Page Nav

HIDE

Update

latest

Mahasiswa FIKES UHAMKA Lakukan Fundraising dan Salurkan Bantuan Bagi Kaum Dhuafa di Jabodetabek

Mahasiswa Fikes Lakukan Fundraising bagi Kaum Duafa Mahasiswan FIKES Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka melaksanakan Pelaksanaan kegiata...


Mahasiswa Fikes Lakukan Fundraising bagi Kaum Duafa

Mahasiswan FIKES Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka melaksanakan Pelaksanaan kegiatan ini di selenggarakan Pada Hari Kamis Tanggal 3 November sampai dengan 22 Desember 2022  di Jakarta, bekasi dan Tangerang selatan. 

Kegiatan awal adalah pencarian donasi yang dilanjutkan dengan kepenyaluran donasi dalam bentuk barang primer dan juga seperangkat barang-barang kebutuhan untuk usaha mereka. Terkait alamat yang di tuju yakni kepada kaum dhuafa yang kita bantu di penjuru daerah berada di Jakarta, bekasi dan Tangerang selatan. 

Menurut ketua pelaksana kegiatan ini merupakan rangkaian panjang dari kegiatan yang telah di lakukan sebelumnya.
ketua dan juga rekan-rekan lain sebelumnya telah melakukan observasi terlebih dahulu untuk memilih keluarga yang akan menjadi pemberdayaan. Setelah menemukan keluarga dhuafa yang tepat dan sesuai kriteria maka ketua dan para rekan-rekan menentukan rencana program dan melakukan pengumpulan dana bantuan dari para donatur atau yang berdonasi ( Fundraising ).

 kami  mencari para donasi atau donatur yang mana sejumlah uang yang dipercayakan oleh kami akan kami kelola dengan membelikan bantuan berupa bahan primer dan seperangkat alat usaha untuk mereka kembangkan lagi sehingga mereka hidup tidak bergantung lagi kepada pemberian orang lain.

Sebagai mahasiswa yang memiliki tanggung jawab dalam hal akademik, tentu wajib bagi mahasiswa memenuhi tugas untuk tercapainya nilai yang memuaskan dan bertambahnya pengalaman. Dalam praktiknya, mahasiswa harus aktif dalam meng aplikasikan kemampuan serta ilmunya di tengah kehidupan masyarakat. Realita kehidupan masyarakat saat ini masih banyak yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tugas yang diberikan Dosen Kemuhammadiyahan ini bertujuan agar mahasiswa dapat memberdayakan kaum dhuafa yang masih ada di sekitar lingkungan kehidupan. Rasulullah juga mengajarkan bahwa sesama manusia harus saling tolong menolong. 

Sebagai generasi UHAMKA muda salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah memulai kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama untuk para Dhuafa. Langkah awal kami untuk melakukan kegiatan pemberdayaan ini adalah mendatangi daerah-daerah yang rata-rata penduduknya merupakan mayoritas kaum Dhuafa.

 Kegiatan ini di isi oleh 6 kelompok dengan 6 penanggung jawab di setiap kelompoknya, yang dimana disetiap kelompok berisikan anggota 3-4 orang. Berikut deskripsi tiap kelompok yang akan kami jelaskan sebagai berikut : 

Kelompok Pertama Bapak maulani berusia 44 tahun dan mempunya istri ibu Lastri berusia 44 tahun mempunyai 2 anak, anak pertama berusia 15 tahiun kelas 3 SMP,anak kedua berusia 8 tahun baru duduk di bengaku SD kelas 1.Bahwa keluarga yang kita temukan adalah keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Bapak Maulani dan bu Lastri ,Pak Maulani bekerja sebagai tukang serabi dan tidak mempunyai pendapatan tetap sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya lagi. 

