Page Nav

HIDE

Ads Place

Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Modifikasi pada berbagai bidang ekonomi akan menghasilkan terjadinya kemajuan ekonomi, yan...

Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Modifikasi pada berbagai bidang ekonomi akan menghasilkan terjadinya kemajuan ekonomi, yang didasari dengan tingginya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perorang. Keadaan seperti itu akan terjadi dalam waktu yang lama. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi melambangkan dua istilah yang berbeda, walaupun beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu penanda dari kesuksesan pembangunan ekonomi, maka akan ada pertumbuhan ekonomi bila ada pembangunan ekonomi, dimana pembangunan ekonomi itu menyebabkan perubahan-perubahan pada sisi ekonomi. Pembangunan industri-industri baru dan tingginya kegiatan ekspor dan impor akan menimbulkan perubahan dalam sisi industri dan sisi perdagangan. Sisi pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan di ruas jalan. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam kegiatan yang mengakibatkan barang dan jasa yang dihasilkan dalam masyarakat meninggi dan kemakmuran masyarakat bertambah. Persoalan pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai masalah besar dalam jangka panjang, perkembangan kemampuan menghasilkan barang dan jasa sebagai masalah, meningkatnya faktor-faktor produksi pada garis besarnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10). Inflasi adalah sebuah situasi perekonomian yang menunjukkan adanya kecenderungan meningkatnya tingkat harga secara umum, dan bersifat secara terus-menerus. Keadaan ini diakibatkan karena tidak seimbang alur barang dan alur uang yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Inflasi juga merupakan salah satu hal penting dalam menjabarkan perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-impor. Inflasi merupakan persoalan besar dalam perekonomian setiap Negara dan melambankan suatu fenomena moneter yang selalu mengkhawatirkan Negara karena kebijakan yang di pilih untuk menanggulangi inflasi sering menghasilkan keuntungan yang dibagi dua, yang berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Inflasi merupakan peubah ekonomi secara garis besar selain pertumbuhan dan pengangguran, seharusnya inflasi mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dalam hal melindungi tingkat kestabilannya, karena sebenarnya inflasi mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Hal itu terlihat dari kemantapan tingkat bunga yang kemudian berdampak terhadap pencapaian tujuan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Faktor-faktor penyebab tingginya inflasi di akibatkan oleh berbagai faktor, misalnya pada kasus perekonomian Indonesia terdapat beberapa masalah yang dapat mendorong tingginya tingkat inflasi yaitu masalah ekonomi dan bukan ekonomi, yang dianggap akan mempengaruhi tingkat inflasi di Negara kita. Hal ini berasal dari faktor domestic dan faktor eksternal. Faktor domestic berasal dari peningkatan jumlah uang yang beredar, terjadinya tekanan yang berasal dari permintaan maupun penawaran, GDP, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah (seperti kenaikan harga BBM). Sementara faktor eksternal diantaranya berasal dari nilai tukar tingkat inflasi Negara lain. Sekarang inflasi yang terjadi di Indonesia hanya diakibatkan oleh tingginya harga minyak bumi di pasar internasional yang dapat memicu lebih lanjut pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagian besar pabrik-pabrik pengolahan. Terlebih di masa depan ancaman mengenai meningkatnya harga minyak bumi akan membuat inflasi di Negara kita mengalami kelangkaan batu bara dan gas yang membuat kenaikan pada biaya. DAMPAK TERJADINYA INFLASI a) Â Ã‚ Ã‚ Ã‚  Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Pada prinsipnya tidak semua inflasi berakibat negatif bagi suatu perekonomian, terkhusus jika inflasi yang terjadi adalah inflasi ringan yaitu diurutan sepuluh persen ke bawah. Inflasi ringan justru dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini diakibatkan inflasi mampu memberikan semangat kepada para pengusaha untu lebih meninggikan produksinya. Pengusaha bersemangat untuk meninggikan produksinya, karena adanya kenaikan harga, sehingga ketika memproduksi lebih banyak maka pengusaha akan memperoleh laba yang lebih banyak pula. Selain itu peningkatan produksi juga membawa akibat yaitu menciptakan peluang kerja baru, inflasi baru berakibat negatif apabila nilainya lebih dari 10 persen. Jika inflasi yang terjadi diatas 10 persen dan tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan masyarakat, maka akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Yang pada akhirnya akan melemahkan pertumbuhan ekonomi karena sesuai dengan rumus pertumbuhan ekonomi yaitu Y = C + I + G + (X-M) jika C (konsumsi masayarakat) turunmaka akan menyebabkan penurunan Y yang akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. b) Â Ã‚ Ã‚ Ã‚  Pengaruh inflasi terhadap hasil produksi
