Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka Mengadakan Pengabdian Kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Para Maha Siswa Dikarenakan masih dal...
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka Mengadakan Pengabdian Kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Para Maha Siswa
Dikarenakan masih dalam masa pandemi Covid-19, Pemerintah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Sehingga UHAMKA melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini di kota Jakarta. Menurut Kami kegiatan ini bertujuan untuk perwujudan mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat, memberikan penyuluhan kepada Nenek Iroh untuk mengembangkan usaha dagangnya.
Kami diberikan tugas untuk mencari seseorang yang sangat membutuhkan bantuan agar bisa bertahan hidup di tengah pandemi ini, kami mulai mensurvei dari warga sekitaran rumah masing- masing, dan akhirnya kami mendapatkan seseorang yang pas dengan kriteria yang kita cari, orang tersebut tinggal tidak jauh dari kampus kami, kami mendapatkan informasi tersebut dari salah satu anggota kelompok kami yang bernama Erika dengan menanyakan warganya yang terdampak pandemic COVID-19, setelah mendapatkan informasi tersebut, kami langsung bergerak menuju rumah yg di infokan oleh pak RT. Kemudian kelompok kami bergerak ke alamat jl.Madrasah Rt.04/05, Kel. Susukan, Kec.Ciracas, No.78, Jakarta Timur.
Namanya adalah Nenek Iroh, usia 71 tahun merupakan istri yang mempunyai Dua ( 2 ) orang anak dan memiliki suami bernama Agus widodo. Nenek iroh tinggal di sebuah rumah kontrakan yang bisa di bilang sangat menyulitkan perekonomian keluarganya karna harus menyisihkan pendapatannya untuk membayar kontrakan tersebut, terlebih lagi mbah iroh yang sangat terkena dampak dari pandemi ini, bagaimana tidak? Beliau terkena masalah yang rumit sekali pada awal Maret suami beliau terjatuh saat bekerja di kampung halamannya, beliau hanya bermodalkan uang sedikit untuk mencari nafkah ke ibukota yaitu akarta, tentu Nenek iroh sangat kalang kabut karna kehilangan mata pencariannya suaminya itu.
Beliau akhirnya memutar otak bagaimana agar bisa menghidupi keluarganya dengan bermodalkan sedikit uang, dan akhirnya beliau memutuskan untuk beralih profesi menjadi pedagang buah-buahan keliling, dengan modal pinjaman tetangga, Nenek Iroh memanfaatkan modal untuk membuat gerobak dan perlengkapan dagangannya, tentu hal tersebut masih kurang dari cukup untuk kehidupan sehari-hari, namun apa mau boleh buat, keadaan yang memaksa beliau untuk berjuang lebih keras lagi untuk terus menghidupi keluarganya.
Biasanya beliau sebelum berdagang selalu membeli buah-buahan di pasar yang terdekat, setelah membeli buah-buahan barulah beliau pulang untuk mengambil gerobak dagangannya ,"ya saya membeli buah-buahan terlebih dahulu sebelum mulai berdagang, soalnya susah kalau harus bawa gerobak ke pasar" ujarnya sambil tersenyum, biasanya beliau berangkat berdagang jam 5 sudah mangkal di sekitaran rumahnya, "saya berangkat jam 5 dan mangkal dulu di depan sebentar, setelah itu saya baru muter ke jalan baru dan selanjutnya saya mangkal lagi depan kampus FKIP, kalo setengah 6 sudah kesiangan, nanti udah banyak yang mangkal duluan" begitulah kata beliau.
Kebiasaan tersebut memanglah sangat melelahkan, terlebih lagi harus bangun dini hari untuk berbelanja di pasar induk, beliau terkadang mendapat penghasilan yang kurang dan kadang pula cukup, hal tersebut sudahlah wajar karena persaingan yang ketat antar tukang buah-buahan keliling, beliau setiap tidak habis terjual di hari itu, hal sebagai bentuk dari pengurangan pengeluaran hariannya beliau.
Lalu beliau menceritakan apa kekurangan dari usaha beliau, lalu beliau mengatakan bahwa kekurangan modal usahanya, untuk saat ini dagangan buah beliau bisa di bilang kurang lengkap untuk beberapa jenis buah-buahan, cukup banyak keperluan yang dibutuhkannya berdagang untuk saat ini. Kemudian kami menanyakan apa saja yang harus kami beli, "ya beberapa buah-buahan" begitu kata Nenek Iroh. Setelah melakukan galang dana kami langsung melakukan pemberdayaan berupa modal jualan untuk Nenek iroh, kami pun ikut pergi ke pasar untuk membantu Nenek Iroh dalam berbelanja dan melakukan mencari bahan untuk tugas PKM.
Sesampainya kami di Pasar Induk, kami pun ikut berbelanja ketempat langganan Nenek Iroh. Dan kami membantu Nenek Iroh membawa belanjaannya ke motor. Suasana di Pasar begitu ramai sehingga berdesakan saat membeli kebutuhan tersebut. Terlebih lagi saat melewati pedagang cabai dan bawang karna terlalu menyengat baunya sampai membuat mata dan hidung kami perih.
Setelah selesai mengantarnya berbelanja kami pun pulang kerumah masing-masing. Dan Nenek Iroh melanjutkan berbelanja di malam hari untuk membeli buah-buahan yang kurang dibeli tadi.
Dari kisah perjuangan hidupnya Nenek Iroh Saya mendapatkan hikmahnya bahwa, Hidup harus terus berjuang meski rintangan menghadang. Bagaimana tidak menginspirasi? Beliau jatuh bangun sudah berkali-kali, namun tetap kembali bangkit.
Tidak ada komentar