Syaikh Nawawi Al-Bantani dari Tanara Mengajar Dunia Tribunners / Citizen Journalism Syaikh Nawawi Al-Bantani dari Tanara Mengajar D...
Tribunners / Citizen Journalism
Syaikh Nawawi Al-Bantani dari Tanara Mengajar DuniaSebagian besar waktu Nawawi digunakan untuk mengajar para pemuda Indonesia yang kelak menjadi tokoh pergerakan umat Islam di Indonesia.
Oleh: Ubaydillah Anwar
TRIBUNNEWS.COM - Syaikh Nawawi adalah ulama, cendekiawan, dan ilmuwan besar yang karya-karyanya melegenda di dunia Islam. Beliau hidup di Makkah di era Penjajahan Belanda di Nusantara dan wafat di sana pada 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1879. Beliau dimakamkan di Maâla bersebelahan dengan makam putri Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, yaitu Asmah binti Abû Bakar, dan Ibnu Hajar Al-Haitami, seorang ulama besar dari Mesir.
Di mata ulama Saudi Arabia atau Timur Tengah pada umumnya, Syaikh Nawawi punya posisi istimewa karena kealiman dan konsistensinya dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman. Nawawi mendapat julukan Sayyid Ulama Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz). Snouck Hourgronje, warga Belanda yang bertugas menyamar menjadi Muslim dengan misi khususnya, menyebut Nawawi sebagai Doktor Ketuhanan. Selama berpura-pura di Makkah, Snouck banyak mencatat kehidupan Syaikh Nawawi.
Sebagian besar waktu Nawawi digunakan untuk mengajar para pemuda Indonesia yang kelak menjadi tokoh pergerakan umat Islam di Indonesia. Sebut saja misalnya KH. Hasyim Asyâari, Pendiri NU, KH. Ahmad Dahlan, Pen diri Muhammadiyah, KH. Khalil Bangkalan, Kyai Besar bagi masyarakat Madura dan sekitarnya, dan masih banyak lagi. Nawawi tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menggelorakan spirit perjuangan melawan kezaliman penjajah Belanda. Atas pengaruhnya yang luar biasa itulah Belanda mengutus Snouck ke Makkah untuk mengamatinya dan mendekatnya.
Di samping mengajar, ia banyak menulis buku di berbagai bidang keislaman. Syekh Nawawi menulis lebih dari 100 judul buku. Professor Dr. H. Sibly Sarjaya, Pakar Hukum Islam dan Mantan Rektor IAIN Banten, pernah menceritakan bahwa di tahun 1970, beliau mendapat undangan untuk mengunjungi Leiden Belanda. Di sana, beliau menyaksikan ada tidak kurang dari 114 judul karya Syaikh Nawawi yang tersimpan di Belanda.
Dengan kaliber kepakaran yang telah melegenda secara internasional itu ternyata Nawawi adalah putra Banten. Nawawi lahir di Tanara tahun 1813 M dari pasangan Umar bin Arabi dan Zubaedah. Ayahnya seorang penghulu dan kyai, sedangkan ibunya adalah seorang guru. Ia anak pertama dari tujuh bersaudara dan merupakan keturunan kesultanan yang ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon).
Nawawi memilih menetap di Makkah sebagai strategi perjuangan melawan kezaliman penjajah Belanda dan menggelorakan spirit cinta ilmu pada umat Islam. Strategi ini ia pilih setelah berbagai langkahnya di Banten kandas oleh kesewenang-wenangan penjajah Belanda. Berbagai tawaran untuk damai datang mendekatinya dari pihak Belanda, tetapi ia tolak.
Bapak Kitab Kuning Indonesia
Atas jasa-jasanya mengembangkan ilmu-ilmu keislaman melalui karya-karyanya yang melegenda, ulama Nusantara memberi gelar Bapak Kitab Indonesia. Pemerintah Banten merasa sangat berkepentingan untuk menghidupkan sosok Nawawi berikut karya-karyanya di alam kesadaran masyarakat Banten secara keseluruhan.
Karena itu, melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten (BPAD), Pemerintah Provinsi Banten menjalankan program âMemasyarakatkan Karya-karya Syaikh Nawawiâ melalui penerjemahan, pendistribusian, dan pengkajian kitab-kitab Syaikh Nawawi.
Halaman selanjutnya 123
Tidak ada komentar