  1. Hasil produksi akan berkembang bila kenaikan harga barang lebih sigap daripada kenaikan gaji pekerja. Persoalan ini akan memberikan laba pengusaha menjadi lebih tinggi. Kenaikan laba yang diperoleh pengusaha akan memotivasi pengusaha membuat lebih banyak sehingga hasil produksi pun meningkat.
  2. Hasil produksi akan menurun bila inflasi sudah terlalu tinggi, karena terjadi inflasi yang tidak terkendali, masyarakat tidak suka mempunyai uang tunai, karena nilai uang nyata yang dipegang semakin menurun. Daya beli uang menjadi rendah, karena sebagian orang tidak ingin memiliki uang tunai, sebagian pertukaran dilakukan dengan menggunakan cara tukar-menukar barang, persoalan ini membuat produsen tidak rajin menciptakan, karena hasil produksi akan kurang terjual, dan menyebabkan produksi pun melemah.
c) Â Ã‚ Ã‚ Ã‚  Pengaruh inflasi terhadap investasi Ketika masa inflasi berlangsung, peruntungan bagi pemodal lebih suka menginvestasikan modalnya dalam bentuk pembelian harta tetap, seperti tanah dan rumah. Pada masa inflasi ini, nilai barang akan terus mengalami peningkatan, sedangkan nilai uang atau daya beli uang akan terus mengalami penurunan. Itulah yang mengakibatkan para investor menginvestasikan modalnya dalam bentuk harta tetap. d) Â Ã‚ Ã‚  Pengaruh inflasi terhadap perdagangan internasional Jika didalam negeri terjadi inflasi, maka produk dalam negeri akan lebih mahal ketimbang barang luar negeri. Kondisi ini akan mengakibatkan barang dalam negeri sulit bersaing dengan produk-produk luar negeri. Dampaknya, nilai ekspor kita akan lebih rendah daripada impor kita. Sehingga neraca perdagangan akan mengalami kerugian. Dan kerugian ini akan mengurangi cadangan devisa Negara. Hal ini sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini yang sedang mengalami kerugian neraca perdagangan akibat nilai impor kita lebih meningkat daripada ekspor kita. Hal ini disebabkan oleh dua persoalan yaitu harga barang luar negeri yang lebih murah dan ketidak mampuan menciptakan barang yang sama di dalam negeri sendiri. e) Â Ã‚ Ã‚ Ã‚  Pengaruh inflasi terhadap pendapatan masayarakat Untuk masyarakat yang berkecukupan tetap, terjadinya inflasi sangat merugikan karena pendapatan nyata mereka akan menurun, sedangkan bagi masyarakat berpendapatan tidak tetap berdampak merugikan dan menguntungkan, merugikan bagi mereka yang berpendapatan rendah dan tidak tetap, sedangkan menguntungkan bagi mereka yang berpendapatan tinggi dan tidak tetap seperti pengusaha. Mereka berpendapat tidak terlalu dirugikan dengan keadaan seperti itu. KEBIJAKAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI YANG TINGGI Beberapa kebijakan yang dapat digunakan untuk menaungi persoalan inflasi disuatu negara, ialah melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi di suatu negara melalui perubahan pada pengeluaran pemerintah, pajak, oprasi pasar, dan transfer payment. Sedangkan dalam kenijakan moneter, Bank Sentral mengeluarkan kebijakan dengan mengatur JUB (Jumlah Uang Beredar), tingkat suku bunga, mengatur simpanan pokok perbankkan di BI dan sebagainya. Dalam hal mengatasi inflasi baik kebijakan moneter ataupun fiskal memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Disini penulis akan menjelaskan apa saja kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi baik dari kebijakan fiskal maupun moneter, diantaranya :
  1. Kebijakan Fiskal
  • Kebijakan operasi pasar
Operasi pasar merupakan salah satu kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini dilakukan pemerintah agar inflasi yang terjadi bisa terkendali dan pada akhirnya ketika harga-harga stabil daya beli masyarakat bisa pulih kembali.
  • Transfer payment
Pemberian bantuan secara langsung berupa uang digunakan pemerintah sebagai kompensasi atas suatu kebijakan yang menyebabkan kenaikan harga barang secara umum (inflasi) seperti akibat kenaikan harga BBM kemarin. Pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai (BLSM) kepada masayarakat dengan tujuan uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan hidup dan lebih-lebih digunakan untuk kegiatan yang produktif.
  • Melakukan Impor
