Page Nav

HIDE

Ads Place

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Penanaman Al Islam Dan Kemuhammadiyahan Di Ranting Unggulan Muhammadiyah

                          Emaridial Ulza dan  Pahman Habibi                                                                   ...




                          Emaridial Ulza dan  Pahman Habibi
                                                                                           
ABSTRAK
Secara umum metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data primer untuk melihat permasalahan secara langsung dengan menggadakan kegiatan wawancara, observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan  focus group discussion (FGD) di himpun dengan kegiatan studi kasus terhadap Pimpinan Ranting Muhammadiyah plompong Jawa Tengah, serta menggunakan data sekunder dari laporan asset Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong  di Jawa Tengah selama 5 tahun terakhir (2012-2017) . Masalah utama selama ini organisasi ranting Muhammadiyah tidak berjalan baik ataupun tidak merata disetiap daerah padahal Pimpinan ranting Muhammadiyah menjadi pondasi organisasi Muhammadiyah hanya Pimpinan ranting Muhammadiyah terentu dengan pergerakan organisasi ranting terbaik. Salah satunya adalah organisasi Muhammadiyah ranting unggulan Plompong, Brebes, Jawa Tengah. Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini di pada bulan Mei 2017 yang lalu di tetapkan sebagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan bersama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah lainnya dan berhasil mengalahkan 10 ribu Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang tersebar dari 60 ribu desa di Indonesia (Suara Muhammariyah;2017). Dalam organisasi membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun anggota pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, organisasi harus memiliki pemimpin yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola organisasi seoptimal mungkin sehingga kinerja anggota meningkat. Hasil penelitian ini adalah dimana gaya kepempimpinan warisan KH. Ahmad Dahlan membuat pengaruh yang sangat kuat dalam penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Plompong. Gaya kepemimpinan yang diwariskan oleh KH. Ahmad Dahlan di inovasi oleh pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong dengan menerapkan pendekatan langsung kepada warga dengan cara menerima saran, kritikan dan memberikan jawaban dengan baik. Dari strategi pimpinan Muhammadiyah menerapkan program pemberdayaan untuk lebih mengikat warga untuk terus bergabung dan menjadi warga Muhammadiyah.

