Page Nav

HIDE

Ads Place

LGBT dalam Dampak depopulasi

LGBT DALAM DAMPAK DEPOPULASI INDONESIA Akhir-akhir ini terjadi banyak perdebatan di antara masyarakat tentang persoalan penolakan LGBT ...



LGBT DALAM DAMPAK DEPOPULASI INDONESIA
Akhir-akhir ini terjadi banyak perdebatan di antara masyarakat tentang persoalan penolakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) sebagai sebuah delik aduan secara hukum, perdebatan ini makin panjang dan belum menemukan titik terang. Penomena LGBT ini sendiri sangat berkembang pesat di negara-negara yang mendukung idiologi Sekulerisme-Kafitalisme, sebuah idiolegi yang memisahkan agama dari kehidupan social masyarakat disebabkan masa lalu agama yang menurut mereka yang selalu melakukan penindasan mengatasnamkan agama yang dilakukan oleh para raja maupun pastur dan petinggi agama mereka.

Fenomena perilaku LGBT ini sangat berkembang pesat di negara-negara barat yang mengusung idiologi kafitalisme dan sekularisme, idiologi yang memisahkan masyarakat dengan agamanya.  Perilaku ini juga terjadi didukung oleh kegagalan negara-negara barat yang mengusung  empat pilar kebebasan, yaitu kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berprilaku dalam menghadapi kerasnya arus peradaban yang ditawarkan oleh nafsu meraka dalam politik dan revolusi teknologi Industri.

Perjuangan para penganut perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) untuk menuntut persamaan hal legalitas tanpa memandang orientasi seksual mereka ini dimulai dengan memperhalus penyebutan nama, yang dulunya kita kenal bernama “sodomites” dan “homoseksual”  pada tahun 1960 secara resmi menggati nama menjadi LGBT,  perbuatan ini dengan menggunakan nama apapun tetap dianggap tabu oleh masyarakat karena tidak sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Pada tahun 1988 Amerika meresmikan LGBT di lanjutkan tahun 1990 LGBT  resmi dilegalkan di negara-negara Eropa. Model pernikahan sejenis ini juga mulai dilakukan di negara Belanda, Belgia, Kanada, Spanyol, Afrika Selatan, Norwegia, Swedia, Portugal, Islandia, Argentina, negara bagian AS yaitu Massachusectss, California, Connecticut, lowa, Vermont, Washington DC, New Hampshire, New York, dan Meksiko City.

LGBT ini masuk dalam agenda scenario promosi PBB supaya di terima oleh dunia, Scenario ini disebut “Social Engineering” (rekayasa social).  Terdapat sebuah Informasi bahwa UNDP menggelontorkan dana  sebesar USD 8 Juta (sekitar Rp. 107 M) untuk mempromosikan dan membangun dukungan di Indonesia, China, Thailand, dan Filipina. Pertanyaannya, kenapa keempat negara ini yaitu Indonesia, China, Thailand dan Filipina yang menjadi sasaran promosi dan membangun dukungan terhadap prilaku LGBT? Karena negara-negara tersebut adalah “negara berkembang” yang penduduknya banyak. Ini ada kaitannya dengan politik depopulasi dunia yang tidak disadari penduduk dunia khsusnya Indonesia. Agenda ini  sudah dijalankan sejak lama sejak tahun 1920-an yang tercatat dalam prasasti rasaksa di Gorgia, AS, berisi tekad untuk menjadikan penduduk dunia hanya 500 juta orang saja.

Menteri Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Yohana Susana Yembise mengatakan dari hasil sensus dan riset tahun 2016 yang lalu, ada 3000-an anak Indonesia yang telah masuk dalam jaringan LGBT.

Ada design Besar  yang harus di pahami oleh semua pihak di Indonesia dibalik kampanye LGBT, karena hal ini merupakan salah satu  “alat tunggangan” dari agenda besar para elit dalam mengurangi  jumlah penduduk “depopulation” di suatu negara. Prilaku LGBT cepat atau lambat akan berdampak kepada system pertahanan negara karena berdampak pertumbuhan penduduk menjadi negative atau berkurangnya jumlah populasi penduduk di negara Indonesia, juga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dengan menurunya jumlah produksi karena kurangnya tenaga kerja produktif baik karena menurunnya jumlah populasi penduduk Indonesia maupun karena persoalan dampak kesehatan pelaku LGBT. Bahkan seccara statistic, LGBT Mampu mengeram dan menurunkan pertumbuhan penduduk suatu negeri dengan berbagai persolan yang ditimbulkannya.

Penulis : Apridhon Rusadi
Mahasiswa Pascasarjana STIE Muhammadiyah Jambi.
Peserta Taplai Angkatan IX Lemhanas RI 2016.

Tidak ada komentar

Ads Place