Page Nav

HIDE

Update

latest

Sekelompok Mahasiswa FIKES UHAMKA Lakukan Pemberdayaan Kaum Dhuafa

Mahasiswa Uhamka Lakukan Pemberdayaan kaum Dhuafa Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muha...

Mahasiswa Uhamka Lakukan Pemberdayaan kaum Dhuafa


Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka melaksanakan Program Pemberdayaan Kaum Duafa pada tanggal 20-27 Desember 2022 yang lalu di Jakarta dan Sekitarnya. 

Kegiatan ini merupakan pemberdayaan masyarakat yaitu usaha untuk membuat masyarakat menjadi berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk mengelola dan bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya.

Pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas masyarakat, dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan masyarakat setempat karena pada dasarnya setiap komunitas bersifat unik.

Sebagai kelompok UHAMKA Muda, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah memulai kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama untuk para Dhuafa. Langkah awal kami untuk melakukan kegiatan pemberdayaan ini adalah mendatangi daerah-daerah yang rata-rata penduduknya merupakan mayoritas kaum Dhuafa. 

Menurut ketua pelaksana, Kegiatan ini merupakan rangkaian panjang dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Ketua dan rekan-rekan yang lain sebelumnya telah melakukan observasi terlebih dahulu untuk memilih keluarga yang akan diberdayakan dan menghindari salah sasaran. Setelah menemukan keluarga dhuafa yang sesuai, ketua dan rekan-rekan menentukan program dan melakukan pengumpulan dana bantuan (fundraising).

 Kegiatan ini merupakan tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan, dengan Dosen Pengampu Bapak Eko Susanto, S.E.Sy., M.Si. Melalui kegiatan ini mahasiswa dilatih untuk melakukan pemberdayaan sosial sehingga dalam jiwa mereka tumbuh rasa empati dan kepedulian terhadap sesamanya.

Kegiatan ini dilakukan oleh 6 kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 3-4 orang. Dan masing-masing kelompoknya akan di deskripsikan sebagai berikut :

Kelompok pertama IBu shofia merupakan seorang pemulung di sekitaran jalanan . Bu shofia kini tinggal hidup bersama suami dan 3 orang anak bertempat di jalan pinang kali jati( lapak pemulung bos kori) Rt 11/ Rw 09 ,Pondok labu  Jakarta Selatan. Penghasilan bu Shofia mencapai 150.000-300.00 ribu peminggunya. Uang dari hasil mulungnya digunakan untuk belanja memenuhi kebutuhan pokok sehari- hari . 

Dalam kegiatan pemberian bantuan kepada keluarga dhuafa, kelompok kami ingin memberikan beberapa sembako untuk makan sehari-hari karena terkadang hasil mulung bu shofia tidak mendapatkan apa-apa, sehingga tidak bisa makan. Lalu kami akan membelikan booth portable dan modal usaha berjualan minuman dengan varian rasa,  yang mana bu shofia punya keinginan untuk berjualan. Dan sisa dari hasil fundraising akan diberikan bu shofia untuk modal jualan.

Kelompok kedua ibu Karsinah berusia 88 tahun, beliau adalah tulang punggung keluarga yang bekerja sebagai pedagang tape uli keliling pikul dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah sejauh kurang lebih 6 kilometer. Terkadang Ibu Karsinah menjadi buruh kupas kulit kerang jika tidak memiliki modal h tuk membuat tape uli. Penghasilan Ibu Karsinah sehari-hari berkisar dari Rp 20.000-100.000. Ibu Karsinah memiliki tanggungan 2 orang cucu yatim piatu yang sedang bersekolah. Ibu Karsinah juga harus membayar kontrakan sebesar Rp 500.000 perbulan. Cita-cita Ibu Karsinah adalah membelikan cucunya jas hujan agar tidak kehujanan saat musim hujan tiba.
 
Pada kegiatan pemberdayaan kaum dhuafa ini, kelompok kami memberikan sembako untuk kebutuhan pokok sehari-hari, kelompok kami juga memberikan modal dagang berupa alat dan bahan dagang dan uang tunai. Memberikan tunjangan kesehatan untuk Ibu Karsinah yang disimpan oleh ibu dasawisma (orang yang bertanggung jawab terhadap masyarakat). Memberikan uang tunai kepada cucu Ibu Karsinah yang merupakan yatim piatu, memberikan uang tunai kepada janda dan membayarkan kontrakan selama 2 bulan yang belum dibayar oleh Ibu Karsinah.