Kata kunciGaya Kepemimpinan, pengaruh, pemberdayaan, organisasi, Muhammadiyah

PENDAHULUAN
Gaya kepemimpinan menjadi faktor penting berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang di inginkan. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik maka akan terbentuk komitmen organisasi yang kuat untuk  mendorong individu yang ada di organisasi menjadi lebih cepat untuk mencapai tujuan. 
Organisasi membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun anggota pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, organisasi harus memiliki pemimpin yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola organisasi seoptimal mungkin sehingga kinerja anggota meningkat.
Salah satu organisasi dengan pencapaian fantastis adalah Muhammadiyah ranting unggulan Plompong, Brebes, Jawa Tengah. Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini di pada bulan Mei 2017 yang lalu di tetapkan sebagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan bersama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah lainnya dan berhasil mengalahkan 10 ribu Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang tersebar dari 60 ribu desa di Indonesia (Suara Muhammariyah;2017).  Berdasarkan data yang dirilis oleh Muhammadiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong ini mempunyai Pondok pesantren Hj. Nasikhah Maemanah Muhammadiyah Plompong, TPA / TQA Plompong, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Plompong I & II, MTs Muhammadiyah Plompong, MA Muhammadiyah Plompong, SMK Muhammadiyah Plompong, Koperasi Surya Sekawan, PKU muhammadiyah Plompong, Poskestren Plompong, Majelis ta’lim 8 binaan, Masjid KH. Ahmad Dahlan, Radio Dakwah dan Pendidikan “Surya FM” 106.7 Mhz, dan internet desa (Muhammadiyah; 2014). Aset Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong ini diperkirakan mencapai ratusan milyar dan akan terus bertambah seiring dengan di tetapkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong sebagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terlihat perlunya di lakukan penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Penanaman Al Islam Dan Kemuhammadiyahan Di Ranting Unggulan Muhammadiyah dalam hal ini studi kasus Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong, Brebes, Jawa Tengah. Penelitian ini mengacu pada tema induk yang dirumuskan dan ditetapkan dalam Rencana Induk Penelitian RIP) Uhamka tahun 2016 - 2020 dalam bidang keilmuan non kependidikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tema induk yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu berupa kajian sosial dan humaniora untuk pengembangan ilmu Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
KAJIAN PUSTAKA
State of the Art Penelitian
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert; 1992). Jameset. al.(1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi. Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah karakteristik pemimpin, karakteristik anggota dan situasi dilingkungan organisasi.  Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kinerja anggota.
Gaya kepemimpinan  telah menjadi subjek dari banyak penelitian.Meiti Sukmawati (2009) hasil penelitiannya tentang gaya  kepemimpinan  executive dimana memiliki  ciri-ciri  memberikan  semangat  yang  tinggi  kepada  bawahan dengan  contoh  moral  yang  tinggi,  mempertahankan  orang  lain  sesuai  dengan sifat  masing-masing    dan  memandang  orang  sebagai  teman  kerja  yang  penting, dapat menjalin hubungan  yang baik dengan orang baru dan memandang konflik sebagai  hal  yang  wajar. Faktor-faktor  yang  menyebabkan  gaya  kepemimpinan subjek  seperti  itu    adalah  adanya  keinginan  subjek  sebagai  pemimpin  untuk memberikan  contoh    kepada  bawahan  agar  bawahan  dapat  meniru  apa  yang telah  subjek  lakukan, apabila  bawahan  memiliki  loyalitas  kinerja  yang baik, maka subjek akan  mempertahankan orang tersebut sesuai sifat dan kemampuan masing-masing   dan  sehingga   subjek   tidak   lagi   menganggapnya   sebagai bawahan  tetapi  sebagai  teman    kerja  yang  penting.
Suharnomo (2010) yang juga melakukan penelitian tentang gaya kepemimpinan memperoleh hasil penelitian gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan; komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan; komitmen organisasi secara positif dan signifikan memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan; dan komitmen organisasi secara positif dan signifikan juga memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Kemudian Arifin Noor (2015) memperoleh hasil penelitiannya bahwa gaya kepemimpinan instruksi secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan dan mempengaruhi secara tidak langsung melalui motivasi. 2) Gaya kepemimpinan konseling secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan dan mempengaruhi secara tidak langsung melalui motivasi. 3) Gaya kepemimpinan partisipasi secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan dan mempengaruhi secara tidak langsung melalui motivasi dan 4) Gaya kepemimpinan delegasi secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan dan mempengaruhi secara tidak langsung melalui motivasi.
Muhammad Nur Latif (2016) kepemimpinan  kepala  sekolah  terbukti  efektif  dengan  adanya  tiga  corak  gaya  kepemimpinan. Upaya-upaya dalam peningkatan SDM melalui KKG, pengajian, diskusi, pelatihan pelatihan  serta  pemberian  gaji  dan    reward.  Adapun  problem  yang  muncul  adalah  1)  sulitnya  kordinasi  kepala  sekolah  antara  guru  yang  seumuran,  solusinya  pihak  sekolah  mengadakan  rapat  dan  pendekatan  individual   secara   khusus;   2)minimnya   arahan   dan   pengawasan,   solusinya   adalah   dengan  melakukan pendekatan  personal  dan  memberikan  pengawasan  secara  rutin  melalui  kunjungan kelas;  3)  masalah  masyarakat  yang  majemuk,  solusinya  adalah  komite  sekolah,  kepala  sekolah, guru dan karyawan memperbaiki komunikasi dengan warga.
Dari ke empat penelitian terdahulu belum ada yang melakukan penelitian secara khusus gaya kepemimpinan terhadap organisasi muhammadiyah khususnya di pimpinan ranting. ranting mempunyai kekuatan Sebagai penggerak dalam organisasi Muhammadiyah dan sebagai penentu berhasil tidaknya pimpinan pusat Muhammadiyah dalam menjalankan organisasi. Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu serta kebutuhan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap penerapan Al Islam dan Kemuhammadiyahan di ranting unggulan Plompong, Brebes Jawa Tengah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Diduga terdapat hubungan yang sangat kuat antara gaya kepemimpinan terhadap penerapan Al Islam dan Kemuhammadiyahan
2.      Diduga bahwa gaya kepemimpinan Pimpinan ranting Unggulan mempengaruhi partisipasi anggota
3.      Diduga Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan memiliki strategi untuk menerapkan konsep Al Islam dan Kemuhammadiyahan
Road Map Penelitian Terdahulu
Untuk melihat sejauh mana penelitian yang sudah pernah di lakukan, maka penulis membuatkan road map penelitian terdahulu untuk melihat sejauh mana kontribusi penelitian tersebut terhadap penelitian saat ini.


