Koranmu Indonesia - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia telah berlangsung kurang lebih selama dua tahun. Dari pandemi ini membuat k...
Pada
tahun 2020 Indonesia memproduksi wortel sebanyak 650.858 ton. Hal ini berarti
tiap bulannya Indonesia rata-rata memproduksi wortel sebanyak 54.238,17 ton.
Provinsi yang menjadi kontributor wortel terbesar di Indonesia adalah
Jawa Barat yakni sebesar 155.312 ton atau 23,35 % kemudian diikuti oleh Jawa
Tengah dan Sumatra Utara. Hal tersebut menunjukkan bahwa produksi wortel di
Indonesia tidak terlalu menyebar.
Walaupun
bukan menjadi komoditas utama di Indonesia, produksi wortel di Indonesia
memiliki tren meningkat. Sejak tahun 2016 produksi wortel di Indonesia
cenderung selalu mengalami kenaikan dengan rata-rata kenaikan tiap tahunnya
sebesar 5,14 %. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2017 ke tahun 2018 yakni
sebesar 13,45% atau sebanyak 72.293 ton. Lantas bagaimana dengan angka konsumsi
wortel di Indonesia? Ternyata sejak tahun 2017 hingga 2020 angka konsumsi
wortel masyarakat Indonesia selalu mengalami penurunan dengan rata-rata
penurunan sebesar 18,87 % tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa memakan
wortel secara rutin belum menjadi hal penting bagi masyarakat Indonesia.
Dari
sisi ekspor dan impor wortel , nilai keduanya sangat berkebalikan. Nilai ekspor
wortel terhitung sejak 2016 sampai 2020 terus mengalami kenaikan. Kenaikan
nilai ekspor terbesar terjadi pada 2019 ke 2020 yakni kenaikan yang sangat
signifikan yakni sebesar 398,4 %. Dari nilai ekspor tersebut terdapat
tiga negara yang menjadi tujuan ekspor utama yakni Malaysia dengan nilai ekspor
mencapai US$ 24,41 ribu (53,27 ton), Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$
23 ribu (20,13 ton), dan Timor Leste dengan nilai ekspor mencapai US$ 115 (120
kg).
Sementara
dari sisi impor wortel, nilai impor wortel mengalami naik turun. Hal yang
menarik terjadi pada tahun 2016 ke 2017 terjadi penurunan impor wortel
yang sangat drastis yakni sebesar 99.93%. Pada tahun-tahun berikutnya nilai
impor wortel tidak mengalami perubahan yang terlalu drastis. Pada tahun 2020
nilai impor wortel mencapai US$ 402,48 ribu, naik sebesar US$ 402,24
ribu. Negara asal utama impor wortel adalah Australia dengan nilai impor
mencapai US$ 401,54 ribu (202,82 ton), Tiongkok dengan nilai impor mencapai US$
900 (360 kg), dan Kanada dengan nilai impor mencapai US$ 44 (2 kg).
Besarnya
selisih nilai ekspor dan impor sangat disayangkan. Besarnya nilai impor
menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu untuk memenuhi kebutuhan wortel dalam
negeri. Lantas, bagaimana solusi untuk mengurangi impor sehingga setidaknya
mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri? Maka, untuk menekan angka impor wortel
berarti Indonesia perlu untuk meningkatkan produksinya. Memperluas lahan
penanaman wortel bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan jumlah
produksi wortel. Selain dari segi kuantitas, Pemerintah melakukan impor karena
wortel hasil impor memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding wortel domestik
yang membuatnya lebih diminati masyarakat Indonesia. Hal itu juga menjadi
tantangan untuk meningkatkan kualitas wortel domestik sehingga pemerintah tidak
perlu melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penulis: Aqsal Rizky Ramadhani
Email: aqsalr89@gmail.com
No.Hp: 081232522632
Sumber: bps.go.id
GambarL: <a href="https://www.freepik.com/photos/food">Food photo created by
stockking - www.freepik.com</a>
Tidak ada komentar