Page Nav

HIDE

Ads Place

Potensi, Risiko, dan Prospek Pasar Modal di Indonesia

Potensi, Risiko, dan Prospek Pasar Modal di Indonesia Untuk dapat eksis di perekonomian nasional maupun internasional, perkembangan ekon...

Potensi, Risiko, dan Prospek Pasar Modal di Indonesia

https://breakingnews.co.id/media/31773/conversions/maxres.jpg Untuk dapat eksis di perekonomian nasional maupun internasional, perkembangan ekonomi Indonesia membutuhkan dana dan investasi yang cukup besar. Manfaat penting dari pasar modal yaitu menyimpan dana investasi yang selanjutnya diberikan pada perusahaan untuk kemajuan dan perluasan usahanya di sektor riil. Dana investasi disaring dengan kegiatan penjualan efek sebagai bagian investasi seperti obligasi, saham, dll. Untuk kemajuan bisnis yang ada dan perluasan vertikal maupun horizontal, emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa mendapatkan dana investasi jangka panjang. Pasar modal berperan sebagai tempat bertemunya pihak yang mempunyai dana lebih (investor) dengan pihak yang kekurangan dana (emiten) dari sektor riil. Hal ini memberikan kesempatan besar untuk perusahaan agar memiliki dana murah untuk jangka panjang lewat skema modern atau syariah selain pinjaman dari bank konvensional. Penanam saham berkesempatan berinvestasi pada emiten atau sektor usaha yang dirasa mempunyai dasar keuangan yang bagus dan konsisten serta mempunyai masa depan yang baik di kemudian hari. Sementara emiten memiliki peluang memajukan dan memperluas usahanya serta memanfaatkan setiap kesempatan. Pengukuran penilaian dapat menciptakan cara pandang pasar yang menyatukan current performance dan future growth opportunity. Dengan begitu, fungsi pasar modal yaitu sebagai pilar kekuatan ekonomi Indonesia yang wajib dipelihara selaku system arsitektur ekonomi yang efektif dan efisien. Kemajuan BEI selama ini sudah bagus, bahkan termasuk sangat baik. Di lingkungan G-20, selain India dan Cina, perekonomian Indonesia diprediksi dapat bekembang 5-6% di tahun 2010. Gambaran tersebut dapat memicu dana investasi asing yang tinggi untuk masuk ke BEI. Gambaran perekonomian yang dirasa stabil dari masalah ekonomi internasional dan kinerja IHSG tersebut menjadikan anggapan risiko investasi di Indonesia rendah di mata investor asing. Karena rupiah terus meningkat 16,1% terhadap USD di tahun 2009, maka tahun 2010 dimulai dengan pemikiran positif yang tinggi. Pencapaian ini pun menjadikan IDR sebagai mata uang yang meningkat cepat di Asia. Selama Januari 2010, IDR sudah mencatat kenaikan sebesar 1,9% ke 9,215 per USD dan menjadi kenaikan terbaik sesudah Won Korea. Sementara bagi premi risiko yang menyangkut credit default swap (CDS) yang menjamin SUN Indonesia juga sudah menurun drastis dari 12,5% (November 2009) jadi 1,9% dalam penutupan 2009. Tapi kita mesti tetap berhati- hati karena kenaikan signifikan ini lebih disebabkan karena mengalirnya uang panas ke pasar modal Indonesia. Supaya lebih memberikan manfaat bagi sektor riil maka pemerintah harus mempunyai rencana strategis untuk memaksimalkan dana investasi di pasar modal sehingg a dampaknya lebih terasa oleh perekonomian masyarakat. Oleh karena itu hubungan antara pasar modal dan sektor riil harus dipererat kembali di kemudian hari. Good Corporate Governance Penyebab lainnya yang tidak kalah urgent yaitu kendala keterbukaan dan transparansi emiten go public selaku pengurus dana investasi. Perusahaan diharuskan melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) berdasarkan standar manajemen dan akuntansi international. Oleh karena itu pasar modal dipandang selaku agen ekonomi penting pada sosialisasi GCG untuk sector riil sehingga dana investasi dapat dikelola secara transparan agar lebih efektif dan efisien. Manajemen diharuskan transparan karena emiten selain dimonitor oleh perbankan selaku kreditur, juga akan diawasi public dan juga pemerintah. Dengan begitu prestasi GCG perusahaan transparan dapat lebih signifikan dan professional dibandingkan perusahaan tertutup. Bursa Efek Indonesia selaku otoritas bursa, secara wajar dan bertanggung jawab berhak melakukan monitoring operasional perusahaan secara bertahap. Untuk para pemeran pasar modal, monitoring yang lebih strategis dilaksanakan oleh Bapepam- LK lewat bermacam peraturan yang diterapkan. Untuk mencegah perlakuan criminal “pemilik” (frauding) perusahaan sekuritas terhadap asset dan dana para nasabah, akhir- akhir ini fungsi monitoring Bapepam- LK dibuat agar lebih proaktif. Rencana ini dirasa dapat menaikkan kepercayaan penanam modal kepada pasar modal Indonesia sehingga membuat rasa aman yang lebih. Manajemen Risiko Investasi Menanamkan modal di pasar uang terutama pasar modal Indonesia cukup berisiko besar tapi dapat menyuguhkan return yang tinggi pula. Kenaikan IHSG dan IDR memberikan return yang berbanding lurus dengan risikonya. Inflasi, kebijakan pemerintah, nilai tukar IDR-USD, pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, siklus bisnis, dan krisis geopolitik merupakan beberapa factor yang dapat menjadi sumber risiko investasi. Salah satu risiko tertinggi dewasa ini yaitu perbaikan ekonomi dunia, terlebih ekonomi AS yang dapat menggerakkan sekitar 22% ekonomi dunia. Jika