Page Nav

HIDE

Update

latest

melesatnya ekonomi Indonesia meninggalkan negara ASEAN

melesatnya ekonomi Indonesia meninggalkan negara ASEAN Bank Indonesia (BI) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dala...

melesatnya ekonomi Indonesia meninggalkan negara ASEAN

Bank Indonesia (BI) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dalam tren positif pada tahun ini. Bahkan pertumbuhan tersebut dinilai sebagai yang terbaik di antara negara-negara lain di kawasan ASEAN.   Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada dalam tren yang baik karena mampu mencapai angka 5,02 persen di tahun lalu, meski pada 2015 hanya tumbuh 4,79 persen.   "‎Saya bisa katakan bahwa optimisme kita baik, bahwa pertumbuhan ekonomi kita di tahun lalu 5 persen. Sekarang akan ada di antara 5 persen-5,4 persen. Lalu kondisi inflasi terjaga, neraca perdagangan kembali surplus dan baik," ujar dia di Gedung BI, seperti ditulis Kamis (27/7/2017).   Agus mengakui, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 mungkin agak tertekan lantaran daya beli masyarakat yang menurun. Selain itu, gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) baru dicairkan pada kuartal III."Kami akan lihat data bahwa pertumbuhan ekonomi 2017 kuartal II mungkin agak tertekan karena permintaan konsumsi turun, karena gaji ke tiga belas dibayarkan kuartal III dan ada pembayaran uang sekolah periode lebaran.Tapi setahun kita akan tetap baik," kata dia.   Agus melanjutkan, namun demikian  pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi lebih banyak disumbang di semester II. Oleh sebab itu, dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III dan kuartal IV bisa jadi penopang pertumbuhan ekonomi di 2017.   " Pertumbuhan ekonomi kita agak sedikit bergeser ke semester II, tapi jika kita pahami secara nasional tetap akan ada di kisaran 5 persen-5,4 persen atau tengah tengahnya 5,2 persen. Dan yan‎g penting pertumbuhan ekonomi kita di negara ASEAN termasuk terbaik," ujar dia.   Beberapa negara di dunia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, Indonesia tidak terlalu kena pengaruh. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia berada di posisi nomor 3 terbaik di dunia.   "Negara yang barangkali trennya meningkat adalah Indonesia, India, China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia," kata Sri Mulyani, di Banggar DPR, Jakarta Pusat, Selasa(29/8/2016).   Sri Mulyani juga memberikan contoh bahwa dari beberapa negara maju banyak yang melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun selanjutnya yang selalu diperbarui tiap 3 bulan tetapi semakin menurun. Mengapa? karena mendekati angka realistis pencapaian ekonomi.   "Jadi proyeksi ekonomi yang dilakukan negara maju selalu mengalami 4 kali update, Januari bagus, April di revise down, Juni revise down dan akhir tahun kalau kita lihat selalu menurun pada Amerika dari 2,4 dan 3 bulan kemudian turun menjadi 0,2%. Hal yang sama pada Europe Union 1,6 diperkirakan akan bagus di revise down," ujar Sri.   Ia menyebut kondisi ekonomi global meskipun positif tetapi rapuh. Tidak tumbuh besar karena jika ada gejolak akan ikut turun.   Ia mengatakan kondisi ekspor komoditas juga mengalami kemacetan karena memiliki kelebihan kapasitas dan permintaan yang lemah. Sri menyebut fenomena ini jarang terjadi di negara mana pun.   "Banjirmya stok komoditas akan melakukan stagnasi dan harga. Ini mempengaruhi kinerja Indonesia kalau kita lihat ekonomi indonesia. Kuartal II cukup baik yaitu 5,18%. Jika dari ekonomi dunia level 5 itu masuk dalam level pertumbuhan tertinggi. Jika komparasinya mungkin hanya seperti India dan China,atau bisa juga seperti Tanzania Afrika itu bisa growth-nya mendekati 9% tetapi ekonominya masih sangat kecil jadi tidak berpengaruh," kata Sri.   "Tapi kalau Ekonomi yang ada di dalam G20 Indonesia adalah the best 3 dari segi level of growth. Namun jika dari faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia konsumsi rumah rangga dan pemerintah cukup dominan. Kita bekerja sama dengan BI akan membuat inflasi rendah supaya masyarakat merasa daya belinya tidak tergerogoti. Pemerintah melakukan belanja modal dan infrastruktur yang bisa meningkatkan permintaan,”ujarnya.   Dari sisi stimulus fiskal, Sri mengatakan bahwa akan melihat banyak sekali defisit di beberapa negara. Ia mencontohkan di Jepang mengalami 2 kali lebih besar utangnya daripada GDP-nya. Serta Amerika diproyeksikan akan mengalami kondisi peningkatan hutang 90% pada 10 tahun mendatang.   Indonesia diyakini bisa menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang saat ini masih terus berlangsung. Acuannya dapat dilihat dari kelihaian Indonesia menghindari gejolak pasar keuangan yang terjadi pada 2008 dan 2013.   Demikianlah diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo pada acara High Level International Seminar di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/4/2017).   "ASEAN adalah wilayah yang selalu belajar dari masa lalu dan melihat kesempatan untuk meningkatkan sinergi terhadap pelayanan. Indonesia pasti akan berperan dalam proses ini, dengan upaya yang konsisten untuk mendekati penggabungan kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan struktur lainnya yang tepat," ujarnya.   Agus menjelaskan, ekonomi Indonesia yang bisa tetap tumbuh di saat ekonomi global melambat, akan menjadi satu indikator positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5% pada tahun 2016 ditopang oleh konsumsi domestik, menghidupkan kembali ekspor dan investasi.   Faktor lainnya yang mendukung adalah stabilitas keuangan. Hal ini dapat dilihat melalui inflasi yang berhasil ditekankan pasca krisis tahun 2013 sebesar 8,4%, ke angka 3,61% pada bulan Maret 2017 lalu. Di sisi perbankan, pada bulan Januari 2017 rasio kecukupan modal tercatat sebesar 23% dan kredit bermasalah mencapai 3,1% gross atau 1,4% net.   "Apalagi sistem perbankan kita adalah yang paling bermartabat dan menguntungkan di pasar negara berkembang. Ini memberikan penyangga yang kuat untuk mendukung stabilitas keuangan," ucap Agus.   Dari berbagai indikator tersebut, dan ditambah membaiknya daya tahan Asean terhadap pengaruh dari luar, membuat ekonomi Indonesia sudah cukup tahan terhadap gejolak yang ada.   "Jadi Asean akan secara konsisten meningkatkan kapasitasnya sebagai group ekonomi yang unik dan memiliki visi yang kuat. Dan di jangka pendek ini memang menjanjikan, tapi tetap saja ada tantangan. Itu yang menyebabkan kita harus tetap hati-hati, misalnya menghadapi proteksionisme. Tapi saya percaya ASEAN sudah siap menghadapi itu dengan pengalaman yang ada," pungkasnya.     Penulis               : Fatikha Jihan Nabilla Sumber artikel  : http://bisnis.liputan6.com/read/3037065/bi-pertumbuhan-ekonomi-ri-terbaik-di-antara-negara-asean https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3287221/sri-mulyani-ri-negara-pertumbuhan-ekonomi-terbaik-ke-3-di-dunia sumber gambar : https://img-z.okeinfo.net/content/2017/11/01/20/1806469/kemudahan-berusaha-ri-naik-peringkat-bi-pertumbuhan-ekonomi-bisa-melesat-ke-5-7-ua2TcxU0KQ.jpg  

Tidak ada komentar