Perbedaan Investasi Langsung Pada Obligasi dan Reksa Dana Pendanaan Tetap Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan reksa dana dimana invest...
Perbedaan Investasi Langsung Pada Obligasi dan Reksa Dana Pendanaan Tetap
Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan reksa dana dimana investasi minimalnya sebesar 80 persen di surat berharga dengan bentuk hutang atau obligasi. Obligasi merupakan surat hutang yang didapatkan pemegang obligasi dari penerbit obligasi, isi obligasi merupakan kesepakatan penerbit dengan pemegang obligasi yang akan mendapatkan pokok serta bunga obligasi saat obligasi jatuh tempo. Obligasi juga memiliki beberapa produk. Produk yang cukup dikenal masyarakat salah satunya merupakan ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan Sukuk Ritel (Obligasi ritel yang menganut prinsip â" prinsip syariah), Sukuk Ritel merupakan Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Tidak hanya pemerintah, perusahaan â" perusahaan milik swasta juga banyak menerbitkan obligasi. Obligasi yang diterbitkan baik oleh swasta maupun pemerintah memiliki perbedaan utama, yakni risiko gagal bayarnya. Potensi risiko gagal bayar tersebut lebih besar pada obligasi perusahaan swasta ketimbang obligasi pemerintah, dimana sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi gagal bayar. Perusahaan pemeringkat akan memberikan rating penilaian pembayaran hutang kepada penerbit obligasi untuk mengetahui kemampuan penerbit obligasi dalam melakukan pembayaran hutang. Obligasi memiliki fitur lain, yakni berupa adanya bunga atau kupon yang akan dibayarkan untuk suatu periode tertentu. Biasanya obligasi perusahaan swasta membagikan kupon tiap 3 bulan, sedangkan obligasi pemerintah biasanya memberikan kupon 6 bulan sekali, khusus untuk ORI dan Sukuk biasanya tiap sebulan sekali. Â Untuk memenuhi perekonomian berprinsip syariah terdapat juga Sukuk, atau dengan kata lain merupakan obligasi syariah. Sukuk memiliki 2 jenis, yakni sukuk dengan cara sewa yang punya imbal hasil tetap yang dikenal sebagai Sukuk Ijarah. Dan sukuk dengan cara bagi hasil namun imbalan dari hasilnya tidak tetap yang dikenal sebagai Sukuk Mudharabah. Fitur â" fitur tersebut sama dengan sistem Kupon Tetap dan Kupon Variabel yang ada pada obligasi konvensional. Obligasi sering dijual kepada masyarakat di pasar perdana dengan cara melalui penawaran umum (
Initial Public Offering â" IPO). Tetapi calon pembeli obligasi bisa juga mendapatkannya di pasar sekunder dengan cara membayarkan obligasi milik investor lain. Sebagai calon investor obligasi, tentu saja bisa menginvestasikan dana secara langsung ke obligasi ataupun secara tak langsung dengan jasa reksa dana pendapatan tetap. Dibawah ini merupakan perbedaan antara investasi obligasi secara langsung maupun tak langsung :
Agen Penjual Agar bisa menginvestasikan dana di obligasi perdana maupun pasar sekunder, investor dapat melakukan investasi dengan perantara bank maupun perusahaan sekuritas yang legal dan terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Agar bisa mendapatkan reksa dana pendapatan tetap, seorang investor dapat menginvestasikan asetnya melalui jasa manajer investasi maupun agen penjual, diantaranya bank maupun perusahaan sekuritas yang legal dan terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Minimum Pembukaan Rekening      Nilai paling rendah atau nilai minimum untuk setoran obligasi, bermacam â" macam antar satu agen penjual dengan agen penjual yang lainnya dan jenis produknya. Khusus untuk ORI maupun Sukuk Ritel, biasanya nilai nominal rekening paling rendah adalah Rp 5.000.000,- disesuaikan dengan pecahan obligasi. Disisi lain, baik obligasi pemerintah maupun swasta tertentu, dapat dimulai dari Rp 1.000.000.000 tetapi umumnya hanya untuk nasabah prioritas saja. Nominal paling minimum untuk investasi reksa dana pendapatan secara umum sebesar Rp 100.000,-. Ada juga reksa dana pendapatan tetap yang memberikan ketentuan Rp 10.000 sebagai nilai minimal investasi tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Perolehan Kupon Menginvestasikan dana di obligasi langsung, pada saat terjadi pembayaran kupon, akan langsung diberikan ke pemegang obligasi. Hal tersebut sedikit beda dengan mayoritas reksa dana pendapatan tetap yang punya ketentuan untuk menginvestasikan kembali kupon yang didapat. Dengan terdapatnya ketentuan investasi kembali seperti itu, maka kupon yang diterima kemudian akan menambah harga obligasi. Walaupun demikian, terdapat juga reksa dana pendapatan tetap yang ketentuan investasinya melanjutkan kupon yang diterima untuk investor. Kupon sering dikumpulkan kemudian diberikan pada suatu tanggal yang disesuaikan dengan prospektus reksa dana.