Gambar 1 menunjukkan road map penelitian terdahulu dan posisi penelitian yang saat ini akan dilakukan. Secara garis besar penelitian ini ingin melihat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap penanaman Al Islam dan Kemuhammadiyahan di ranting unggulan dalam hal ini studi kasus di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong Brebes, Jawa Tengah. Penelitian ini hadir dengan  posisi untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan memberikan gambaran pemilihan gaya kepemimpinan terhadap penanaman Al Islam dan Kemuhammadiyahan di ranting unggulan.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan Plompong Brebes, Jawa TengahMetode pengambilan sampel menggunakan sensus (sampel jenuh) karena peneliti akan melihat secara khusus gaya kepemimpinan  yang di lakukan oleh pengurus Pimpinan Ranting Muhammadiyah unggulan Plompong Brebes, Jawa Tengah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dengan mengumpulkan laporan hasil kegiatan filantropi lembaga-lembaga filantropi di Jawa Tengah selama 5 tahun terakhir (2012-2017). Kemudian Penelitian ini menggunakan data primer. Penelitian menggunakan pengumpulan data dengan teknik wawancara dengan pengurus LAZISMU Plompong Jawa Tengah.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya kepemimpinan  yang ada pada Pimpinan Ranting Unggulan Plompong Jawa Tengah menjadi percontohan untuk seluruh pimpinan ranting Muhammdiyah di seluruh Indonesia. Aset pimpinan ranting unggulan  Muhammadiyah Plompong mencapai ratusan milyar rupiah mengalahkan 10 ribu pimpinan ranting yang tersebar di Indonesia. Pada data yang didapatkan terlihat bahwa pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong sudah berusia setengah abad sangat mempengaruhi bagaimana kepemimpinan  bagi pengurus pimpinan ranting Unggulan Plompong Jawa Tengah.

Untuk melihat gaya kepemimpinan secara utuh, maka dilakukan dengan melihat siklus hidup organisasi yang dibuat oleh Ichak Edizes (1989).