ekonomi AS tidak dapat membaik seperti harapan penanam modal maka tingkat risiko penanaman modal di pasar uang Indonesia akan sangat terpengaruh. Kami memperhitungkan ekonomi dunia dapat naik sekitar 2,6- 2,9% di tahun ini dengan ketentuan perekonomian AS dapat membaik sekitar 2,1- 2,5% di 2010. Agar dapat mengatur risiko investasi itu maka seharusnya pemerintah menciptakan suatu rencana pengaturan risiko investasi yang mampu merangkul para penanam modal secara terkendali dan wajar. Hal tersebut wajib agar dapat mengurangi volatilitas dari unexpected outcome yang hadir dikarenakan gagalnya perbaikan ekonomi global. Selaku pengingat, ekonomi AS sangat terpuruk dan terkena kendala yang rumit. Kondisi itu membuat banyak tantangan bagi AS untuk mampu segera membaik. Situasi ini selalu mengancam Wall Street yang mempunyai pengaruh yang luar biasa dengan bursa dunia termasuk BEI. Karena adanya kesepakatan antara pemerintah dan bank sentral G-20 yang memancing keputusan ekonomi lebih agresif, maka secara umum risiko penanaman modal masih terkontrol dan relatif kecil di tahun 2010 ini. Hal lain yang harus diingat yaitu perjanjian AC-FTA yang berpeluang memukul sector riil Indonesia bila tidak ada usaha penaikan daya saing ekonomi regional. Sementara risiko regional termasuk perkembangan ekonomi dan kendala sosial-politik relative minim. Indonesia selaku negara demokratis terbesar kedua di dunia dirasa oleh para penanam modal cukup tetap dan terkendali terhadap risiki sosial-politik. Tapi penanam modal berkeinginan masalah bail out Bank Century mampu secepatnya teratasi dengan seoptimal mungkin baik secara ekonomi ataupun politis. Menurut riset kami, skandal Century lebih mendapat perhatian dari penanam modal lokal dari pada asing. Potensi Penanaman Modal di Pasar Modal Dengan risiko yang terprediksi, secara umum masa depan penanaman modal di pasar modal BEI 2010 termasuk menjanjikan return yang baik. Kondisi dan situasi ini harus dipertahankan oleh pemerintah lewat bermacam keputusan di sektor moneter dan riil supaya masa depan investasi makin membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) diperkirakan dapat selalu meningkat jadi 5,5-6,0%. Sementara BI rate meningkat jadi 7,0-7,5% dari 6,5% dan inflasi naik jadi 5,2-5,5% dari 2,8%. Perkiraan indikator ekonomi makro ini dirasa baik untuk melaksanakan penanaman modal di pasar modal. Perhitungan pemasukan dan keuntungan perusahaan BEI dapat mengalami kenaikan dengan kisaran 14- 17% sebab semakin kondusifnya perekonomian regional dan kinerja ekspor utamanya komoditas perkebunan maupun pertambangan. Selain itu perekonomian Indonesia ditopang 3 pilar utama yaitu prospek komoditas pertambangan maupun perkebunan yang signifikan, besarnya pasar domestik, dan rencana pembangunan sarana dan prasarana dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Penjualan motor, mobil, dan konsumsi semen yang merupakan bagian sektor riil semakin kodusif selaku ukuran daya beli penduduk. Pasar modal Indonesia dirasa murah disbanding bursa regional lain seperti India dan China dengan PER 20,5 dan 21. Price Earning Ratio (PER) diprediksi ada di tingkat 13- 15% di tahun 2010. Nilai itu masih jauh di bawah rata- rata sebelumnya yaitu 35. Ekonomi global makin membaik karena ketentuan suku bunga yang minim sehingga tidak membebani pemeran usaha global. Selaku acuan tingkat bunga Federal Reserve Fund Target berkisar 0,25%, Euro tetap pada 1% dan Yen di 0,1- 0,2% hingga akhir tahun 2010. Naiknya pelancaran dana asing karena kondusifnya ekonomi dunia membuat penanam modal mengalirkan separuh dana ke pasar uang termasuk pasar modal Indonesia. Berikutnya, akan ada aksi pembelian IDR dengan jumlah besar yang disebabkan masuknya uang panas. Peristiwa ini pun dipancing oleh ketimpangan suku bunga USD dengan IDR sebesar 6,6-7,5%. Secara umum, diperkirakan IHSG dapat mencapai 3.000 dan IDR naik sekitar Rp 9.000,-/USD bahkan berpeluang lebih baik lagi. Tapi perhitungan perbaikan ekonomi dunia masih rentan sehingga potensi terjadinya minor yang mengakibatkan pasar anjlok sekitar 5- 10% masih mengancam pertumbuhan IHSG selama 2010- 2011. Konflik politik di Jalur Gaza (Israel- Palestina), Semenanjung Korea, dan Timur Tengah (Nuklir Iran) akan selalu menghiasi pergerakkan IHSG. Indonesia bisa berekspektasi untuk selalu menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional dan dunia dengan ketentuan selalu membentuk efisiensi pasar modal dan daya saing. Penaikan sektor moneter ataupun riil wajib dilaksanakan dengan berimbang lewat strategi penanaman modal yang menyeluruh dan tepat sasaran. Sumber Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : http://www.kompasiana.com/perdana.wahyu/pasar-modal-indonesia-2010-potensi-risiko-dan-prospek_54ff167aa333115b4450f85d Gambar Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  :  https://breakingnews.co.id/media/31773/conversions/maxres.jpg Nama Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : Eja Hidayat Nim Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : 1502025083 Kelas Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : 5A Manajemen Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia  

Tidak ada komentar

Ads Place