Page Nav

HIDE

Update

latest

Rasulullah Pemimpin Hebat yang Romantis

Posisi seorang pemimpin sangatlah strategis dan vital karena kebijakan yang menjadi kewenangannya akan sangat mempengaruhi kehidupan wa...


Posisi seorang pemimpin sangatlah strategis dan vital karena kebijakan yang menjadi kewenangannya akan sangat mempengaruhi kehidupan warga masyarakatnya. Seorang penyair bernama Al Afwahi Al Audiy mengatakan dalam bait Mahfudzatnya:
لَا يَصْلُحُ النَّاسُ فَوْضَى لَا سَرَاةَ لَهُمْ # وَلَا سَرَاةَ إِذَا جُهَّالُهُمْ سَادُوْا
Tidak akan baik kondisi masyarakat tanpa adanya seorang pemimpin bagi mereka # dan tidak ada pemimpin ketika orang-orang bodoh justru yang menjadi orang yang dihormati (sayyid).

Setidaknya ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi dan dimiliki seorang pemimpin sehingga ia akan dihormati dan dipatuhi oleh rakyatnya, baik kaum cerdik pandai maupun kaum awam. Kedua syarat dimaksud adalah ilmu pengetahuan/wawasan yang memadai dan harta kekayaan/finansial yang mencukupi. Seorang pemimpin yang memiliki dua syarat penting tadi maka tidak mudah untuk diintervensi, didikte, dibonekakan dan dijadikan sekedar 'yes man'. Hal ini seperti diterangkan dalam sebuah potongan Sya'ir (Al Muqtathafât):
ُاُطْلُبْ فِي الحَيَاةِ العِلْمَ وَالمَالَ تَحٌزِّ الرِّيَاسَةَ عَلَى النَّاسِ، لِأَنَّهُمْ بَيْنَ خَاصٍ وَ عَامٍ، فَالخَاصَّةُ تُفَضِّلُكَ بِالعِلْمِ والعَامَّةُ تُفَضِّلُكَ بِالمَالِ
Milikilah dalam kehidupan ini ilmu dan harta niscaya engkau akan mendapatkan kepemimpinan atas manusia, karena mereka terdiri dari kaum elit dan kaum awam, kaum elit cenderung menghormatimu karena faktor keilmuan dan kaum awam cebderung menghormatimu karena faktor kekayaan.


Terlebih dalam suasana 'Hari-Hari Corona' seperti sekarang ini, kita sangat menghajatkan para pemimpin nasional hingga lokal yang memiliki kompetensi dan kualifikasi FAST: Fathânah/Cerdas, Amânah/Tidak Berhianat, Tablîgh/Komunikatif, Shiddîq/Jujur. Dengan 4 hal tersebut maka Rasulullah Muhammad SAW berhasil menjadi pemimpin hebat yang sangat berpengaruh di dunia dan berada pada urutan pertama dibandingkan para pemimpin dan tokoh lainnya seperti yang ditulis oleh Michael Hart dalam bukunya yang termasuk international best seller.

Di sisi lain, seorang pemimpin disamping harus sukses dalam memenej perhatian dan tanggungjawabnya terhadap rakyat juga harus berhasil dalam menciptakan kondisi rumah-tangganya penuh sakinah, mawaddah, rahmah dan barakah. Berikut digambarkan betapa romantisnya Rasulullah dalam memperlakukan istrinya. Bukankah sering kita dengar bahwa dibalik kesuksesan seorang pria/suami ada kehebatan seorang wanita/istri. Terlebih dalam menjalani kebijakan Stay at Home yang tentunya para suami lebih banyak waktu bersama para istri di rumah, semoga tulisan ini menginspirasi kita semua.

Dari beberapa kitab Sejarah Rasulullah yang pernah terbaca oleh saya seperti Ar Rahîqul Makhtûm, Asy Syamâil Muhammadiyah dan Yaumun Fî Baiti Rasûlillah tergambar bagaimana beliau menjadi suami yang penuh cinta, setia, bertanggungjawab, kasih sayang, lemah lembut dan adil. Kalau sekarang ada istilah Suami SIAGA (Siapa Antar Jaga) bagi istri yang sedang hamil maka beliau SIAGA sepanjang masa.