Siklus hidup organisasi  Ichak Adizes ( 1989) menguraikan tiga tahapan utama yaitu; 1. Tahap pertumbuhan (growing stages) yang meliputi masa pengenalan (courtship), masa bayi (infancy), dan masa kanak-kanak (go-go); 2. Masa ”coming of age” yang meliputi masa kedewasaan (adolescence) dan masa puncak/ keemasan (prime); dan 3. Tahap Penurunan (aging organizations) yang meliputi masa kemapanan (stable organizations), masa aristokrasi (aristoccracy), masa birokrasi awal (early bureaucracy) dan masa birokrasi dan mati (bureaucracy and death). Maka dari itu untuk melihat sejauh mana organisasi berkembang dengan gaya kepemimpinan disetiap organisasi dilihat dari periode awal kepengurusan sampai saat ini.
Periode Pertama/ Ashabiqunal Awwalun
 Pada tahun 1961- 1964 Plompong sebagaimana desa yang jauh dari perkotaan lainnya berada dalam situasi yang tidak nyaman, secara keamanan maupun secara kehiduapan beragama. Dari segi keamanan pada saat itu berada dalam situasi konflik interne (DI/TII vs TRI). Sehingga praktis kehidupan social bermasyarakat di Plompong dan sekitar tidaklah nyaman, saling curiga antar warga yang satu dengan yang lainnya senantiasa mewarnai pergaulan hidup sehari-hari. Dai kehidupan beragaman juga sangatlah memperihatinkan, hamper diseluruh bentuk amalan agama masih bercampur aduk dengan Takhayul, Khurofat dan Bid’ah ( TBC ).  Pada masa awal Muhammadiyah di Plompong pergerakan awal dimulai dari satu orang. Salah satu santri Muhammadiyah yang melakukan dakwah di Plompong melakukan pembenahan dengan merubah adzan Juma’at yang tadonya dua kali menjadi satu kali, peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa “perebutan Adzan satu”.  Santri Muhammadiyah tersebut di jebloskan ke penjara selama dua hari satu malam. Dari peristiwa tersebut maka dibentuklah wadah /organisasi sebagai alat perjuangan untuk mempermudah langkah da’wah dan penyebaran Islam sesuai dengan Al-Qura’an dan Sunnah.
Maka pada era pertama kepemimpinan di ranting Muhammadiyah Plompong yang dipimpin  oleh Bpk. Mahroni  program kerja yang diprioritaskan lebih dititik beratkan pada program konsolidasi organisasi. Segenap Pimpinan Muhammadiyah Ranting Plompong bekerja secara maksimal untuk mensosialisasikan Muhammadiyah secara organisasi dan pemahaman kepada warga masyarakat Plompong. Pada awal langkah dakwah pertama dimulai dari kesenian dimana dibentuknya tim keseninan orkes melayu yang diberi nama “ANIDA” akronim dari Alunan Nada Irama Damai” yang dipimpin oleh M. Said Kholil. Cara dan gaya kepemimpinan Muhammadiyah pada tahap awal mendekati masyarakat melalui seni dan merangkul langsung masyarakat dengan memperhatikan keluhan berhasil dengan banyaknya masyarakat ingin bergabung dengan Alunan nada Irama Damai ini. Dakwah melalui seni ini menjadi sangat efektif karena menyesuaikan dengan zaman pada saat itu dimana music melayu sangat digemari. Dengan banyaknya peminat tersebut maka secara otomatis masyarakat terlebih dahulu jika ingin bergabung dengan tim ANIDA harus menjadi anggota Muhammadiyah.
Dalam gaya kepemimpinan pengurus Muhammadiyah sangat menarik dengan mendekatkan diri kepada masyarakat melalu budaya. Pada tahap ini organisasi pimpinan ranting Muhammadiyah masih dalam tahap perkenalan, sesuai dengan strategi ditahap pengenalan   Ichak Adizes ( 1989) gaya kepemimpinan harus dilakukan dengan pendekatan menyesuaikan dengan keinginan masyarakat. Walaupun apa yang dilakukan tidak sesuai dengan filosopi dari organisasi namun awal dimulai dengan mencari anggota dan dijelaskan bagaimana organisasi ini terbentuk sesuai dengan filosopi. Dalam gaya kepemimpinan.

