Page Nav

HIDE

Update

latest

Proses Pembelajaran Daring, Evaluasi hingga Peran Teknologi, Sudahkah Terorganisir dengan Baik?

Foto Ilustrasi Transmissive Lectures Pandemi Covid 19 memberikan dampak bagi Indonesia, yakni digembornya himbauan untuk jaga jarak atau  so...

Foto Ilustrasi Transmissive Lectures

Pandemi Covid 19 memberikan dampak bagi Indonesia, yakni digembornya himbauan untuk jaga jarak atau social distancing. Bagi sektor pendidikan, himbauan tersebut membuat sekolah dan universitas wajib melakukan pembelajaran daring atau belajar dari rumah. Sehingga baiknya, pembelajaran daring yang sudah berjalan kurang lebih satu tahun ini dievaluasi guna menunjang sistem pendidikan yang lebih baik.
 
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus memiliki peran dalam memecahkan persoalan pembelajaran daring, bagaimana proses itu dirancang, dilaksanakan, hingga tahap evaluasi. Tidak terlepas dari konsep epistemologi, yang intinya adalah cara mendapatkan sebuah ilmu, yakni untuk memenuhi kebutuhan pengajar dan pelajar. Maka dari itu, dari mulai kerangka awal hingga evaluasi perlu dikaji secara benar dan tepat berdasarkan ilmu para ahli, agar pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Bijaknya Pengajar dalam Pembelajaran Daring
Setelah mengalami selama setahun belakangan ini, dapat disimpulkan jika pembelajaran daring tidak akan berjalan lancar tanpa peran pengajar. Perilaku, kemampuan teknologi dan pedagogi, serta afeksi pengajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pelajarnya, baik dari segi kognitif maupun afektif. Pengajar yang bersifat apatis terhadap kebutuhan pelajar kemungkinan berpotensi untuk mengkerdilkan kemampuan dan pencapaian mereka. Khususnya dengan sistem daring seperti ini, tidak jarang pengajar hanya memberikan tugas sebagai syarat bahwa dia telah hadir, dan pemenuhan nilai, tok.

Padahal bukan hanya itu yang diharapkan, sehingga hal ini perlu menjadi catatan khusus bagi pemerintah. Pemerintah perlu menggalakkan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan bagi para pengajar tentang bagaimana mengajar dan menilai secara daring, dimana tidak hanya difokuskan pada penggunaan teknologi namun juga mengandung nilai pedagogi dalam menerapkan teknologi tersebut.
 
Learning by Doing
Learning by doing pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan? Atau secara arti adalah belajar dengan menerapkan. Jadi tidak hanya teori belaka, seseorang yang melakukan learning by doing bertindak dengan mempraktekkan.

Nah, ini tentu ada kaitannya dengan tema yang sedang kita bahas, ketika pembelajaran daring berlangsung, ada kemungkinan menimbulkan masalah dari metode belajar yang dipakai. Salah satu solusi dari hal tersebut ialah perlu melakukan learning by doing, yaitu pembelajaran yang disadur dari kasus, bisa juga pembelajaran dari masalah - masalah yang timbul di sekitar.

Seperti halnya penulis, menerapkan konsep learning by doing pada saat mata kuliah ICT di kelas tempatnya menimba ilmu tentang penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Saat diberikan tugas presentasi, penulis mencoba membuat presentasi menggunakan aplikasi Camtasia free trial. Sebelum mendapat tugas tersebut, penulis sama sekali tidak tahu cara mengedit video dengan aplikasi tersebut. Namun karena ingin memberikan tugas dengan kualitas baik yang tidak monoton, seperti menambahkan fitur di video mencakup tulisan, gambar, dan logo universitas serta crop video, penulis belajar otodidak melalui YouTube selama beberapa hari. Menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga bagi penulis.

 
Gambar Screenshot YouTube penulis untuk tugas ICT menggunakan Camtasia free trial

Pada intinya, dengan konsep ini, pelajar tidak hanya belajar secara teoritis, namun pelajar dapat mencari cara untuk memecahkan masalah dengan terjun langsung mencoba melalui praktek dan uji coba.
 
Peran Teknologi pada Pembelajaran Daring
Di zaman modern ini, teknologi semakin canggih dan berkembang pesat terutama dalam aspek pendidikan. Contohnya beberapa aplikasi video call synchronous (video tatap muka dua arah) seperti Zoom, dan Google Meet.

Namun, berkembangnya teknologi ini harus disertakan dengan keseimbangan sumber daya manusianya. Dalam artian, manfaatkan dan pelajarilah sebaik mungkin agar bisa beradaptasi dengan tepat. Para pengajar dan juga pelajar harus paham tentang teknologi apa saja yang diperlukan dalam proses belajar jarak jauh. Dalam proses pembelajaran daring ini, semua pihak yang berkaitan wajib saling bekerja sama, tidak hanya dari satu pihak saja. Dari sisi pemerintah yang memberikan wadah penyuluhan atau latihan penggunaan teknologi dalam mengajar dan menilai sesuai ilmu pedagogi si pengajar.

Kemudian dari sisi pengajar, ikut dan bergabung dengan wadah yang telah disediakan pemerintah, agar kemudian dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selain dari ilmu-ilmu yang mereka dapat dari berbagai sumber antara lain buku, YouTube, saran dari kolega, dan saran dari pelajar. Dan sebagai pelajar, sangat dianjurkan untuk memiliki pribadi yang mandiri dalam belajar atau autonomous learner. Sebab pembelajaran daring akan sulit meraih sukses jika pelajar belum memiliki motivasi dan kesadaran untuk belajar mandiri. Ketika semua elemen saling bahu membahu, pembelajaran daring ini akan terorganisir dengan baik.


Penulis: Ferawati Mahasiswi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
ISSN www.koranmu.com




Tidak ada komentar