kestabilan pajak sentral negara diprediksikan sebanyak 2,6% yang disebabkan oleh produk domestik bruto yang kian berkembang dan adanya kekurangan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara di tahun ini yang telah disepakati sebesar 2,4%. Dengan adanya usaha aktual dipertumbuhaan pendanaaan prasarana masyarakat mengakibatkan kenaikan honor masyarakat, yang dimohon juga menyamakan oleh pertumbuhan pendapatan, dimana pada perputarannya yang dihasilkan oleh peningkatan produk domestik bruto yang berkompoten serta dividen dari perubahan keputusan tata usaha dan inflasi. Peningkatan harga menyebabkan pekembangan pajak yang berkelanjutan dan juga dapat menyebabkan adanya penurunan risiko yang meluas bagi perkembangan konsumsi. Terbebas dari angka tukar, pada umumnya pelanggan rentan akan peningkatan harga, dimana kebutuhan rumah tangga dan harga makanan menjadi bagian yang sangat penting dan dominan pada perekonomian Indonesia. Apabila pajak kian meninggi dan berkepanjangan dari yang diprediksikan, maka dapat melemahkan pengeluaran pelanggan yang menyebabkan perkembangan produk yang lebih rendah. Maka dari itu BI memaksa untuk menselektifkan keputusan moneter, dimana kebijakan ini akan juga meredam perkembangan pendanaan. Diwaktu yang bersamaan pendapatan pajak mengakibatkan timbulnya penurunan risiko, dikarenakan pendapatan yang menurun menghalangi pengeluaran pajak dan pendanaan prasarana yang banyak dibutuhkan. Dengan adanya perkembangan dan pendapatan negara yang kian bertumbuh pesat akan meningkatkan keadaan  perekonomian indonesia yang beroptimis meningkat, ini bisa dilihat dari pertumbuhan dan peningkatan masyarakat yang mulai untuk menunjukan kualitasnya dan persaingannya terhadap negara lain. Dimana ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pendapatan perkapita meningkat, pada saat ini peningkatan ekonomi dipengaruhi oleh perniagaan besar (ekonomi makro). Faktor utama yang menyebabkan perkembangan perekonomian Indonesia yang yang menyentuh angka sebesar 5,02% adalah warga negara Indonesia yang suka berbelanja, hal ini dapat dilihat dari perkembangan konsumsi rumah tangga dimana saat ini menyetuh angka sebesar 5,01% ini disampaikan oleh Kecuk Suhariyanto yang menjabat sebagai kepala BPS di kantor pusat BPS (Badan Pusat Statistik) , Jakarta pada hari Senin tanggal 06 bulan Februari Tahun 2017 Perekonomian Indonesia dipegang kurang lebih 60% oleh konsumsi rumah tangga, berarti kebutuhan rumah tangga sangat berkonstribusi paling besar terhadap peningkatan perekonomian indonesia. Pembantuan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi posisi kedua terbesar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia yang bertumbuh sebesar 4,4%. Dimana belanja modal Negara lebih rendah dari dua tahun sebelumnya karena hasil ini tidak seperti yang diperkirakan yaitu sebesar 21,88% yang berarti belanja modal mengalami penyusutan. Dibagian impor produk peralatan dan mesin juga mengalami penyusutan begitu juga di bagian impor pesawat mekanik dan mesin.walaupun masih dalam keadaan negatif tetapi ekspor sudah membaik, impor pun juga dalam keadaan negatif yaitu sebesar 2,27% Dalam kuartal IV keadaan ekspor masih mengalami guncangan, Globalisasi perekonomian mengalami perbaikan yaitu sebesar -1,74% dan -2,27% untuk ekspor non migas. Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan mengatakan dalam keadaan perekonomian global yang sedang menurun, pada tahun ini peningkatan perekonomian Indonesia tercantum yang teratas di dunia. Peningkatan perekonomian indonesia ini hanya mengalahkan China dan India, karena negara seperti Afrika Selatan, Brazil, dan Rusia mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan indonesia, mengalami penurunan yang sangat dalam. Walaupun sepanjang tahun ini sama-sama didukung oleh fasilitas, akan tetapi Indonesia masih bisa terus bangkit ditengah ketepurukan nilai komoditas dipasaran global yang kian menurun. Pada kuartal III tahun 2016 perekonomian Indonesia mampu mencapai angka sebesar 5,04% untuk peningkatan perekonomiannya, walaupun banyak negara pemasok fasilitas mengalami hantaman yang cukup keras, dalam hal ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonominya. Dia juga mengatakan bahwa Indonesia masih mempunyai kemampuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya dari sisi pendorong domestik, sampai nanti perekonomian Indonesia dapat menyeimbangkan pelemahan pada perekonomian global. Ibu Sri Mulyani Indrawati juga menilai, perkembangan perekonomian di Indonesia pada era ini masih sangat sehat, walaupun beberapa waktu lalu dengan adanya pemotongan pembiayaan sebesar Rp165 Triliun, perekonomian Indonesia dapat bisa berkembang sebesar 5,04%. Sebagai Menteri Keuangan dia juga menegaskan bahwa dengan didukungnya peningkatan konsumsi yang sangat sehat, pajak yang masih rendah sebesar 3,7%, dan sisi pendanaan masih bisa tumbuh dengan mencapai angka hampir 5%, perekonomian Indonesia masih bisa meningkat 5,04% pada kuartal III. Walaupun memerlukan waktu yang lebih banyak lagi serta dorongan yang lebih kuat maka peningkatan perekonomian Indonesia bisa mencapai angka sebesar 6, ujar David Sumual sebagai ketua ekonom PT Central Asia Tbk Dia juga mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong Indonesia memerlukan waktu untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, Faktor yang utama adalah faktor global dimana salah satu hal yang dapat menghalangi adalah keterlibatan kebijakan Presiden Amerika Serikat yaitu Donald Trump. Dimana keputusan pembatasan ekonomi AS oleh Trump dilihat sebagai acaman mitra negaranya, pengaruh terhadap negara China adalah salah satu yang dikhawatirkannya. Inilah kondisi perekonomian indonesia pada tahun sekarang. Penulis : Amelia Febriyanti Kelas: 5C, Perekonomian Indonesia Sumber : http://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Perkembangan-Ekonomi-Terkini-2013-IV-gambar1-1024x607.jpg https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3453499/bagaimana-kondisi-ekonomi-ri-di-2017-ini-prediksi-bank-dunia
Tidak ada komentar