Sebuah video pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid oleh oknum anggota Banser menjadi viral di media internet. Aksi ini terj...
Sebuah video pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid oleh oknum anggota Banser menjadi viral di media internet. Aksi ini terjadi saat peringatan Hari Santri Nasional di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Senin, (22/10) kemarin.
Hal ini pun membuat seorang ibu rumah tangga bernama Shilvia Nanda memulai petisi di change.org gerakan untuk Bubarkan Banser. Hanya dalam waktu 15 jam, petisi ini berhasil mengumpulkan 46.776 suara dari target 50.000 suara.
Petisi ini ditujukan kepada pengambil keputusan dalam hal ini Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly.
Shilvia yang dalam profilnya mencantumkan diri sebagai seorang ibu rumah tangga yang berharap kebaikan masa depan anak dan keluarga itu menyebut bahwa organisasi besar kepemudaan ormas Nahdlatul Ulama ini seharusnya berfungsi sebagai penegak amar ma'ruf nahi munkar,
"Seharusnya organisasi besar kepemudaan ormas NU ini menjadi pelindung sesama muslim, menyebarkan kebaikan walau berbeda mahzab, menjaga ketauhidan, " ungkap Shilvia.
Gambaran miris yang ia paparkan bahwa disaat umat muslim fokus sibuk dengan membantu korban bencana Donggala, Sigi, Palu, Lombok, BANSER justru sibuk menjaga gereja, membubarkan pengajian, serta memusuhi ulama. "Dan hari ini membakar bendera Ar Rayah, " ia menegaskan.
Jika apa yang dilakukan saat ini lebih meresahkan sesama muslim dalam berdakwah serta mencoreng kerukunan sesama, lanjut Shilvia, alangkah baiknya organisasi Banser dibubarkan saja!
"Mengacu pada Pasal 59 ayat 3 Perppu no 2/2017 yg sdh disahkan jd UU no 16/2017 (UU Ormas) maka BANSER sudah memenuhi kriteria pembubaran ormas dan tepat publik minta pada pemerintah untuk DIBUBARKAN !, " demikian pernyataan Shilvia.
Tidak hanya itu, Shilvia juga mempertanyakan bagaimana mungkin seorang Muslim melecehkan panji Tauhid. "Padahal kalimat tauhid itulah yang akan menyelamatkan dia di akhirat kelak dari siksa neraka???, " tandasnya.
Untuk itu Shilvia menyerukan agar Banser dibubarkan. "Ya Rabb, lindungi kami.. KITA SERUKAN dan KITA MINTA PEMERINTAH BUBARKAN BANSER !, " katanya menegaskan.
Salah seorang penandatangan petisi dengan nama gentrifil chaniago misalnya mengatakan alasannya menyetujui petisi itu. "Setiap Muslim tidak Akan terima melihat Lafadz Tauhid dibakar,.Presiden bertanggungjawab membubarkan ormas sesat ini Yang jelas2 meresahkan, " ungkapnya.
Adapun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding sebelumnya memberikan respons ihwal pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid itu.
"Sebenarnya Banser ini pengen membakar, yang saya tahu lho ya, pengen membakar bendera HTI, jadi bukan kalimat Laillahaillah, saya rasa itu bukan," jelas Karding saat dihubungi wartawan Gatra.com, Wem Fernandez, Selasa (23/10).
Bagi Politisi Partai kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut pembakaran bendera organisasi terlarang merupakan ekspresi kecintaan terhadap NKRI. Nah, usut punya usut ternyata bendera HTI tersebut juga ada tulisan Tauhid.
"Nah problemnya di bendera itu ada tulisan tauhid kemudian menjadi kontroversi apalagi dinarasikan seakan-akan membakar kalimat tauhid," pungkas Karding.
Sumber: https://www.gatra.com/rubrik/nasional/358191-Aksi-Bakar-Bendera-Tauhid-Nyaris--Ribu-Orang-Setuju-Petisi-Bubarkan-Banser
Hal ini pun membuat seorang ibu rumah tangga bernama Shilvia Nanda memulai petisi di change.org gerakan untuk Bubarkan Banser. Hanya dalam waktu 15 jam, petisi ini berhasil mengumpulkan 46.776 suara dari target 50.000 suara.
Petisi ini ditujukan kepada pengambil keputusan dalam hal ini Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly.
Shilvia yang dalam profilnya mencantumkan diri sebagai seorang ibu rumah tangga yang berharap kebaikan masa depan anak dan keluarga itu menyebut bahwa organisasi besar kepemudaan ormas Nahdlatul Ulama ini seharusnya berfungsi sebagai penegak amar ma'ruf nahi munkar,
"Seharusnya organisasi besar kepemudaan ormas NU ini menjadi pelindung sesama muslim, menyebarkan kebaikan walau berbeda mahzab, menjaga ketauhidan, " ungkap Shilvia.
Gambaran miris yang ia paparkan bahwa disaat umat muslim fokus sibuk dengan membantu korban bencana Donggala, Sigi, Palu, Lombok, BANSER justru sibuk menjaga gereja, membubarkan pengajian, serta memusuhi ulama. "Dan hari ini membakar bendera Ar Rayah, " ia menegaskan.
Jika apa yang dilakukan saat ini lebih meresahkan sesama muslim dalam berdakwah serta mencoreng kerukunan sesama, lanjut Shilvia, alangkah baiknya organisasi Banser dibubarkan saja!
"Mengacu pada Pasal 59 ayat 3 Perppu no 2/2017 yg sdh disahkan jd UU no 16/2017 (UU Ormas) maka BANSER sudah memenuhi kriteria pembubaran ormas dan tepat publik minta pada pemerintah untuk DIBUBARKAN !, " demikian pernyataan Shilvia.
Tidak hanya itu, Shilvia juga mempertanyakan bagaimana mungkin seorang Muslim melecehkan panji Tauhid. "Padahal kalimat tauhid itulah yang akan menyelamatkan dia di akhirat kelak dari siksa neraka???, " tandasnya.
Untuk itu Shilvia menyerukan agar Banser dibubarkan. "Ya Rabb, lindungi kami.. KITA SERUKAN dan KITA MINTA PEMERINTAH BUBARKAN BANSER !, " katanya menegaskan.
Salah seorang penandatangan petisi dengan nama gentrifil chaniago misalnya mengatakan alasannya menyetujui petisi itu. "Setiap Muslim tidak Akan terima melihat Lafadz Tauhid dibakar,.Presiden bertanggungjawab membubarkan ormas sesat ini Yang jelas2 meresahkan, " ungkapnya.
Adapun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding sebelumnya memberikan respons ihwal pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid itu.
"Sebenarnya Banser ini pengen membakar, yang saya tahu lho ya, pengen membakar bendera HTI, jadi bukan kalimat Laillahaillah, saya rasa itu bukan," jelas Karding saat dihubungi wartawan Gatra.com, Wem Fernandez, Selasa (23/10).
Bagi Politisi Partai kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut pembakaran bendera organisasi terlarang merupakan ekspresi kecintaan terhadap NKRI. Nah, usut punya usut ternyata bendera HTI tersebut juga ada tulisan Tauhid.
"Nah problemnya di bendera itu ada tulisan tauhid kemudian menjadi kontroversi apalagi dinarasikan seakan-akan membakar kalimat tauhid," pungkas Karding.
Sumber: https://www.gatra.com/rubrik/nasional/358191-Aksi-Bakar-Bendera-Tauhid-Nyaris--Ribu-Orang-Setuju-Petisi-Bubarkan-Banser
Tidak ada komentar