Nurafni " Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bers...
"Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting" (QS. Luqman: 17).
Secara umum telah kita ketahui bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak, lalu bagaimana peran keluarga?
Maraknya kasus perceraian di tanah air membuat hati ini menjadi miris dan bersedih, tidak hanya dikalangan selebriti, kasus perceraian terhitung tinggi dari berbagai status ekonomi, sosial dan Pendidikan, dari mulai kalangan ekonomi kurang, menengah hingga atas. Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada 2022. Angka ini meningkat 15,31% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Lalu bagimana dengan tahun 2023? Wallahualam bissawab.
Lalu dampak apa yang ditimbulkan dari tingginya kasus perceraian tersebut? Pada umumnya, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Anak-anak akan terbiasa melihat interaksi antara kedua orang tua dengan dirinya baik ketika bersenda gurau, saling menanyakan kabar, saling bantu membantu pekerjaan di rumah dan lain sebagainya, sekalipun anak tersebut masih kecil ketika ayah dan ibu bercerai, dampak dari perceraian tersebut tetap tidak dapat dihindarkan dikemudian hari. Ketika perceraian terjadi, anak menjadi objek yang terdampak paling dekat.
Secara drastis anak akan kehilangan salah satu figur dalam keluarga, jika anak ikut dengan ibunya, maka anak akan kekurangan sosok ayah dalam hidupnya dan jika anak ikut ayahnya maka anak akan kekurangan figur ibu dalam hidupnya. Belum lagi anak akan melihat pertikaian antara ayah dan ibu yang merupakan dua sosok yang paling anak sayangi dan juga merupakan sosok pertama yang akan menjadi contoh anak dalam bersikap dan berinteraksi. Hal tersebut akan memberikan pengaruh kepada tumbuh kembang anak.
Peran orang tua dalam keluarga antara lain pemenuhan kebutuhan ekonomi, pemberian pendidikan, peran sosialisasi, pendidikan agama, dan pemberian perlindungan. Kemudian Ketika perceraian terjadi, maka akan ada ketidakstabilan dalam pelaksanaan peran orang tua dalam keluarga, dan dampaknya akan sangat terasa pada perkembangan anak.
Sebagai contoh, pemenuhan kebutuhan ekonomi, Ketika ayah dan ibu bersatu, ayah mencari nafkah dan ibu mengelola rumah tangga, anak-anak berada dalam pengasuhan ibu dikesehariannya. Kemudian perceraian terjadi dan memaksa sang ibu untuk kembali bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu apa yang terjadi? Anak akan kehilangan figur ibu yang biasa menemani kesehariannya, anak akan tumbuh dengan kurangnya perhatian dari ayah yang bekerja dan ibu yang bekerja.
Contoh lain, peran orang tua dalam pendidikan agama. Ketika keluarga utuh, ayah menjadi pemimpin di keluarga, mengimami solat berjamaah di rumah, memberikan contoh tauladan terbaik mengenai pelaksanaan ibadah di rumah, lalu bagaimana Ketika perceraian terjadi? Anak tidak melihat adanya figur imam dalam ibadah di keluarga. Khusus nya anak laki-laki akan kehilangan figur ayah dalam beribadah. Begitupun sebaliknya, jika anak ikut dengan ayahnya, maka ia akan kehilangan figur makmum dalam beribadah.
Orang tua juga berperan dalam hal pemberian perlindungan dalam keluarga, dimata seorang anak, ia akan dilindungi oleh ayah dan ibunya. Ayah yang selalu menjadi sosok pelindung dalam keluarga, kemudian ibu menjadi orang yang akan maju untuk melindungi kemudian. Ketika perceraian terjadi, anak akan merasa cemas, dan tidak aman karena merasa tidak lengkapnya pihak yang akan melindunginya.
Untuk para orang tua, mari kita penuhi kebutuhan perkembangan anak di dalam keluarga, kita laksanakan peran kita sebagai orang tua dengan sebaik baiknya agar tumbuh kembang anak dapat optimal.
Penulis : Nurafni
Mahasiswa S3 – UPI
Program Studi Pendidikan Matematika dan Dosen FKIP UHAMKA
Tidak ada komentar