Page Nav

HIDE

Update

latest

Dosen dan Mahasiswa FIKES UHAMKA melakukan Edukasi Gizi Bagi Remaja di Kota Depok

Edukasi gizi Remaja di Kota Depok Situasi kesehatan anak remaja usia 13-18 tahun masih belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Masalah ...


Edukasi gizi Remaja di Kota Depok



Situasi kesehatan anak remaja usia 13-18 tahun masih belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Masalah gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia masih terjadi, khususnya pada remaja putri. Oleh karena itu Dosen dan mahasiswa FIKES UHAMKA melakukan Kegiatan PKM bagi remaja putri di Posyandu Remaja Naladhipa, Depok. 

Kegiatan ini diisi dengan penyampaian Materi edukasi mengenai apa itu anemia dan jenisnya, faktor penyebab dan dampak dari anemia ditayangkan melalui video yang menarik.  Yoli Farradika, SKM., M.Epid memaparkan bahwa remaja putri lebih rentan terkena anemia karena ada dalam periode pertumbuhan yang pesat, ditambah adanya menstruasi rutin yang menyebabkan kebutuhan zat besi serta zat gizi lain meningkat. Tetapi seringkali remaja putri rentan terhadap pola diet yang keliru. 

Selanjutnya, penjelasan tentang gizi seimbang dan isi piringku dikemas lewat video berdurasi 3menit. Dalam video, Ibu Nursyifa Rahma Maulida, M.Gizi menjelaskan bahwa pengaturan makan dengan isi piringku dapat mencegah remaja dari anemia. Isi piringku merupakan konsep dimana setiap makan dalam piring makan harus terdiri dari sumber karbohdirat, sumber protein baik hewani dan nabati, juga sumber vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Karena dengan konsumsi yang seimbang akan memenuhi kebutuhan zat besi serta zat gizi lain yang membantu penyerapan zat besi lebih optimal di dalam tubuh.

Tanya jawab dan diskusi interaktif dengan peserta dilanjutkan untuk memastikan peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan anemia. Pertanyaan seputar materi dilontarkan untuk menstimulasi peserta. Penekanan dari narasumber mengenai anemia dan gejalanya diterangkan ”Zat besi berfungsi sebagai pembentuk hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

Jika tubuh anemia, hemoglobin rendah, oksigen ke otak akan berkurang yang menyebabkan kita tidak bisa konsentrasi, mudah mengantuk. Oksigen juga diperlukan di otot, jika berkurang menyebabkan tubuh menjadi letih, lelah, lemas, lunglai, lesu sebagai gejala dari anemia 5L”, jelas DR. Helda Khusun.


  Sehingga, masalah anemia remaja menjadi prioritas untuk dicegah sedini mungkin mengingat dampaknya yang cukup serius pada periode kehidupan selanjutnya. Ada tiga upaya utama untuk pencegahan anemia pada remaja putri, yaitu pemberian tablet tambah darah (TTD) satu kali dalam seminggu, perbaikan pola makan dengan konsumsi makanan tinggi zat besi dan dalam jangka panjang adalah fortifikasi pangan dengan zat besi. 

Keberhasilan pemberian TTD dan perbaikan pola makan dalam rangka pencegahan anemia sangat tergantung dari upaya edukasi berkelanjutan untuk memperbaiki pengetahuan dan sikap. Oleh karena itu, penguatan pemberian edukasi dalam rangka pencegahan anemia kepada remaja putri dirasa perlu dan menjadi kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM)

Yang menarik selanjutnya dalam kegiatan PKM ini adalah edukasi dengan metode Teams Games Tournament (TGT). Metode ini merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran remaja sebagai tutor sebaya yang dilakukan dengan permainan interaktif.

 Mahasiswa FIKES UHAMKA memandu peserta dalam TGT untuk menyusun Isi Piringku dengan bahan yang diberikan berupa kertas putih berbentuk lingkaran dan gambar-gambar bahan makanan sesuai prinsip gizi seimbang. Peserta di dalam tim sangat antusias dan mencoba menyusun sesuai pemahaman materi yang diberikan sebelumnya. Tidak berhenti di situ, ada kuis kekinian menggunakan aplikasi untuk mengevaluasi pemahaman peserta dari materi dan games yang sudah diberikan. 


Kegiatan PKM ditutup meriah dengan salah satu peserta memberikan kesan dan pesannya dalam PKM tersebut, “Kegiatannya keren, aku jadi tau kalo prinsip makan bukan lagi 4 sehat 5 sempurna tetapi isi piringku. Aku jadi jadi tau cara cegah anemia dengan konsumsi tablet tambah darah dan konsumsi makanan yang bergizi. Dan kalo bisa acaranya dilanjutkan lagi, aku mau ikut.” Keberhasilan dalam edukasi gizi dengan metode TGT diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri untuk mencegah anemia sebagai upaya penurunan prevalensi anemia di Indonesia.




Tidak ada komentar