Alasan Erwin Aksa pilih berlawanan dengan Jusuf Kalla pamannya di Pilpres 2019. Wapres RI, Jusuf Kalla kini sedang dalam posisi s...
Alasan Erwin Aksa pilih berlawanan dengan Jusuf Kalla pamannya di Pilpres 2019.
Wapres RI, Jusuf Kalla kini sedang dalam posisi sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional ( TKN) pasangan Capres dan Cawapres RI, Jokowi dan Maruf Amin.
Sementara, Erwin Aksa ponakannya, memilih mengampanyekan rival Jokowi - Maruf Amin, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Apa alasannya?
Keponakan Jusuf Kalla, Erwin Aksa (44), mengklaim arah dukungan jaringan saudagar dan komunitas perantau Bugis-Makassar di momen Pilpres 2019 ini sudah tidak lagi mengikuti patron 3 momen Pilpres langsung di Indonesia.
Putra sulung pasangan pengusaha Aksa Mahmud dan Ramlah Kalla ini menyebut dalam 3 momen Pilpres dalam 15 tahun terakhir, dukungan dialamatkan kepada Jusuf Kalla, namun untuk Pilpres 2019, pemungutan suaranya 17 April 2019 mendatang, aspirasinya bergerser kepada Capres dan Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
“Pilpres 2004, 2009, 2014, selalu kita dukung Daeng (JK), namun 2019 ini kita dukung Daeng Sandiaga Uno," kata Erwin Aksa saat didaulat memberi sambutan tanpa teks pada acara deklarasi dukungan Bugis-Makassar Rantau untuk Prabowo-Sandi, di Royal Kuningan Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2019) sore.
Jaringan Bugis-Makassar Rantau untuk Prabowo-Sandi diklaim sebagai adalah solidaritas perantau asal Sulsel dari Jawa Barat, Jabodetabek, JawaTimur, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Sumatera, Papua, dan Maluku.
Kebanyakan mereka adalah saudagar, profesional, politisi, yang secara organisasi berafiliasi dan jadi pengurus serta anggota di paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan ( KKSS) dan Ikatan Wanita Sulawesi Selatan ( IWSS).
"Saya kira dengan kehadiran Daeng Sandi yang merepresentasikan Sulawesi Selatan, Indonesia Timur, Bugis, Makassar terkhusus Bugis, juga tadi punya keturunan dari Wajo. Saya yakinlah, saya kira warga Sulsel sudah cerdas, pandai, cakap, dan akan memilih representasinya," kata Erwin Aksa menjelaskan.
Mantan Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI) ini bahkan mengklaim elite dan kelompok pemilih setia pamannya, Jusuf Kalla, sudah banyak yang menyeberang.
Dalam kata sambutan, Erwin Aksa beberapa kali menyebut tokoh-tokoh yang hadir pada Rabu (3/4/2019) kemarin adalah pendukung setia JK di setiap pemilu.
Di Pilpres 2004 lalu, Jusuf Kalla menjadi wakil presiden dari Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
Lalu di Pilpres 2009, Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Wiranto (suaranya 12,41persen) dikalahkan petahana SBY - Boediono (60,8 persen), serta Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto (26,79 persen).
Kala itu, Jusuf Kalla - Wiranto didukung Partai Golkar, Partai Hanura, dan PDK.
Sementara Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto diususng PDIP, Partai Gerindra dan koalisi 6 partai nasionalis lain.
Sedangakan petahana yang jadi pemenang; SBY - Boediono diusung 5 partai, yakni Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB, serta 18 koalisi partai pendukung.
Merespon dukungan jaringan perantau Bugis-Makassar, Sandiaga Uno menyebut dukungan ini sebagai “tambahan vitamin” jelang hari pemilihan pada 17 April nanti.
Sandiaga Uno megakui orang-orang yang mendukungnya pada hari-hari terakhir ini merupakan orang yang sama yang berhasil memenangkan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.
"Saya yakin dengan tim yang solid yang merupakan representasi 2014, kita mendapatkan tambahan vitamin, tambahan adrenalin, dan tambahan momentum yang baik menuju 17 April," kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno pun tak lupa memuji rekam jejak JK yang yang ia nilai berhasil mewakili warga Sulsel di kancah politik nasional.
"Nah, izinkan kami hari ini meneruskan tradisi tersebut, dan memiliki keyakinan sama dengan rekan-rekan bahwa kita akan dapatkan hasil yang baik," katanya pungkas.
Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2019/04/04/baru-kali-ini-alasan-erwin-aksa-pilih-berlawanan-dengan-jusuf-kalla-pamannya-di-pilpres-2019
Tidak ada komentar