Kelompom ke tiga Ibu mulyati merupakan seorang lansia yang berusia 67 tahun yang tinggal di daerah Kp. Teluk Angsa, Bekasi Timur. Beliau juga memiliki seorang anak yang menderita penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan pada setengah tubuhnya. Saat ini beliau memiliki pendapatan yang tidak menentu. Kondisi atau situasi yang dihadapi keluarga nenek mulyati dapat dikatakan kurang memadai. Dengan melihat kondisi tempat tinggal nenek mulyati dan satu orang anaknya yang bernama yusuf. 

Dengan kondisi tersebut, kelompok kami berniat membantu keluarga nenek mulyati. Kelompok kami melakukan pemberdayaan dengan pendekatan ekonomi yaitu dengan memberikan peralatan dan juga bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menjalankanya dan juga untuk mengembangkan usahanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.Kami melihat potensi dan kerja keras yang di miliki oleh Nenek Mulyati dalam berjualan. Beliau mau berusaha dan mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Kelompok ke Empat Pak Kurti merupakan seorang pedagang jepitan dan mainan di sekitaran jalan. Pak Kurti kini tinggal sendiri, bertempat di jalan Jatayu 6, Gandaria, Jakarta Selatan. Penghasilan pak Kurti mencapai 80.000-100.000 ribu perharinya. Uang dari hasil berjualan digunakan untuk belanja mainan kembali, membayar token listrik 20.000 untuk setengah bulan, dan sisanya untuk makan. Jika masih ada uang sisa, maka uangnya ditabung untuk pulang kampung. Pak Kurti memiliki 1 istri dan 4 orang anak, Yang mana keluarganya tinggal di Lamongan, Jawa Timur.

 2 anak sudah menikah, 1 anak sudah bekerja, dan 1 yang lainnya belum bekerja. Tetapi meskipun anaknya sudah ada yang bekerja, tidak ada yang membantu menghidupi pak kurti. Oleh karena itu, pak Kurti hanya mengandalkan dari hasil jualan mainan saja.  Meskipun terkadang tidak mendapat apapun.

Dalam kegiatan pemberian bantuan kepada keluarga dhuafa, kelompok 4 ingin memberikan beberapa sembako untuk makan sehari-hari, karena terkadang hasil jualan pak kurti tidak mendapatkan apa-apa, sehingga tidak bisa makan. Lalu kami akan membelikan kasur lipat, yang mana kasur pak kurti yang lama sudah tidak layak pakai karena sering terkena banjir. Membelikan beberapa pakaian yang mana selama ini pak kurti hanya mempunyai 3 pasang pakaian,  membelikan beberapa obat-obatan untuk stok di rumah ketika bapak kurti sedang sakit atau kecapean, membelikan terpal untuk penutup gerobak agar tidak terkena hujan. Dan sisa dari hasil fundraising akan diberikan pak kurti untuk modal jualan.


Kelompok ke Lima Pak Alex Syahriar merupakan pedagang kopi keliling yang sudah berusia 50 tahun. Beliau biasanya berjualan di depan BBKBN Jakarta timur menggukan sepeda dan mulai berjualan dari pagi hari hingga sore hari. Pak alex tinggal di Rt 11, Rw 05, Kab. Pala Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur. Dalam keluarganya Pak Alex memiliki satu tanggungan yaitu istrinya yang bernama Ibu Wiwin. Mereka belum dikaruniai seorang anak. Untuk penghasilan perharinya pak alex hanya mendapatkan sekitar 30-40 ribu hal ini karena modal atau barang untuk berjualan hanya sedikit sehingga hal tersebut belum mencukupi kehidupannya sehari-hari.

Dengan kegiatan pemberdayaan kaum dhuafa ini kami ingin membantu pak alex untuk menambah modal untuk berjualan dan memberikan sisa hasil donasi untuk membantu memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kami memberikan bantuan kepada pak alex dengan membelikan barang untuk mendukung usaha pak alex seperti termos yang cukup besar dan memberikan kebutuhan yang mendukung untuk usaha pak alex kedepannya. Selanjutnya jika hasil dari donasi kami sudah tercukupi dan terdapat kelebihan pembelian maka kami akan memberikannya untuk memenuhi kehutuhan sehari-harinya.


Kelompok Ke Enam Pak Martha merupakan seorang lansia yang berusia 70 tahun yang bertinggal di Jalan Musholah An Nur Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan bersama kerabat dekatnya. Saat ini Pak Martha tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga penghasilan beliau tidak menentu dan pak Martha memiliki asma. Dengan donasi yang sudah terkumpul nanti pak Martha berencana membuka usaha gorengan. Oleh karena itu, kami mengajak saudara/i sekalian membantu memberdayakan pak Martha dengan cara memberi sedikit rezeki untuk pak Martha.
Kegiatan yang dilakukan kelompok 6 yaitu memberdayakan beliau dengan membuka usaha gorengan (tahu + bakwan) serta memberikan bantuan sembako sebagai kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan asma.

Tidak ada komentar