Ubi ungu untuk cegah stunting Meskipun prevalensinya telah menurun dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi masalah stunting di Indonesia belum ...
Ubi ungu untuk cegah stunting |
Meskipun prevalensinya telah menurun dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi masalah stunting di Indonesia belum benar-benar tuntas termasuk di Kabupaten Bogor. Berdasarkan data Riskesdas 2018 permasalahan stunting di Kabupaten Bogor lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional. Berbicara tentang penyebab stunting bersifat multidimensional, tetapi penyebab langsungnya adalah asupan.
Hasil sebuah observasi menunjukkan bahwa di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor asupan energi dan karbohidrat pada balita masih kurang. Hal ini disebabkan karena pola makan balita yang kurang tepat dimana frekuensi dan porsi makan utama pada balita seringkali tidak terpenuhi, balita lebih sering jajan yang tidak sehat.
Oleh karena itu, dosen Gizi Universitas Muhammadiyah Prof, Dr, Hamka (Uhamka) melalui program hibah RisetMu melakukan pelatihan teknologi tepat guna (TTG) pembuatan snack sehat berbasis ubi ungu.
“Di Kecamatan Jasinga produksi ubi jalar termasuk ubi ungu cukup melimpah.
Saya melihat itu dapat dijadikan potensi untuk diolah menjadi jajanan sehat sumber energi yang disukai balita agar balita tidak jajan sembarangan dan asupan enegrinya terpenuhi” ujar Iswahyudi sebagai ketua tim pengabdian.
Kegiatan teknologi tepat guna (TTG) ini melibatkan ibu-ibu kader posyandu dan ibu-ibu balita di Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga. Tim dosen Gizi Uhamka mengadakan pelatihan pembuatan snack berupa sumerbi yaitu lumpur surga lumer ubi ungu dan pudding ubi ungu.
Kegiatan ini diawali dengan memberikan edukasi tentang pentingnya jajanan sehat untuk pencegahan stunting dan manfaat ubi ungu sebagai sumber energi. Setelah itu, tim dosen gizi Uhamka beserta mahasiswanya mempraktikan detail cara membuat kedua snack sehat ubi ungu tersebut. Satu takaran saji produk lumpur surga lumer ubi mengandung energi sebesar 226 kkal.
Sementara itu satu takaran saji pudding ubi ungu mengandung energi sekitar 100 kkal.
Setelah itu, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan mempraktikan kembali pembuatan kedua snack berbasis ubi ungu tersebut.
Saat peserta mempraktikan pembuatan snack, tim dosen menilai ketepatan langkah-langkah peserta dari segi pencampuran bahan dan higienitas.
Pencampuran bahan yang tidak tepat akan berpengaruh kepada kandungan gizi terutama kepadatan energinya. Produk hasil buatan peserta juga dinilai organoleptik dari segi rasa, aroma, tekstur, dan warnanya.
“Tujuan kami mengadakan kegiatan ini adalah untuk memancing kreativitas ibu kader dan ibu balita untuk dapat mengolah ubi ungu menjadi snack padat energi yang bergizi untuk anak. Jadi, selain demonstrasi pembuatan produk dan peserta mempraktikan kembali, kami juga mengadakan kompetisi kreasi snack anak dari ubi ungu. Hasilnya cukup memuaskan, ada beberapa kreasi uni dari para peserta”, ungkap Desiani.
Dengan adanya kegiatan ini harapannya ibu-ibu jadi rajin mengplah snack sendiri untuk balitanya sehingga kebiasaan jajan yang tidak sehat pada balita dapat berkurang sehingga asupan energi balita terpenuhi dan dapat mencegah terjadinya stunting.
Penulis : Iswahyudi dan Desiani Rizki Purwaningtyas Dosen UHAMKA
Shopping Tags: Kesehatan, Aksesoris Pakaian, Elektronik, Pakaian Pria, Sepatu Pria, Aksesoris & Mobile, Pakaian Muslim, Tas Wanita, Tas Perempuan, Pakaian Wanita, Makanan & Minuman, Sepatu Wanita, Sepatu Pria, Jam Tangan, Elektronik, Food & Beverages, Kecantikan & Perawatan, Koleksi & Hobi, Ibu & Bayi, Bayi & Pakaian Anak, Electronics, Fotografi, Home & Living, Sport & Outdoor, Buku & Alat Tulis, Hobby & Collections, Automotive, Otomotif, Stationary & Accessories, Komputer dan Aksesoris
Tidak ada komentar