Rabu, 26 Februari 2020 Pukul 02:40 dini hari Mahasiswa beserta segenap dosen PGSD FKIP UHAMKA melakukan perjalanan laut dari Pelabuha...
Rabu, 26 Februari 2020
Pukul 02:40 dini hari Mahasiswa beserta segenap dosen PGSD FKIP UHAMKA melakukan perjalanan laut dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali yang memakan waktu kurang lebih 1 jam. Dengan kondisi tubuh yang lelah namun hati yang senang, kami pun tiba di Bali. Dari Pelabuhan Gilimanuk, kami langsung melanjutkan perjalanan darat menuju Tabanan untuk ISHOMA di Kurnia Village Resto yang letaknya tak jauh dari area kawasan objek wisata Tanah Lot Bali. Usai ISHOMA, kami dipandu oleh Tourguide yang disediakan pihak PGSD UHAMKA akhirnya menuju ke Tanah Lot.
Objek wisata Tanah Lot memang tidak pernah sepi dari pengunjung dalam negeri, tempat ini juga dikunjungi banyak turis dari berbagai negara yang datang untuk melihat salah satu daya tarik dari objek wisata ini yaitu terdapat dua pura yang dibangun diatas tebing batu karang yang letaknya ada dipesisir pantai dan pura yang menghadap ke Samudera Hindia. Dari tempat parkir menuju area pura terdapat banyak sekali toko dan factory outlet yang menjual berbagai macam pernak pernik khas Bali. Mata saya dan teman-teman tertuju pada sajian atau sesajen yang selalu ada disetiap sudut-sudut jalan menuju pura yang sempat kami temui, berdasarkan informasi yang didapatkan dari Bli Arya (tourguide yang ada di bis kelas kami) konon katanya sesajen yang dibuat oleh umat Hindu di Bali dipersembahkan untuk sang pencipta sebagai bentuk rasa bersyukur.
(Tanah Lot Bali – Kelas 8F PGSD UHAMKA)
Di sana kami menghabiskan waktu dengan menggali informasi terkait Tanah Lot, berfoto, makan siang, dan berbelanja sedikit cinderamata. Setelah kunjungan Tanah Lot selesai, saya dan teman mahasiswa lainnya serta Dosen PGSD FKIP UHAMKA kembali melanjutkan perjalanan menuju SD Muhammadiyah 1 Denpasar untuk bersilaturahmi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali (PWM Bali). Dalam silaturahmi tersebut membahas beberapa poin terkait dengan tantangan dakwah Muhammadiyah di Bali, peran Muhammadiyah di Bali, serta bagaimana cara Muhammadiyah menjaga eksistensinya ditengah-tengah keragaman budaya yang ada di Bali.
(foto Silahturahmi keluarga PGSD Uhamka dan PWM Bali)
Usai melakukan silaturahmi dengan PWM Bali, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Krina Bali. Krisna Bali ini dikenal sebagai salah satu pusat oleh-oleh khas Bali dengan harga terjangkau. Berbagai oleh-oleh khas Bali seperti pie susu, kacang kapri, kain bali dan baju menjadi buruan saya dan mahasiswa lainnya. Setelah puas berbelanja, kami bersiap untuk makan malam dan check in hotel. Hotel tempat kami menginap yaitu, D'Varee Diva Hotel yang terletak di Kuta. Perjalanan kami di hari ini pun selesai dan berlanjut pada esok hari.
(Hotel D'Varee Kuta, Bali. Photo by: Dicha)
Kamis, 27 Januari 2020
Memulai hari dengan sarapan pagi di hotel, selepas itu kami langsung menuju pusat kata-kata 'Joger', mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat-lihat produk Joger yang menjual berbagai macam barang seperti baju dengan kata-kata unik dan kerajinan tangan khas joger dengan kualitas yang tidak diragukan lagi. Usai dari pusat kata-kata Joger, kami menuju Garuda Wisnu Kencana. Garuda Wisnu Kencana diartikan sebagai kendaraan Dewa Wisnu yatu Garuda. Di dalam Garuda Wisnu Kencana ini juga terdapat patung tertinggi ke 3 di dunia dengan tinggi mencapai 121 meter. Yang menarik lagi, ternyata lahan tempat dibangun Garuda Wisnu Kencana (GWK) adalah lahan bekas penambangan kapur liar.
Tak lengkap rasanya berkunjung ke Bali tanpa datang ke Pantai yang terkenal eksotisnya incaran para turis asing maupun lokal. Kami mengunjungi Pantai Pandawa yang berada di Desa Kutuh, Kuta Selatan Bali. Pantai ini sering disebut sebagai pantai tersembunyi karena letaknya yang diapit oleh tebing-tebing batu. Pemandangan tebing-tebing batu terlihat sangat menakjubkan di sepanjang perjalanan menuju Pantai Pandawa. Selain tebing-tebih indah yang menjulang tinggi di sepanjang jalan menuju pantai juga terdapat beberapa tokoh patung yang kita kenal seperti, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
(Pandawa Beach)
Air laut yang sangat biru dan bersih dengan suara deru ombak yang disertai dengan hamparan pasir putih yang sangat cantik menyambut kami sesaat sampai di sana. Ada sebagian pengunjung yang menaiki Cano (perahu kecil yang bisa dipakai 2-3 orang), berenang di pantai, dan juga bermain pasir.
(Tari Kecak, Pandawa Beach)
Kami mengahabiskan sore dengan bermain di sepanjang Pantai Pandawa dan menonton pertunjukan tari kecak di Pantai Pandawa yang dimulai pukul 18:00 WITA sambil menikmati keindahan pemandangan matahari terbenam di sana.
Penulis
Alysa Risca Fatima, Dicha Yuni Hastuti & Diah Lestari Safitri
Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA
Tidak ada komentar