Page Nav

HIDE

Ads Place

Pelatihan Jurnalistik Bagi Kader Muhammadiyah

Perkembangan dunia jurnalistik dewasa ini tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Di tengah derasnya...


Perkembangan dunia jurnalistik dewasa ini tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.

Di tengah derasnya arus informasi melalui berbagai macam kanal, dibutuhkan jurnalistik sebagai filter setiap informasi yang ada.

Latar belakang itulah yang melandasi dua dosen dari Fisip UHAMKA, yaitu Abdul Khohar, dan Andhika Pamungkas, mengadakan pengabdian masyarakat, Jumat (16/8) di PC Pemuda Muhammadiyah, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Kegiatan yang merupakan salah satu bentuk realisasi dari catur dharma Universitas dilakukan dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik bagi Pemuda Muhammadiyah cabang Setiabudi, Jakarta. Acara dibagi kepada beberapa sesi, yang setiap sesinya menampilkan pembicara yang sudah berpengalaman dalam bidang jurnalistik. Salah satunya adalah Raden Rachmadi, Produser acara Kriminal di salah satu televisi swasta. Pembicara yang banyak mengupas bagaimana cara menulis berita yang berkarakter membuat peserta antusias mendengarkan pengalaman yang sudah dijalankan oleh pembicara selama menjadi wartawan investigasi di Majalah TEMPO.

Menurut Raden, tulisan yang berkarakter adalah tulisan yang mencerminkan jati diri si penulisnya. "biasanya sebelum menulis seseorang harus melakukan riset kecil-kecilan terhadap tulisan yang mau dibuat. contoh tulisan mengenai sebuah peristiwa kriminal. minimal kita tahu dari sudut mana kita akan menulis"pugkas Raden. "dari tulisan seseorang juga kita bisa tahu karakter orang tersebut seperti apa"pungkas mantan wartawan Tempo terserbut.

Selain mengenal bagaimana cara menulis berita, peserta juga diajarkan bagaimana mendesain sebuah buletin yang enak dilihat. Pada sesi ini pembicara yang dihadirkan adalah Romika Junaidi, dosen desain grafis di UHAMKA. Pria yang akrab disapa Jun ini, banyak membicarakan bagaimana tampilan desain dari berbagai buletin organisasi keagamaan. "seharusnya desain yang baik adalah desain yang dapat menarik orang yang melihat untuk membacanya. Jadi yang pertama adalah tampilannya dulu, masalah isi belakangan. Kalau tulisannya bagus tapi tampilannya jelek, orang juga males lihatnya"tegas pria yang juga mengajar di UNAS.

Setelah acara ini, peserta diharapkan dapat membuat dan mengelola buletin sendiri yang layak untuk dipublikasikan. "Acara ini sangat berguna bagi kami yang tidak punya latar belakang jurnalistik. Dengan kegiatan ini kami mengerti dan paham bagaimana membuat sebuah tulisan yang nantinya kami bisa aplikasikan dalam organisasi kami yang ingin mempunyai buletin sendiri"ungkap Hana, peserta pelatihan.

Semoga dengan diadakannya acara ini dapat bermanfaat bagi para peserta dan masyarakat sekitar Setiabudi Jakarta Selatan dan menjadi pengalaman yang berharga dalam mengelola organisasi Muhammadiyah khususnya di cabang Setiabudi, Jakarta.​

Tidak ada komentar

Ads Place