Bu Lastri tidak bisa membantu pak Maulani karna beliau hanya sebagai Ibu Rumah Tangga  Pak Maulani adalah penopang hidup bagi keluarganya yang hanya memiliki pendapatan dari Berjualan surabi  yang tidak tentu. Dari pendapatan tersebut hanya cukup untuk bisa makan sehari-hari.Lingkungan sekitar yang tidak ada membantu dan peduli membuat pak Maulani dan bu Lastri merasa tidak ada yang peduli dengan kondisi mereka saat terpuruk.

Berdasarkan hasil pemberdayaan yang sudah kami kumpulkan dari beberapa donatur atau yang berdonasi yang mana mereka mempercayakan kepada kami untuk di kelola, yakni kami membelikan bapak maulani sebuah 1 gerobak untuk berjualan serabi.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 1 yakni sebesar Rp. 4.000.000  
 
Kelompok ke Dua Bapak Iqbal merupakan seorang tukang pemulung yang berusia (48 tahun) yang hidup dan tinggal bersama istrinya Ibu Yati berusia (37 tahun). Beliau memiliki 7 orang anak (4 pria dan 3 wanita) tetapi 1 anak mereka (1 wanita) sudah menikah. Bapak iqbal mendapatkan uang hasil rongsokan perharinya terkadang Rp.65.000 – Rp. 70.000. Hal yang paling mengenaskan adalah pak iqbal dan ibu yati memikul beban hutang di bank yang dikarenakan saudara ibu yati menggadaikan sertifikat rumah milik ibu yati di bank untuk peminjaman uang sebesar Rp. 25.000.000,00 dan sisa peminjaman tersisa Rp.13.000.000,00 namun bapak iqbal dan ibu yati tidak menyanggupi untuk melunaskan dikarenakan permasalahan ekonomi dan finansial yang terkadang tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya. 
Dari hasil yang sudah kami dapati, kami belikan sejumlah berupa barang primer dan juga alat dan kebutuhan untuk menjual makanan anak-anak di sekolah sd seperti sosis bakar, otak-otak dan lain-lainnya.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 2 yakni sebesar Rp. 1.205.000  

Kelompok ke tiga Mak aat merupakan seorang lansia yang berusia 60 tahun yang tinggal di daerah Jl. Masjid Al-Farouq  RT.001/RW.001. Kukusan, Beji, Depok. Beliau juga mempunyai anak bernama ibu yanti  yang menderita penyakit komplikasi ( jantung dan paru-paru basah).saat ini beliau hanya mengandalkan pendapatan dari salah satu anak ibu yanti dengan penghasilan sekitar Rp. 1.500.000 dan tidak menutupi kebutuhan pokok keluarga tersebut karena di rumah tersebut mak aat tinggal bersama 8 orang yang terdiri dari mak aat, tante yanti dan beberapa cucunya. Kondisi atau situasi yang dihadapi keluarga mak aat  dapat dikatakan kurang memadai. Dengan melihat kondisi tempat tinggal mak maat, tante yanti beserta cucunya. 

Dengan kondisi tersebut, kelompok kami berniat membatu keluarga mak aat. Kelompok kami melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan ekonomi yaitu  dengan memberikan both portable, peralatan serta bahan-bahan untuk membuka usaha minuman dengan berbagai rasa. sehingga kami berharap dapat meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Kami melihat potensi dan kerja keras yang dimiliki oleh tante yanti dalam berjualan dan beliau juga sudah berpengalaman dalam menjalani usaha minuman oleh karena itu kami memberikan modal berupa both portable,  peralatan serta bahan-bahan untuk berjualan minuman. Tante yanti mau berusaha dan mandiri untuk memnuhi kebutuhan hidupnya.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 3 yakni sebesar Rp. 3.018.000 

