Page Nav

HIDE

Update

latest

Epistimologi dan Tekhnologi; Jenuhnya Belajar Daring

Epistimologi dan Tekhnologi; Jenuhnya Belajar Daring Pandemi covid-19 telah berulang tahun yang pertama beberapa waktu yang lau, demikian p...


Epistimologi dan Tekhnologi; Jenuhnya Belajar Daring


Pandemi covid-19 telah berulang tahun yang pertama beberapa waktu yang lau, demikian pun dengan pembelajaran daring. Kejenuhan pun mulai terasa baik dari guru ataupun siswa. Siswa yang biasanya bersosialisasi langsung dengan teman sekelasnya kini hanya bisa bertatap muka melalui dunia maya. Guru yang biasanya bekerja 7 sampai 8 jam sekarang kadang harus standby selama 24 jam untuk menunggu siswa mengumpulkan tugas. Tugas yang melelahkan bagi seorang guru dalam menghadapi pembelajaran model seperti ini.

            Saat pemberlakuan pembelajaran daring, sekolah belum mempunyai standar baku dalam menerapkan proses pembelajaran. Butuh waktu dan proses bagi sekolah, guru dan siswa untuk terbiasa menghadapi hal ini. Tujuan utama dalam pembelajaran ini adalah tersampaikanya materi, paham atau tidaknya siswa tergantung dari kemauan siswa dalam menghadapi kondisi seperti ini. Tingkat kejenuhan yang hampir mencapai batas dapat menyebabkan efek negatif terutama bagi siswa dalam segi mental akan sangat berpengaruh.

            Berbagai cara mungkin sudah dilakukan guru untuk membuat pembelajaran yang  menyenangkan untuk membunuh rasa bosan yang dirasakan baik oleh guru ataupun siswa. Dalam kajian epistimologi, teori pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran daring saat ini menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Ada tiga teori yang cocok digunakan dalam embelajara bahasa untuk tingkat sekolah dasar, yaitu objektivisme, behaviorisme dan kognitivisme.

            Dalam teori objektivisme yang menekankan kepada pemahaman materi yang sudah ditentukan sehingga siswa harus memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Untuk jenjang pendidikan dasar teori ini cocok untuk membangun fondasi keilmuan siswa. Bantuan dari orang tua akan membuat siswa enjoy dalam melaksanakan pembelajaran daring. Namun satu hal yang harus diketahui tingkat kejenuhan dan stress siswa akan meningkat jika tidak ada kreatifitas guru dalam menyampiakan materi dan tugas yang diberikan.

Begitu juga dengan teori behaviorism yang bertujuan pada aspek pengetahuan yang diinginkan. Bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan tapi metode yang digunakan kurang menyenangkan, kejenuhan akan melanda siswa. Siswa disibukkan dengan materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan tepat waktu. Disinilah peran teknologi dibutuhkan paling tidak untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.

            Dalam pembelajaran berbasis digital seperti ini, teori kognitivism mungkin bisa digunakan berbarengan dengan teknologi karena teori ini berbasis pada proses untuk mencapai tujuan pengetahuan yang diinginkan. Dalam teori ini teknologi dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan pengetahuan yang diinginkan.  Keberhasilan teori pembelajaran diatas tergantung dari beberapa faktor. Yang pertama adalah metode pembelajaran yang digunakan. Dalam pembelajaran daring tingkat dasar, penggunaan teori objectivisme, behaviourisme taupun kognitivisme tergantung dari penggunaan metode pembelajaran yang digunakan.

Yang kedua adalah kreatifitas guru. Keberhasilan pembelajaran daring tidak hanya dipengruhi oleh peran teknologi saja tetapi juga peran guru yang menjalankannya. Kreatifitas guru sangat  menentukan keberhasilan pembelajaran daring. Apalagi di tingkat dasar yang membutuhkan kreatifitas guru dalam membimbing siswa menggunakan teknologi yang tepat dan meyenangkan.

Berdasarkan pengamatan baik dari evaluasi ataupun dari survey ke beberapa teman pegajar yang lain, semangat siswa cenderung menurun drastis walaupun berbagai cara dilakukan oleh guru baik dalam hal metode ataupun penggunaan teknologi yang lebih baik. Peran guru dalam memotivasi siswa dan cara berkomunikasi yang baik akan menjadi hal terpenting untuk meminimalisir tingkat kejenuhan siswa dalam menghadapi pembelajaran daring. Belajar daring berbeda dengan belajar di kelas.

                                                                               

 

           

Penulis: Andiek Mahrus Ali

email   : andiek.ma@gmail.com

No.Hp : 08961944279

Mahasiswa Sekolah PascaSarjana UHAMKA Jakarta

Sumber gambar : kompas.com

Tidak ada komentar