Periode kedua/ masa Perkembangan (1970-1990)
Pada Periode ini dimana terlihat dari sisi keanggotan yang merupakan program dari periode pertama sangat berhasil. Dakwah pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong selama dua puluh tahun berhasil, dimana tidak adalagi sesaji dibawah pohon atau tempat-tempat yang dianggap angker, dan juga tidak ada lagi masyarakat yang mempelajari ilmu hitam atau sejenisnya. Dari segi ibadah pengurus di pimpinan ranting Muhammadiyah menerapkan gaya kepemimpinan demokratik. Ketika dilakukan kajian-kajian kitab rujukan da’I Muhammadiyah memulai kajian dengan menerima pertanyaan, saran, dan kritikan terlebih dahulu dari masyarakat setelah itu barulah da’I tersebut menjawab secara detail atas pertanyaan yang diberikan, dan menerima kritikan masyarakat. Dengan gaya kepemipinan seperti maka upacara selamatan kematian, nuju hari, nyewu dll sudah tidak dijalankan lagi oleh masyarakat Plompong.
            Untuk bidang sosial kemasyarakatan juga mulai di lakukan dengan mengaktifkan iuran anggota melalui infaq, amal, shodaqah dan zakat. Dari kegiatan sosial ini Muhammadiyah ranting Plompong bisa menyantuni anggota Muhammadiyah yang tertimpa musibah, kecelakaan, kematian ataupun sakit.  Setelah berhasil dengan program pemberdayaan ditahun terakhir pimpinan Muhammadiyah Plompong fokus pada pendidikan dimana merupakan program prioritas amal usaha. Pada masa tersebut di desa Plompong hanya ada satu lembaga pendidikan tingkat dasar yaitu MI dan SD. Atas dasar itulah Kader Muhammadiyah bpk. Suyono di sekolahkan ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto (masa itu IKIP). Setelah menimba ilmu pada tanggal 12 Juni 1986 secara resmi pimoinan ranting Muhammadiyah menyelenggarakan lembaga Pendidikan setingkat SLTP (SMP) yaknti MTs Muhammadiyah Plompong. Program dakwah melalui  pendidikan ini sangat membuat masyarakat terbantu bukan hanya dari Plompong saja tapi juga dari masyarakat disekitar Plompong.
Pada masa ini merupakan masa pertumbuhan ranting Muhammadiyah, dengan gaya kepemimpinan yang merangkul dan melihat keingina masyarakat menerima semua kritikan, maka pimpinan ranting Muhammadiyah menjadi kokoh dengan terus memperbaiki diri.
Periode ketiga / Era Kebangkitan (1990- 2000)
Muhammadiyah dibidang pendidikan mempunyai misi ikut menerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, hal ini tentu harus diwujudkan oleh seluruh pimpinan ranting Muhammadiyah di Indonesia. Untuk ranting Muhammadiyah Plompong dengan mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan lembaga pendidikan tingkat SLTA yaitu Madarash Aliyah (MA) Muhammadiyah Plompong. Pada periode ini juga terbentuk lembaga kegiatan yang berfungsi untuk memprogramkan melaksanakan seluruh program kerja pimpinan ranting yang diberi nama “Centralisasi Kegiatan Muhammadiyah (CKM)”.
Dengan semakin kuatnya struktur organisasi maka ranting Muhammadiyah mulai memaasuki masa keemasan pada tahun 2000-2005
Periode keempat/ Era Keemasan (2000-2010)
H. Mu’min Thoif yang memimpin Ranting Muhammadiyah Plomong lebih kurang 30 tahun memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai ketua, walaupun warga Muhammadiyah masih ingin beliau memimpin dengan gaya kepemimpinan khas demokratis Muhammadiyah beliau menyerahkan jabatan beliau kepada M. Wahibpudin sebagai bentuk regenerasi, dan juga alasan kesehatan.
Pada masa kepemimpinan ini amal usaha yang dikelola oleh Pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong semakin banyak, terutama pendidikan. Maka dari itu walaupun berganti kepemimpinan namun gaya kepemimpinan yang baik ditinggalkan oleh H. Mu’min Thoif maka amal usaha Pimpinan ranting Muhammadiyaj bertambah yakni Pondok Pesantren. Pondok Pesantren ini dibangun diatas tanah wakaf warga Muhammadiyah dan bantuan dana dari DEPAG yang dianggarkan 1 lokal,  dan dikembangkan menjadi 6 kamar sntri, 2 ruangan untuk kolam dan toilet, satu ruangan untuk Mushala, 1 ruangan kantor.
Pada tanggal 1 Januari 2002 secara resmi pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong memiliki Pondok Pesantren yang diresmikan oleh pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Setelah membangun Pondok Pesantren pimpinan Muhammadiyah terus berinovasi dengan tuntutan  warga Muhammadiyah Plompong yang sudah semakin banyak dan guna untuk bersaing di pasar tenaga kerja maka pada tahun 2004 bertambah satu lagi amal usaha pasar tenaga kerja dengan diselanggarakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Plompong yang mengambil jurusan Tata Busana dan Mekanik Otomotif.
Majunya pendidikan tidak meninggalkan amal usaha lainnya. Pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong juga membuatkan Koperasi karyawan untuk bidang ekonomi, majelis taklim untuk bidang tablighnya, pembinaan sosial, santunan fakir miskin, kesejahteraan umat untuk bidang PKS/PKU dan gaya kepempinan pengurus baru berhasil mengelola/konsolidasi dan melakukan pembinaan AMM.
Dengan gaya kepemimpinan warisan KH. Ahmad Dahlan gerakan dan terobosan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Plompong maka Pimpinan  ini mendapatkan penghargaan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai Pimpinan ranting Unggulan mengalahkan ranting lainnya.