Kelompok ke Empat 
Ibu Saini ini merupakan seorang penjual nasi uduk. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya beliau menjual nasi uduk setiap hari, Beliau sudah 15 tahun ditinggal oleh suaminya yang bernama Alm Pak Samin Beliau juga sudah lama ditinggal oleh anak dan cucunya. Beliau hidup sebatang kara di sebuah rumah yang sudah sangat tua. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Saini berjualan Nasi Uduk setiap harinya. Pendapatan bersih yang diperoleh Ibu Saini dengan berjualan Nasi Uduk hanya mencapai 20-50 ribu seharinya Dan Ia harus membayar 500rb tiap bulan agar bisa tetap tinggal di rumah tersebut.
Alat dan Bahan yang Ibu Saini gunakan untuk berjualan Nasi Uduk seperti Gerobak, Meja dan Kompor adalah pinjaman dari tetangganya karena Ia belum mampu untuk membeli alat-alat tersebut. Rumah Ibu Saini berada di Jl. Antena IV RT008/RW008, Kel Keramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rumah yang di huni oleh Ibu Saini sudah sangat tua, Sering terkena banjir saat hujan deras turun dan untuk bisa menuju rumah Ibu Saini diharuskan berjalan kaki karena akses jalan menuju rumahnya sangat sempit. Setelah melakukan survey serta wawancara dengan Ibu Ani maka Kelompok kami berencana membuat program bantuan modal dan usaha untuk Ibu Ani agar dapat Memudahkan proses Ibu Ani dalam berjualan.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 4 yakni sebesar Rp. 1.117.000 

Kelompok ke Lima Bapak samin merupakan seorang tukang tambal ban, Untuk kebutuhan sehari-harinya dengan mengandalkan uang dari hasil tambal ban, namun setelah beliau sakit beliau berhenti bekerja. Dengan pendapatan yang tidak menentu dengan kisaran Rp.50.000 hingga Rp.100.000 ,bisa lebih bahkan bisa tidak mendapat penghasilan sama sekali. Untuk status keluarga dari istri pertama memiliki 2 orang anak, setelah melahirkan anak kedua, sang istri pun istri pun meninggal. Setelah setahun ditinggal istri, pak Samin menikah lagi dikarenakan tidak sanggup mengurus dua orang anaknya sendirian. Dari istri kedua inilah pak Samin memiliki satu orang anak perempuan.
Dalam bentuk pemberdayaan yang kami lakukan yakni memberikan kebutuhan primer sehari-hari untuk bapak samin beserta keluarganya yang dapat kami salurkan.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 5 yakni sebesar Rp. 2.500.000

Kelompok Terakhir Ibu Ameh merupakan seorang janda yang ditinggal meninggal suaminya. Ibu Ameh kini tinggal hidup bersama satu anaknya yang bertempat di Jl. Anyer 17 RT.15/RW.8, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ibu Ameh tidak memiliki penghasilan, beliau hanya menunggu kiriman dari anak-anaknya yang bekerja diluar kota. Dalam kegiatan pemberian bantuan kepada keluarga dhuafa, kelompok kami ingin memberikan  beberapa sembako untuk makan sehari-hari karena terkadang uang kiriman dari anaknya sudah habis sebelum anaknya memberikan kembali uang kiriman untuk ibu ameh, sehingga tidak bisa makan. Lalu kami akan membelikan booth portable dan modal usaha untuk berjualan yang mana ibu Ameh punya keinginan untuk berjualan lontong sayur didepan rumahnya. Dan sisa dari hasil fundraising akan diberikan ibu Ameh untuk modal jualan.
Hasil fundraishing yang sudah di dapat dari kelompok 6 yakni sebesar Rp. 1.127.000

Dengan adanya Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 19 orang dalam satu kelas yang dimana terdiri 6 kelompok dengan beranggotakan 3-4 orang. Pemberdayaan keluarga kaum duafa yang dimana kami mendapatkan tugas ini dari salah satu dosen pengampu kemuhammadiyahan yakni bapak eko susanto,S.E.Sy., M.Si sebagai yang memberikan tugas serta yang memberikan arahan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan bagi keluarga kaum dhuafa. Melalui kegiatan ini mahasiswa dilatih untuk melakukan pemberdayaan sosial sehingga dalam jiwa mereka tumbuh rasa empati dan kepedulian terhadap sesamanya.

Tidak ada komentar