Lazismu Sragen dalam mengumpulkan donasinya kebanyakan menyasar muzaki retail dan baru sedikit muzaki pada tingkatan corporate. T api pre...
Lazismu Sragen dalam mengumpulkan donasinya kebanyakan menyasar muzaki retail dan baru sedikit muzaki pada tingkatan corporate. Tapi prestasi yang membanggakan adalah para muzaki yang rutin membayar ZIS kebanyakan bukan dari warga Muhammadiyah. Dengan realita yang ada seperti itu bahwa Lazimu Sragen dipercaya oleh masyarakat karena dana yang mereka setorkan ke Lazismu Sragen benar-benar disalurkan kepada para mustahik dengan tepat. Hal ini disampaikan oleh Ikhwan pengurus Lazismu Sragen Saat menerima Tim Filantrofi dari UHAMKA, pada hari Sabtu, 27 Januari 2018
Setelah beberapa kali LAZISMU Sragen menerima tamu dari Lazismu kota/kabupaten dari beberapa daerah,Lazismu Sragen menerima kunjungan tamu istimewa. Tamu tersebut para praktisi dan akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Prod.Dr. Hamka yang biasa dikenal dengan sebutan UHAMKA Jakarta. Kunjungan ini terasa spesial karena UHAMKA adalah universitas yang pertama kali yang mengunjungi Lazismu Sragen untuk saling berbagi ilmu dan sharing mengenai kegiatan filantropi yang telah dilakukan Lazismu Sragen.
Rombongan dari UHAMKA Jakarta tersebut sejumlah 6 orang yang merupakan para akademisi sekaligus para praktisi yang bertugas dan bertanggung jawab di Laboratorium Kewirausahaan Sosial dan Filantropi Islam. Selaku pimpinan rombongan adalah Emaradial Ulza serta Sumardi yang merupakan salah satu Ketua Program Studi atau Ka Prodi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tamu dari Jakata diterima langsung oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen Ikhwanushoffa, Wakil Ketua Ridwan Adi S, serta Dewan Syariah Umar Chaeroni, di ruang rapat PDM Sragen.
Dalam sambutan perkenalannya, Ulza pimpinan rombongan UHAMKA mengungkapkan bahwa UHAMKA mengenal dan mengetahui LAZISMU Sragen lewat beberapa media massa dan media sosial beberapa waktu lalu. Satu hal yang menarik perhatian rombongan tersebut adalah Sragen yang merupakan salah satu kabupaten kecil, namun hasil tingkat penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh ( ZIS)nya sangat fantastis dibanding dengan kota atau daerah yang bisa dikata kota besar dan potensi zakatnya lebih besar. " Dengan tingkat perolehan pengumpulan dana ZIS dati Lazismu Sragen yang mencapai miliaran rupiah, menjadikan kami terlecut untuk mengkaji dan mempelajari secara langsung ke Sragen" ungkap Ulza. Disamping itu Sumardi menanyakan, "Strategi apa yang dilakukan oleh Lazismu Sragen hingga capaian ZIS nya mencapai miliaran rupiah ?".
Menanggapi pertanyaan tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan yang dicapai Lazismu Sragen dikarenakan kerja keras seluruh anggota Eksekutif khususnya para fundraiser dan dukungan penuh tenaga, waktu dan pikiran seluruh kantor layanan ( KL ) di seluruh kecamatan se-Kabupaten Sragen.
"Lazismu Sragen bekerja selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu", imbuh Ikhwan.
Menjawab pertanyaan tentang strategi yang dilakukan, Ketua Lazismu Sragen mengungkapkan, hal yang mendasar yang harus dimulai adalah harus ada target yang jelas yang akan dicapai. Target tersebut harus berupa angka dan nominal yang pasti dan riil. Hal tersebut menjadi pijakan strategi yang akan dilakukan Badan Pengurus dan Eksekutif untuk mencapainya satu tahun kedepan.
Dipertengahan diskusi tersebut, tampak hadir walau sebentar Dodok Sartono, Ketua Lazismu Wilayah Jawa Tengah. Walau sedikit yang disampaikan, Dodok malah "menantang" Lazismu UHAMKA di tahun ini targetnya untuk dapat mencapai 5 miliar, yang ditaun 2017 kemarin Lazismu UHAMKA penghimpunan dana ZIS tiap bulannya dikisaran Rp 60jt rupiah. Dan tantangan tersebut langsung direspon positif oleh pihak UHAMKA.
Diakhir sesi acara tim dari UHAMKA juga memberikan masukan dan kenang-kenangan yang positif untuk Lazismu Sragen dengan memberikan 3 program aplikasi yang fungsinya untuk optimalisasi publikasi Lazismu Sragen lewat media sosial yang berbasis e-mail, facebook, dan yang lainnya.
Tidak ada komentar