Page Nav

HIDE

Ads Place

Dari Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah hingga Islam Nusantara

Dari Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah hingga Islam Nusantara Tangerang Selatan, NU Online Direktur Aswaja NU Center Jombang, Yusuf Suharto men...

Dari Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah hingga Islam Nusantara

Tangerang Selatan, NU Online
Direktur Aswaja NU Center Jombang, Yusuf Suharto menyampaikan dalam kajian rutin Islam Nusantara Center (INC) bahwasannya dalam konteks Indonesia, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dalam kegentingan didengungkan sebagai Islam Nusantara.
Ia juga menyatakan bahwa Islam Aswaja adalah ajaran Islam yang murni sebagaimana cirinya yakni tawasuth seperti yang dikatakan oleh ayat wa kadzalika ja̢۪alnakum ummatan wasatha kemudian oleh para ulama diartikan sebagai proporsional atau moderat.
“Karena Islam yang murni itu adalah Aswaja, maka ketika awal munculnya Islam tidak perlu identitas dengan tambahan Aswaja. Sebab yang namanya Islam pasti ya Aswaja,” tegasnya di sekretariat Islam Nusantara Center, Ciputat, Tangerang Selatan (14/7).
Kiai yang akrab disapa Gus Yusuf itu menceritakan awal munculnya Aswaja dan bagaimana sejarah Aswaja hingga munculnya Islam Nusa ntara di Indonesia.
Kemudian, lanjutnya, ketika mulai terjadi perselisihan yang genting seperti permasalahan ushuliyah yang berkaitan dengan akidah maka para ulama mengkonsolidasikan Islam yang mayoritas tersebut dan melembagakannya dengan sungguh-sungguh pada era Imam Abu al Hasan Al Asy̢۪ari dan era Imam Abu Mansur Al Maturidi pada abad III dan IV.
Adapun istilah Aswaja ada sebagian ulama yang menyatakan sudah muncul pada masa Nabi Muhammad, sebab pada saat itu Nabi dengan tegas menyebutkan bahwa pemeluk agama ini (Islam) akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yakni Ahlussunnah wal Jama'ah.
Disebutkan di hadits lain dengan redaksi al jama’ah, ada pula yang menggunakan istilah ma ana ‘alaihi wa ashabiy.
“Seandainya hadits yang versi Ahlussunnah wal Jama'ah tidak diterima, maka istilah tersebut tidak akan digunakan dalam kitab Imam Al Ghazali serta dalam kitab Milal wa al-Nihal,” tuturnya.
Bahkan, lanjutnya istilah Aswaja juga dikenalkan oleh sahabat junior seperti Ibn Abbas yang menafsirkan tentang siapa yang wajahnya memutih di akhirat nanti, ia menyebutkan hum Ahlussunnah wal Jama'ah.
Aswaja merupakan semangat awal dan semangat murni Islam itu sendiri lalu diteguhkan identitasnya sebab adanya guncangan-guncangan dari beberapa kelompok.
Seperti halnya Islam di Nusantara, ketika terjadi goncangan-goncangan yang menimpanya maka olehh NU diteguhkan dengan adanya Islam Nusantara, meskipun sebenarnya substansinya adalah Islam yang Ahlussunnah wal Jama'ah dan polanya mengikuti madzhab empat.
Merujuk pada ungakapan KH Ma̢۪ruf Amin bahwa Islam Nusantara itu wadahnya, sedangkan isinya adalah Islam Ahlussunnah wal Jama'ah.
Gus Yusuf juga menyebutkan dengan merujuk pada kitab KH Hasyim Asy̢۪ari bahwa barang siapa yang tidak mengikuti empat madzhab maka keluar dari Ahlussunnah wal Jama'ah, tapi tetap dikatakan sebagai muslim.
Oleh karenany a, menurut Gus Yusuf, Aswaja selalu diperebutkan oleh beberapa kelompok sebab Aswaja tidak hanya klaim NU saja. “Kelompok lain juga dapat dikategorikan sebagai Aswaja, namun oleh kretif NU sebagai ciri dari kelompok tersebut ditambahkan dengan Ahlussunnah wal Jama'ah An Nahdliyah,” paparnya. (Nuri Farikhatin/Muiz)Sumber: Google News Islam Network: Koranmu Indonesia

Tidak ada komentar

Ads Place