Kebijakan impor dilakukan pemerintah apabila harga barang didalam negeri sudah terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen (pemerintah & swasta) memproduksi ataupun mencukupi permintaan dalam negeri. Sehingga ditempuh cara impor untuk menstabilkan harga barang tersebut. Penulis ambil contoh ketika harga kedelai dan daging sapi di daklam negeri naik akibat permintaan terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen menyediakannya maka pemerintah membuka kran impor untuk mestabilkan harga kedelai dan daging sapi. Kebijakan ini dinilai paling cepat untuk mengendalikan inflasi yang terlampau tinggi.
  • Pemberian insentif pajak
Pemberian insentif pajak diberikan pemerintah kepada para produsen agar harga barang yang mereka jual ke pasar bisa ditekan seminimal mungkin, karena pajak merupakan salah satu biaya produksi di suatu perusahaan. Apabila pajak diturunkan atau dihapuskan untuk suatu perusahaan maka akan menurunkan biaya produksi di pabrik tersebut,  yang pada akhirnya akan menurunkan harga barang yang dijual produsen. Sehingga inflasi bisa dikendalikan.
  1. Kebijakan Moneter
  • Menaikkan suku bunga
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah melalui kebijkan moneter, salah satunya adalah melalui pengaturan tingkat suku bunga (bunga kredit dan deposito). Tujuan menaikkan suku bunga pinjaman dan deposito adalah mengurangi jumlah uang beredar di masyarkat, karena semakin banyak orang memegang uang tunai maka semakin banyak uang yang dibelanjakan sehingga menyebabkan demand pull inflation. Sehingga dengan dinaikkannya tingkat suku bunga kredit dan deposito maka jumlah uang yang beredar bisa ditekan, karena orang akan memilih menempatkan uang mereka di bank untuk memperoleh margin yang tinggi dari bunga tabungan dan deposito daripada memegang uang tunai. Dan orang akan berfikir dua kali untuk meminjam uang ke bank karena bunga kredit yang terlalu tinggi. Akibat dari bunga kredit yang terlalu tinggi bisa menurunkan iklim investasi di Indonesia, karena tingkat suku bunga merupakan faktor yang menentukan investasiI I = f(r) sehingga ketika tingkat bunga pinjaman naik menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut turun. Karena investasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan sekonomi Y = C + G + I + (X-M) dan ketika investasi (I) turun maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Y) ikut trun juga. pertumbuhan tingkat bunga merupakan faktor yang memppengaruhi investasi  I = f (r)
  • Meningkatkan simpanan perbankkan di BI
Menetapkan tingkat simpanan perbankkan di BI juga langkah yang ditembuh bank indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia untuk mengerem pertumbuhan kredit dan mengatur JUB di masyarakat. Bagaimana bisa simpanan bank di Bi bisa mempengaruhi jumlah kredit yang bisa disalurkan perbankkan, itu dikarenakan uang yang seharusnya digunakan bank untuk dipinjamkan ke investor harus disimpan di bank indonesia sehingga menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankkan.
  • Menjual SBN
Menjual Surat Berharga Negara merupakan salah satu instrumen kebijakan untuk mengontrol JUB dimasyarakat. Mekanismenya adalah pemerintah menjual surat utang / SBN ke masyarakat dengan tujuan memperoleh dana segar dari masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Selain untuk mengatur JUB di masyarakat dana segar yang diperoleh pemerintah bisa digunakan untuk membiayai APBN pada tahun tersebut dan bisa dialokasikan kesektor-sektor produktif ataupun digunakan untuk mengendalikan inflasi seperti yang di jelaskan dalam bagian kebijakan fiskal. Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
  • Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
  • Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Sumber Kenaikan Kemajuan Ekonomi Kemajuan ekonomi secara luas dikatakan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu yang telah ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang berada di dalam sebuah negara. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
  1. Pertumbuhan pada ekonomi guna untuk melihat kemajuan ekonomi sebagai akhir pembentukan nasional, Pendapatan perkapitanya digunakan untuk menilai tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin tingginya pendapatan perkapita dengan kerja yang konstan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
  2. Dasar pembentukan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
  3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).
SUMBER : http://hhproposal.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-inflasi-terhadap-pertumbuhan.html GAMBAR : https://www.google.com/search?q=INFLASI&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjY4_fGtObXAhXJsY8KHVwWBuEQ_AUICygC&biw=1366&bih=656#imgrc=TLIs4ses1S1z0M:  

Tidak ada komentar

Ads Place