Page Nav

HIDE

Update

latest

Buku Mozaik Islam; Membaca Islam Kontemporer Indonesia

Buku Mozaik Islam; Membaca Islam Kontemporer Indonesia Surabaya, NU Online Iksan Kamil Sahri dan enam peneliti melakukan penelitian perkemba...

Buku Mozaik Islam; Membaca Islam Kontemporer Indonesia

Surabaya, NU Online
Iksan Kamil Sahri dan enam peneliti melakukan penelitian perkembangan Islam kontemporer di Indonesia. Hasil penelitian itu diterbitkan dalam buku Mozaik Kajian Islam di Indonesia.
Buku itu kemduai dibedah Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Pesantren Bata-bata (Imaba) di UIN Sunan Ampel Surabaya, Sabtu, (8/9).
Iksan bercerita bahwa pesantren tradisional di Indonesia memilih kitab yang dikajinya berdasar tujuan-tujuan tertentu, “Tujuan itu adalah yang kita sebut sebagai Islam Ahlussunnah wal Jamaah atau saya sebut sebagai ideologi Islam tradisional.”
Ideologi Islam tradisional ini menurut Iksan, sebenarnya mewakili 90% populasi Muslim dunia. Hanya 8% dari populasi Muslim dunia yang berideologikan Salafi Wahabi.
Lebih lanjut Iksan menyatakan bahwa pesantren tradisional memiliki hubungan yang unik dengan intervensi negara. Respons tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua, menerima dan menolak.
Rektor IAI Al-Falah As-Sunniyah Kencong, Jember, Rijal Mumazziq Zionis, salah seorang narasumber diskusi, menilai buku tersebut berhasil memotret secara komprehensif dunia Islam kontemporer di Indonesia saat ini. “Jika dulu ada Zamakhsari Dhofier, maka sekarang ada senior saya ini, Mas Iksan,” katanya.
Rijal menyatakan bahwa pesantren memiliki local wisdom yang kadang tak terpikirkan oleh orang luar. Langgar atau masjid yang tanpa paku misalnya, tiada lagi adalah konsep puzzle yang dapat dibongkar pasang secara mudah.
Buku ini juga berisi tulisan Syahbudi Rahim yang melihat perdebatan hubungan Islam dan negara di awal kemerdekaan Indonesia. Hazairin dan Ash-Shiddiqi, Nova Efenti Muhamad yang meneliti nikah beda agama di dua fatwa MUI tahun 2005 dan 1980.
Peneliti lain, Muzaiyanah menulis doktrin tarekat Tijaniyah di Jawa Timur. Saparudin, peneliti dari IAIN Mataram ini menyoroti penggunaan lembaga pendidikan Islam s ebagai wilayah kontestasi ideologi keislaman di dalamnya. (Red: Abdullah Alawi)
Sumber: Google News Islam Network: Koranmu Indonesia

Tidak ada komentar