Page Nav

HIDE

Ads Place

Dosen FIKES UHAMKA Kemukakan Tingginya Angka Hubungan Seksual Pra Nikah pada Remaja

Edukasi gizi seimbang pada Kesehatan Reproduksi Koranmu Indonesia - Dosen dan mahasiswa prodi Kesmas dan Gizi Fikes UHAMKA mengajak  para si...

Edukasi gizi seimbang pada Kesehatan Reproduksi
Koranmu Indonesia - Dosen dan mahasiswa prodi Kesmas dan Gizi Fikes UHAMKA mengajak  para siswa SMP Muhammadiyah 27 Jakarta  untuk menjadi remaja CERDAS (Cekatan Energik, Rajin dan Sehat ) dengan menjaga pola makannya dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan reproduksinya. 

Kegiatan ini merupakan implementasi dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat
dengan tema Edukasi Gizi Seimbang pada Remaja dan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk mencegah stunting yang dilaksanakan oleh Hj. Nur Asiah, SKM, M.Kes  dan DR. Prihayati, MKM Dosen Fikes Uhamka pada Kamis 17 Januari yang lalu. 

Ketua Tim Pengmas Fikes UHAMKA Hj. Nur Asiah, SKM,M.Kes menyampaikan bahwa "Gizi kurang atau gizi lebih adalah berbagai masalah gizi yang rentan pada kelompok remaja  Kekurangan gizi pada remaja dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, meningkatnya angka penyakit, pertumbuhan tidak normal (pendek), rendahnya tingkat kecerdasan, rendahnya produktivitas, dan terhambatnya pertumbuhan organ reproduksi" Ungkapnya

"Melihat hal ini maka remaja di SMP 27 Jakarta  perlu mendapatkan edukasi  mengenai pola makan yang sehat dengan gizi seimbang.Melihat Masalah gizi pada remaja merupakan langkah awal dan langkah penting untuk mendapatkan suatu generasi emas yang akan menjadi bonus demografi. Namun saat ini Remaja kita memiliki tiga beban masalah gizi, selain anemia pada remaja putri. Kemudian KEK atau kurang energi kronik, juga obesitas." Sambungnya

 Lebih lanjut Nur Asiah menjelaskan Tiga hal ini sangat tidak menguntungkan untuk generasi emas kita, karena (kelak) ini akan menghasilkan bayi-bayi (keturunan) yang bermasalah. "Karena itu  edukasi gizi seimbang pada remaja dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan para remaja mengenai apa itu gizi seimbang, pola makan seperti apa yang sehat dan bergizi seimbang, apa itu piring makanku, zat gizi dan sumber makanannya, aktifitas fisik,dan pedoman gizi seimbang serta keadaan atau penyakit yang timbul jika remaja kekurangan atau kelebihan  gizi." terangnya

Pada pengmas ini  Edukasi Kesehatan reproduksi pada remaja juga diberikan oleh Dr. Prihayati, M.KM. mulai dari pengenalan organ reproduksi, tanda perkembangan seksual remaja, penyakit-penyakit terkait saluran reproduksi dan pencegahannya.

 Prihayati memaparkan hasil laporan  (SDKI, 2017)  bahwa sekitar 80% wanita dan 84% pria telah berpacaran, 45% wanita telah berpacaran pertama kali usia 15- 17 tahun dan pria sebanyak 44%. Kebanyakan wanita yaitu sebesar 64% dan 75% pria mengaku saat berpacaran melakukan aktivitas berpegangan tangan; berpelukan 17% wanita dan 33% pria; cium bibir 30% wanita dan 50% pria; dan meraba/diraba 5% wanita dan 22% pria. 

Sementara diantara wanita dan pria yang berhubungan seksual sebelum pra nikah. Persentase paling tinggi terjadi pada umur 17 tahun (19%), baik pria maupun wanita. (2% wanita dan 8% pria) menyatakan pernah bersenggama dengan alasan saling mencintai (47%), penasaran (30%), terjadi begitu saja (16%), karena dipaksa (3%).

Menurutnya "Angka ini cukup memprihatinkan mengingat remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah akan menimbulkan resiko seperti kehamilan dengan usia muda dan juga terjadinya penularan penyakit seksual serta meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS Jika remaja mengalami kehamilan yang tidak dinginkan maka hal tersebut akan berlanjut pada tindakan aborsi dan pernikahan dini dimana kedua risiko ini akan berdampak pada masa depan remaja dan kondisi kesiapan remaja itu sendiri." Tambahnya

 "Edukasi kesehatan reproduksi pada remaja diberikan untuk meningkatkan pengetahuan pada siswa sehingga siswa dapat bersikap dan berperilaku yang baik untuk menjaga kesehatan reproduksinya" Pungkasnya

Tidak ada komentar

Ads Place