Page Nav

HIDE

Ads Place

Wajah Sumringah Para Siswa di Hari Pertama Sekolah

Ace Sumantri Hari senin tepat tanggal 18 Juli 2022, hampir di seluruh wilayah Indonesia sekolah atau madrasah memulai tatap muka pembelajara...



Ace Sumantri


Hari senin tepat tanggal 18 Juli 2022, hampir di seluruh wilayah Indonesia sekolah atau madrasah memulai tatap muka pembelajaran. Pagi jam 06.00 jalanan sudah mulai berseliweran kendaraan roda 2 dan 4 yang kebanyakan mengantar anak ke sekolah ataupun ke madrasah, terlihat dengan jelas wajah para orang tua dan siswa penuh dengan bahagia, bagaimana tidak 2 tahun lamanya tertekan dan terkekang pembelajaran daring di rumah membuat orang tua dalam hal ini ibu-ibu di repotkan mendampingi anaknya belajar daring atau online, malahan siswa TK/RA dan SD yang banyak belajar adalah orang tuanya sendiri. Di sisi lain ada hal postif, namun tidak sedikit dampak negatifnya karena indikator ketercapaian belajar relatif sangat subejektif penilaiannya. Memang terlihat secara faktual, pembelajaran daring untuk karakter masyarakat Indonesia benar-benar belum siap sehingga cenderung kewalahan menerapkan belajar sistem daring, bukan hanya siswa dan orang tua melainkan pihak sekolah atau madrasah pun banyak yang belum siap sistemnya.

Menjadi pemandangan baru lagi setiap pagi antara jam 06.30- 070.30 wib jalanan utama menuju beberpa sekolah sudah dipastikan jalanan padat merayap kadang macet, bagi warga masyarakat yang pergi bekerja di usahakan tidak jam itu karena bakal terkendala macet. Kebahagian msyarakat dengan di mulainya pembelajaran tatap muka bukan tanpa alasan, selain mengurangi beban kerja di rumah termasuk anak-anak sering melakukan penyimpangan kurang baik setelah belajar daring selanjutnya bermain game yang melampaui jam belajar lama waktunya dan orang tua sulit mencegah sehingga akhirnya menjadi kebiasaan anak-anak bermain game berlebihan. Sumringah dan bahagia bukan hanya bisa sekolah tatap muka semata, melainkan budaya silaturahmi mulai terasa kembali.

 Selama daring aspek psikologis sentuhan saling menghormati dan menghargai terkikis hampir habis, alhamdulillah semua harus bersyukur kepada Allah SWT bahwa kenikmatan sekecil apapun harus di syukuri, dengan di mulaianya pembelajaran tatap muka dapat kembali ranggungjawab bersama bersama semua pihak saling melengkapi dalam mempersiapkan generasi kedepan lebih baik. 

Benar apa yang di jelaskan dalam ajaran Islam, silaturahmi menjadi penting untuk membangun dan mempererat persaudaraan (ukhwah). Nah, dalam pembelajaran tatap muka sudah di pastikan akan terjadi silaturahmi satu dengan yang lainnya dan itu merupakan perintah agama Islam, "bertemulah dengan harmonis di antara saudara-saudaramu agar kamu saling menyayangi " dan Insyaallah dalam pembelajaran tatap muka akan terbentuk sikap saling menyayangi dan mengasihi satu dengan yang lainnya, bukan antar siswa saja melainkan juga guru dengan siswa dan guru dengan orang tua siswa. 

Nilai manfaat bertatap muka melanggengkan tradisi baik warisan nenek moyang leluhur masyarakat kita yang senantiasa silih asah silih asuh. Jangan sebaliknya bertatap muka bukan saling iri dan dengki satu dengan yang lainnya, hal tersebut tidak bisa di pungkiri kadang ada saja yang bersikap seperti itu yang namanya keburukan selalu ada. Karena ada istilah di situ ada kebaikan dan di situ juga ada keburukan, kata para ustadz syaitan itu selalu ada dimana pun manusia ada. Karena pekerjaan syaitan membisikan hal-hal buruk kepada manusia. 

Begitu juga dalam dunia pendidikan, sekalipun kegiatan yang dijalankan hal yang sangat baik, namun di situ juga ada syaitan yang senantiasa mempengaruhi dan membisikan hal - hal buruk di sekitar dimana manusia itu berada. Kita semua harus menyadari untuk tetap saling mengingatkan satu dengan yang lainnya. Alhamdulillah atas ijin Allah SWT plandemi terus berangsur menghilang walaupun masih ada peringatan-peringatan hal yang terkait dengan plandemi, entah itu bermasker ria dan vaksinasi.

 Kiranya semua penyelenggara pendidikan harus objektif dalam melihat fenomena tersebut, tidak di harapkan pihak sekolah terbawa arus opini yang memberi kesan menakutkan. Banyak pelajaran, hikmah dan ibroh selama plandemi berlangsung tidak sedikit korban melayang selain karena sakit keras dan memang ketentuan usia dari Allah swt ada beberapa peristiwa drop karena menegangkan dan menakutkan gara-gara di punish covid19 sehingga mengalami komplikasi sakit dan berujung meninggal dunia. Kiranya hikmah tersebut menjadi catatan bagi sekolah untuk menginformasikan seobjektif mungkin dan tidak menutup kemungkinan ada hal yang serupa dikemudian hari. 

Selama pembelajaran daring, prestasi siswa di sekolah dan madrasah maupun mahasiswa di berbagai perguruan tinggi ada kecendrungan menurun apsek kognitif, apektif dan psikomotornya. Hal itu sangat terasa dan terlihat dari hasil pembelajaran selama belajar daring, para siswa mengalami penurunan kecepatan menangkap materi yang di sampaikan sehingga siswa kurang memahami apa disampaikan. Kemampuan transfer of attitude pun mengalami kemerosotan, itu terlihat para siswa ketika belajar daring banyak yang off cam, dan selama off cam para siswa maupun mahasiswa ada yang rebahan dan meninggalkan camera komputer atau hand phone.

 Sementara untuk transfer of skill guru sedikit mengalami kesulitan ketika memberikan peragaan pada pembelajaran berbasis  project, khususnya siswa-siswi usia sekolah dasar dan menengah pertama. Berbagai permasalahan tersebut, para pengelola sekolah dan guru di karenakan keterbatasan instrumen pembelajaran yang memadai seusuai kebutuahan pembelajaran berbasis internet. Digitalisasi sudah menjadi instrumen mainstream yang harus di penuhi, padahal ada hal yang seharusnya transfer of attitude tidak mesti base on internet. 


Bandung, Juli 2022

Penulis  : Ace Somantri

Tidak ada komentar

Ads Place