"Ekonomi Modern" Ekonomi Modern Perdagangan antar tiap negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan ab...
"Ekonomi Modern"
Ekonomi Modern
Perdagangan antar tiap negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia ( sebelum perang dunia I ) mampu memberikan saham yang besar bagi perkembangan perdagangan internasional yang pesat. Dengan adanya Teori klasik nampaknya mampu memberikan dasar serta penjelasan bagi kelangsungan dan jalannya perdagangan dunia. Karena terlihat oleh usaha masing-masing negara yang ikut didalamnya untuk melakukan spesialisasi dalam produksi, dan berusaha mengekspor barang-barang yang paling sesuai bagi mereka. Negara tropik berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta mengekspor barang-barang yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan Negara yang sedang, dan relatif kaya akan modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang industri. Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapat disimpulkan :
- perdagangan internasional / antar negara tidak banyak berbeda, hanya kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah. Perbedaannya terletak pada masalah jarak. Oleh karena itu Ohlin melepaskan anggapan ( yang berasal dari teori klasik ) bahwa dalam perdagangan internasional ongkos transport dapat diabaikan.
- barang-barang yang akan diperdagangkan antar negara tidak didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan, tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor- faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu.
Oleh karena itu Tiap-tiap negara memiliki faktor-faktor produksi neo-klasik ( tanah, tenaga kerja, modal ) dalam perbandingan yang berbeda, sedangkan untuk menghasilkan sesuatu barang tertentu diperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula. tetapi tidaklah berarti bahwa kombinasi faktor-faktor produksi itu adalah tetap. untuk mendapatkan sesuatu macam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun juga sama, tetapi proporsi masing-masing faktor produksi dapat berlainan ( karena adanya kemungkinan penggantian / subtitusi faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam batas-batas tertentu ). Dengan adanya teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya menyatakan bahwa :
- Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak ( dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu murah ), hingga akhirnya harga barang-barang itu relatif murah karena ongkos produksinya relatif murah. Indonesia memiliki cukup banyak tenaga kerja ringan dengan modal yang cukup relatif sedikit dan bisa dibilang dapat menghasilkan dan mengekspor barang-barang yang sangat padat karyanya.
- mengutamakan produksi dan ekspornya pada barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak, maka harga faktor produksi yang relatif banyak akan naik. Tetapi dalam penggunaan produksi cukup banyak yang diperlihatkan pada jumlah phisiknya, dan tidak ditunjukkan pada harga relatifnya. harga relatif dari kedua macam barang tersebut sebelum perdagangan berjalan yaitu berlainan, dan negara yang memiliki faktor produksi tenaga kerja relatif banyak akan cenderung untuk menaikan produksi barang yang dapat mengurangi tingkat pemakaiannya produksi pada barang yang memiliki sedikit modal. Dan tiap negara itu akan mengirim barang yang sedikit karyanya dan mengimpor barang yang sedikit modal.
Dengan demikian perdagangan internasional akan mendorong naik harga faktor produksi yang relatif sedikit. akibatnya negara yang memiliki faktor produksi modal relatif banyak, upah akan turun sedang harga modal tingkat bunga akan naik. Jadi perdagangan internasional cenderung untuk mendorong harga faktor produksi yang sama, antar negara menjadi sama pula . Oleh karena itu Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya merasa memperoleh manfaat dari adanya perdagangan . Dengan adanya perdagangan merupakan kelanjutan atau bentuk yang lebih maju daripertukaran yang didasarkan atas kesukarelaan masing-masing pihak yang terlibat. Tentu saja pengertian âkesukarelaanâ dalam perdagangan internasional harus diberi tanda petik, karena realitasnya kesukarelaan ini sebenarnya tidak selalu terjadi, namun paksaan yang mendorong terjadinya perdagangan internasional itu tidaklah selalu terlihat jelas. Dari Salah satu bentuk paksaan ini misalnya, terlihat pada perdagangan yang timbul sebagai akibat bantuan luar negeri yang mengikat (Tied aid). Apabila negara A menerima bantuan dari negara B tetapi dengan ketentuan bahwa bantuan (kredit) itu harus dibelanjakan di negara B, maka perdagangan yang timbul antara A dan B sebagai akibat pada pemberian bantuan kepada barang itu jelas, dan tidak sepenuhnya diatur menurut kedua belah pihak. Paksaan yang lebih halus lagi terlihat pada bentuk-bentuk perdagangan internasional yang merupakan ikutan dari perkembangan industrialisasi dalam negara-negara yang sedang berkembang yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyai cabang dalam negara yang bertempat dalam kediaman negara-negara yang maju ( perusahaan-perusahaan multinasional). Harga barang yang sama dapat berlainan di negara yang berlainan karena hargadicerminkan oleh ongkos produksi (apabila permintaan dianggap sama), sehinggaperbedaan harga timbul karena perbedaan ongkos produksi. Menurut pendapat  Ricardo & Mill, Ongkos produksi ditentukan oleh banyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu. Jadi apabila untuk membuat barang yang sama diperlukan banyak jam yang berlainan bagi negara yang berlainan tersebut, maka ongkos produksinya juga akan berlainan. Dan ada juga yang berbeda dalam jam kerja, menurut teori para tokoh, Ricardian (klasik) oleh sebab itu karena adanya perbedaan dalam teknik produksi (tingkat teknologi), dalam keterampilan kerja (produktivitas tenaga kerja), dan juga dalam perbedaan penggunaan pada faktor produksi atau kombinasi antar mereka. Dengan kata lain ongkos produksi untuk membuat barang yang sama berlainan karena fungsi produksinya lain. Menurut pendapat Heckscher Ohlin, ongkos produksi dapat di tentukan ole h penggunaan faktor produksi. Apabila adanya faktor dalam memproduksi sumber daya itu, dapat digunakan dalam proporsi dan intensitas yang berbeda, tetapi dengan tingkat teknologi dan produktivitas tenaga kerja sama, dan biaya produksi untuk pembuatan barang yang sama dalam negara yang berlainan juga akan lain. Perbedaan dalam penggunaan proporsi dan intensitas faktor produksi yang disebabkan karena perbedaan dalam hadiah alam (factor endowment) yang diterima oleh masing- masing negara. Dengan pendapat yang berbeda, biaya produksi untuk membuat suatu barang yang berbeda. Oleh karena itu perbedaann hadiah alam itu, bukan adanya fungsi produksi yang lain. Salah satu kesimpulan utama teori H-O adalah bahwa perdagangan internasionalcenderung untuk menyamakan tidak hanya harga barang-barang yang diperdagangkan saja, tetapi juga harga faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dalam ringkasan ini sebenarnya disebabkan adanya akibat konsepsi dari m ereka yang mengenai hubungan antara spesialisasi dengan proporsi dari faktor-faktor produksi yang dapat digunakan. Dalam hal-hal khusus, bahkan tidak mungkin untuk mengenali apakah barang-barang itu barang-barang padat karya ataukah barang-barang padat modal dipandang dari dunia seabagai satu keseluruhan. Terutama dalam negara yang memiliki tenaga kerja yang cukup relatif banyak, dapat mempunyai keuntungan yang banyak dalam memproduksi barang-barang yang kekurangan modal dan sebaliknya. Penulis : Ilyas Shafira, 1E, (NIM: 1706015164)
Sumber Artikel :Â https://mohammadsiroh.wordpress.com/koperasi-kewirausahaan/teori-ekonomi-modern/Â Gambar :Â https://dhievhiea.files.wordpress.com/2011/01/kroger-fruit-2.jpg
Tidak ada komentar