Kesimpulan
Gaya kepemimpinan pengurus lama mempengaruhi kepemimpinan berikutnya dengan melakukan inovasi karena adanya pengurus yang lebih muda.  Dalam teori generasi yang dikembangkan William Strauss menyatakan  bahwa kecepatan pikiran  generasi Milenial lebih cepat dibandingkan dengan generasi babyboomers, namun generasi melenial terkadang bertindak ceroboh, maka dari itu masih dibuthkan pengalaman generasi baby boomers dalam membantu membimbing generasi milenial. Dari teori ini maka KH. Ahmad Dahlan mewariskan gaya kepemimpinan kepada seluruh warga Muhammadiyah  sehingga terlihat ada hubungan yang sangat kuat antara gaya kepemimpinan terhadap penerapan Al Islam dan Kemuhammadiyahan diteruskan sehingga membuat Muhammadiyah masih bisa bertahan sampai sekarang.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan di pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong sangat mempengaruhi partisipasi anggota. Hal ini terlihat pengurus pimpinan pada tahap awal melakukan pendekatan langsung kepada warga dengan membentuk tim kesenian, dimana saat itu kesenian sangat digemari.
Pimpinan ranting Muhammadiyah memiliki strategi dalam menerapkan konsep Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Ini terlihat dimana setelah banyak anggota yang bergabung di Muhammadiyah, fokus utama pimpinan  ranting Muhammadiyah adalah melakukan pemberdayaan dengan menyantuni fakir miskin, tertimpa musibah, kecelakaan, kematian ataupun sakit. Setelah melakukan program pemberdayaan maka pimpinan Muhammadiyah membuatkan program pengembangan Sumber Daya Manusia.
Saran
1.      Pergantian pimpinan dalam tahap regenerasi di Muhammadiyah masih tergolong lama, maka disarankan ada batas waktu jabatan yakni selama dua periode setelah itu tidak bisa lagi menjabat
2.      Masih perlunya pengembangan Sumber Daya Manusia bagi pimpinan ranting Muhammadiyah Plompong , sehingga adanya kesiapan kader yang baik dan bisa meneruskan perjuangan dari sebelumnya
3.      Perlunya penerapan strategi dengan memperhatikan program unggulan sehingga ranting tersebut bisa menjadi percontohan yang jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan oleh Sofyan Cikmat dan Haryanto. 2013. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Al-Ahmadi, H. 2009. “Factors Affecting Performance of Hospital Nurses in Riyadh Region, Saudi Arabia”. International Journal of Health Care Quality Assurance. Vol. 22, No. 1, pp. 40-54
Ajeng Kartika, Sopranita. 2014. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arifin, N. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Instruktif, Konsultatif, Partisipatif dan Delegatif terhadap Motivasi Kerja Pada Karyawan CV. Mulia Game Sindo Solo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Albert O. Hirschman. 1970. Exit, Voice and Loyalty. Cambridge Mass Richard L. Daft. 1992. Organization Theory and Design. Info Access, Singapore
Baihaqi, M. F., & SUHARNOMO, S. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Ichak Adizes. 1989. Corporate Lifecycles : How and Why Corporations Grow and Die and What to do About It. Prentice Hall Inc., New Jersey
Ismail. Solihin, 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga
Kartono, Kartini. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.
Moorhead dan Griffin. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Muhammadiyah.or.id. (2017). Perjuangan Ranting Muhammadiyah di Pucuk Gunung. [online] Available at: http://www.muhammadiyah.or.id/id/news/print/3880/perjuangan-ranting-muhammadiyah-di-pucuk-gunung.html [Accessed 13 Sep. 2017].
Reza, R. A., & Dirgantara, I. (2010). Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Sumarno, J. (2005). Pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan Terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan Kinerja manajerial (studi empiris pada kantor cabang perbankan indonesia di jakarta). Jurnal Bisnis Strategi, 14(2), 197-210.
Sugina, G., Suryana, A., & Prihatin, E. (2016). Pengaruh Orientasi Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. Jurnal ADPEND1(1), 71-79.
Sukmawati, M. (2009). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Tangerang. Tersedia secara online di: http://www. gunadarma. ac. id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10505123. pdf [diakses di Ciputat, Indonesia: 25 Januari 2017].
Sobarna, Dian. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan. [online]. Tersedia: https://dayensobarna.wordpress.co m/2015/06/01/faktor-faktor-yangmempengaruhi-kepemimpinan/ (diakses tanggal 6 april 2018).
Suryana, Asep. (2013). Value Based Leadership. Bandung: Nurani Press. Sutrisno, Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Latif, M. N., & Ma'ruf, M. M. (2016). Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Terpadu Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Yulianto, Aan Eka. 2014. “Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RS Asy-Syifa Sambi”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yousef, D.A. 2000. ”Satisfaction with Job Security as A Predictor of Organizational Commitment and Job Performance in A Multicultural Environment”. International Journal of Man Power. Vol. 19 No. 3. pp.184

Tidak ada komentar

Ads Place