Risiko Fluktuasi Harga Disebabkan bisa diperjualbelikan sewaktu-waktu, harga obligasi bersifat fluktuatif naik turun dari waktu ke waktu. Harga obligasi disebut ke dalam persenan. Saat harga obligasi lebih dari 100 persen, dikatakan bahwa harga obligasi at premium, saat kurang dari 100 persen disebut at Par. Fluktuatifnya harga obligasi biasanya disebabkan oleh berubahnya tingkat suku bunga Deposito dan risiko gagal bayar. Dengan beranggapan jika perusahaan penerbit obligasi bisa membayar tuntas kewajibannya, maka harganya baik saat lebih dari 100 maupun kurang dari 100 saat jatuh tempo akan kembali ke harga 100. Bisa dikatakan risiko berfluktuasinya harga obligasi dapat diminilisir dengan memiliki obligasi tersebut sampai jatuh tempo. Harga reksa dana pendapatan tetap dibutkan ke dalam Nilai Aset Bersih per Unit Penyertaan dan dimulai dari 1.000,- Perbedaan antara investasi obligasi langsung dengan reksa dana pendapatan tetap adalah obligasi langsung saat jatuh tempo masa investasinya selesai, sedangkan reksa dana pendapatan tetap dapat membeli obligasi yang baru, jadi tidak ada jatuh tempo. Sehingga harga reksa dana (NAB per Up) bisa berfluktuasi mengikuti harga obligasi. Disisi lain, kemampuan manajer investasi dalam melaksanakan jual beli obligasi dan ketentuan pemberian deviden juga bisa berpengaruh terhadap harga reksa dana. Disebabkan tidak punya jatuh tempo, harga reksa dana pendapatan tetap tidak pasti kembali 1000 saat isi obligasinya jatuh tempo. Bisa dikatakan, dalam investasi reksa dana pendapatan tetap terdapat risiko fluktuatifnya harga.
Kemudahan Jual Beli Pasar sekunder obligasi biasanya kurang likuid.. Oleh sebab itu, diperlukan usaha dan waktu untuk menjual obligasi pada pasar sekunder. Kasus ini beda dengan reksa dana pendapatan yang bisa diperjual belikan kapan pun disebabkan manajer investasi wajib membayar investor pada saat ada arahan pencairan (redemption) paling lama 7 hari kerja.
Risiko Gagal Bayar Risiko yang sangat diperhatikan investor pada obligasi adalah saat penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janjinya untuk membayar kupon dan pokok saat waktu yang telah ditentukan. Saat ada risiko gagal bayar, maka nilai obligasi bisa anjlok atau bahkan tidak memiliki harga sama sekali. Jika tidak bisa dijual di pasar sekunder, investor obligasi wajib menunggu eksekusi aktiva yang jadi jaminan obligasi untuk mendapatkan kembali investasinya. Proses itu bisa membutuhkan waktu yang relatif lama. Risiko gagal bayar obligasi dapat juga muncul di reksa dana. Namun bedanya, manajer investasi melakukan kegiatan diversifikasi dengan melakukan investasi pada perusahaan swasta maksimal 10 persen untuk 1 perusahaan. Kecuali apabila investasi dilakukan di obligasi pemerintah yang bisa menembus angka 100 persen. Sehingga, investor reksa dana baru akan mengalami kerugian aset apabila 10 perusahaan swasta penerbit obligasi yang jadi portofolio investasi mengalami kebangkrutan pada waktu yang bersamaan.
Perpajakan Sebagai investor, atas hasil kupon dan pendapatan perbedaan harga (
capital gain) dari investasi obligasi diwajibkan membayar pajak akhir 15 persen. Disisi lain jika berinvestasi di reksa dana bukan merupakan bagian objek pajak. Saat reksa dana melakukan investasi di obligasi, atas kupon dan pendapatan, perbedaaan harga mendapatkan insentif pajak sebanyak 5 persen hingga tahun 2020 dan 10 persen untuk 2021 dan begitu seterusnya.
Kesimpulan Reksa dana pendapatan tetap dan obligasi merupakan bagian dari produk investasi yang sesuai bagi investor dengan profil risiko konservatif. Dengan metode perencana keuangan, reksa dana pendapatan tetap juga bisa untuk tujuan investasi dengan tenggat waktu 1-3 tahun. Nama: Muhammad Kevin Adriansyah NIM: 1502025163 Kelas: 5A Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/04/101500226/ini-beda-investasi-langsung-pada-obligasi-dan-reksa-dana-pendapatan-tetap Sumber gambar: http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2016/03/chart-594212_1920-1.jpg
Tidak ada komentar