Rasulullah senang memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan, misalnya beliau memanggil 'Aisyah dengan panggilan 'Humaira' yang bermakna 'kemerah-merahan' atau 'Aisy sebagai panggilan singkat dari 'Aisyah. Awal-awal pernikahan dulu, saya pernah panggil istri saya yang bernama Upi Nurjannah dengan panggilan Janne (Bahasa India) yang berarti Darling atau Habibati Qalbiy hehehe.

Rasulullah juga pernah minum dari gelas bekas minumnya 'Aisyah yang tentu saja membuat hatinya bangga dan bahagia merasa diperhatikan suaminya. Konon, seorang wanita terkadang merasa kurang percaya diri dengan penampilan, kondisi dan aroma tubuhnya manakala sedang mendapat 'tamu bulanannya', pada saat-saat kondisi seperti menjadi cobaan bagi suami untuk tetap menjadikan istri lakasana bidadari turun ke bumi saat ada pelangi hihihi.

Pernah juga Rasulullah pada suatu kesempatan bertanya kepada istrinya adakah makanan untuknya dan dijawab tidak ada kemudian beliau langsung berniat puasa sunnah pada waktu itu. Juga ketika beliau pulang ke rumah pada malam hari dan ketika mengetuk pintu ternyata istrinya sudah tertidur maka beliau langsung rehat malam di luar rumahnya.

Tidak kalah menarik adalah episode kisah Rasulullah berloba lari dengan istrinya. Dalam suatu perjalanan Rasulullah mengajak 'Aisyah lomba lari dan ternyata 'Aisyah menjadi pemenangnya karena badannya yang relatif kecil sehingga ringan langkah larinya. Pada kesempatan lain ketika kondisi tubuh 'Aisyah sudah tidak langsing lagi, mereka berdua berlomba lari lagi dan kali ini Rasulullah yang menang. Sembari dengan nada romantis beliau berujar kepada istrinya: "Ini adalah pembalasanku yang dulu itu!".

Rasulullah juga pernah sesekali mengajak istrinya mandi berdua dalam sebuah bejana. Dalam suasana kedekatan seperti itu tentu akan lebih menumbuhkembangan cinta dan kasihsayang serta pengertian diantara keduanya sehingga lebih mudah menyampaikan ungkapan hati terdalamnya. Beliau juga tidak segan untuk menjahit sendiri pakaian yang sudah terkoyak.

Ada juga kisah yang menunjukkan kepiawaian Rasullah dalam berbuat adil terhadap para istri beliau. Antara lain ketika masing-masing diberi hadiah yang harus dirahasiakan dari yang lain. Dan ketika 'Aisyah bertanya kepada beliau dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri para istri lainnya:" Ya Rasulallah, siapakah istri yang paling Engkau cintai diantara kami?", kemudian beliau jawab: "Sesiapa yang telah mendapatkan hadiah dariku maka dialah istri tercintaku!". Dan tentu saja, mereka semua tersenyum bahagia karena merasa menjadi istri tercinta suaminya. Sungguh luar biasa.

Apakah bahtera keluarga Rasulullah selalu berjalan tanpa adanya ombak dan angin halang rintangan?. Fakta berita fitnah (hadîtsul ifki) menjadi salah-satu bukti betapa cobaan dalam mengarungi kehidupan bersama adalah pasti adanya, aksioma. Juga, bagaimana ketika para istri beliau (ummahátul mukminîn) menyampaikan 'protes' untuk mendapatkan bagian dari harta kekayaan yang diperoleh dalam perang (ghanîmah) sebagaimana para istri Sahabat Nabi juga mendapatkannya. Semua ujian dan cobaan tersebut berhasil beliau lalui dengan Happy Ending.

اللهم صل على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين، آمين.

Selamat Berbahagia Bersama Keluarga.

Bogor Barat, Jum'at, 3 April 2020.
Ditulis oleh Muhlisin Ibnu Muhtarom, Guru Darunnajah Cipining, Alumni Magister Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, pernah mengikuti Summer Course di Universitas Ummul Qura Makkah Al Mukarramah.