Page Nav

HIDE

Update

latest

Jelang 100 Hari Pilpres 2019, BPN Prabowo Sandi Siapkan Strategi Khusus

Wakil Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dhimam Abror menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan strategi...



Wakil Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dhimam Abror menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan strategi khusus untuk menaikkan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto- Sandiaga Uno 100 hari jelang Pilpres 2019.

Hal itu ia ungkapkan dalam menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) yang menunjukkan bahwa selama dua bulan masa kampanye, belum banyak masyarakat mengetahui program yang ditawarkan oleh pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Kami siapkan jurus-jurus khusus 100 hari menjelang hari H untuk menggenjot elektabilitas yang terus menerus menunjukkan tren naik," ujar Dhimam saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/12/2018).

Kendati demikian, Dhimam tidak dapat menyebutkan secara detail mengenai strategi tersebut. Ia hanya menjelaskan tim pemenangan tetap fokus pada isu-isu di sektor ekonomi terutama menyangkut ketersediaan lapangan kerja, harga-harga kebutuhan pokok, kemiskinan dan kesenjangan. Kemudian, BPN juga akan menargetkan masyarakat di kawasan pedesaan (rural area) dan memperkuat konsolidasi di segmen pemilih kelas menengah di daerah perkotaan. Selain itu strategi atau program khusus itu juga disiapkan untuk menyasar kelompok milenial.

"Pokoknya dalam program 100 hari ini akan ada kejutan-kejutan," kata Dhimam.

Berdasarkan hasil survei LSI, terdapat lima program Prabowo-Sandiaga yang pernah didengar atau diketahui oleh masyarakat. Namun, dari 1.200 responden yang disurvei pada 10 hingga 19 November 2018, tidak sampai 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui lima program tersebut.

"Program Prabowo-Sandiaga belum masif terdengar. Rata-rata di bawah 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui," ujar peneliti LSI Rully Akbar di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).

Sebanyak 25,6 persen responden mengaku pernah soal program OK OCE dinasionalkan. Sementara 23,5 persen mengetahui program Gerakan Emas atau Emak-emak dan Anak Minum Susu. Kemudian, sebanyak 18,7 persen mengakui pernah mendengar program terkait larangan impor. Selain itu, 13,5 persen responden pernah mendengar soal program menaikkam gaji PNS dan 10,2 persen terkait pengangkatan guru honorer.

Selain itu, lanjut Rully, kelima program tersebut tidak masuk daftar 10 isu teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial. Berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media. Online, yakni: 1. Hoaks Ratna Sarumpaet 2. Pembakaran bendera 3. Tampang Boyolali 4. Politik Sontoloyo 5. Politik genderuwo 6. 4 Tahun Kepemimpinan Jokowi 7. Janji Esemka 8. Game of Thrones Jokowi 9. Sandiaga lompat makam 10. Jokowi gratiskan Suramadu

"Program-program Prabowo-Sandiaga tersebut tidak masuk dalam hot issue. Ini kekurangannya, tidak masuk dalam debat program tapi lebih kepada hal-hal yang lebih sensional," kata Rully.

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2018/12/07/14464751/bpn-prabowo-sandiaga-siapkan-strategi-khusus-100-hari-jelang-pilpres.

Tidak ada komentar