Gambar. Media Promkes Lembar balik Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Saat ini Indonesia sebagai sala...
Gambar. Media Promkes Lembar balik Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Saat ini Indonesia sebagai salah satu penduduk terbesar di dunia menjadi satu negara pangsa pasar potensial untuk penyebaran narkoba (BNN, 2017). Penyebarannya sudah keseluruh pelosok dan menyasar ke seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali bahkan hingga ke lingkungan rumah tangga (Kemenkes, 2017). Menurut Sistem Informasi Narkoba (SIN) tercatat jumlah kasus narkotika yang sukses diungkap periode 2012 sampai 2016 sebesar 76,53%. Selama 5 tahun tersebut shabu-shabu menjadi jenis napza yang paling dminati (1,867 kasus), diikuti ganja (128 kasus) dan 98 kasus ekstasi.
Penelitian oleh PPK UI dan BNN pada pelajar dan mahasiswa mendata dari 100 orang pelajar terdapat 4 orang yang pernah minimal satu kali menyalahgunakan narkoba, 3 orang menyalahgunakan narkoba dalam setahun terakhir, dan dua sampai tiga orang menyalahgunakan narkoba dalam sebulan terakhir (Astuti, 2016). Data Organisasi Buruh Internasional menunjukkan terdapat empat persen pengguna narkotika adalah anak-anak di bawah 17 tahun dan dua dari sepuluh orang pengguna terlibat dalam peredaran gelap di Indonesia.

Sementara itu, menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat (Sumbar), jumlah pengguna narkotika di Sumbar menunjukkan tren naik. Pada tahun 2015 telah mencapai angka 63.352 orang pada 2015 termasuk 20.906 kasus diantaranya terjadi pada pelajar dan mahasiswa. Sebanyak 878 kasus pelajar dan mahasiswa telah direhabilitasi untuk bebas penyalahgunaan narkoba (Antara Sumbar, 2016).
Data KPAI dari tahun 2011 hingga 2016 tercatat terjadi kasus yang berkaitan dengan kesehatan dan penyalahgunaan NAPZA yang terlaporkan sebanyak 1.881 kasus. Kondisi ini semakin menegaskan bahwa anak-anak di Indonesia memiliki tingkat kerentanan yang tinggi termasuk di sekolah terhadap terjadinya perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba. Hasil-hasil studi membuktikan bahwa promosi kesehatan di sekolah secara aktif akan membantu peningkatan pendidikan maupun kesehatan anak itu sendiri melalui perubahan kurikum dan pendekatan secara keseluruhan di sekolah. Selama 30 tahun telah banyak yang mengungkap dampak kesehatan pada luaran pendidikan anak dan remaja. Jika anak yang sehat maka mereka dapat belajar lebih baik (Zahrulianingdyah, 2015).
Data di di Kabupaten Tanah Datar Batusangkar, menggambarkan bahwa terjadi peningkatan 100 persen kasus penyalahgunaan dari 2015 hingga 2016. Maraknya kasus seperti ini menjadi gambaran bahwa narkoba hingga juga terjadi di pelosok tak terkecuali wilayah Barulak Tanah Datar. Menurut Fitri, salah seorang warga asal Barulak yang kini menetap di Jakarta mengakui bahwa “kini permasalahan penyalahgunaan narkoba di desanya semakin meningkat”.

Berdasarkan fakta tersebut, dilakukan pengabdian masyarakat di Barulak sebagai perwujudan catur darma Perguruan Tinggi Muhammadiya tentang pendidikan dan pencegahan bahaya narkoba pada siswa-siswa di Madrasah Nagari Barulak Tanah Datar. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Julie Rostina, SKM, MKM dengan Nur Asiah, SKM MKM, dosen-dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA FIKES UHAMKA akhir tahun 2017.
Agar pomosi kesehatan tersebut berkelanjutan, para dosen mendesain dan menghasilkan sebuah media promosi kesehatan “Penanggulangan Bahaya narkoba”. Diharapkan media tersebut dapat membantu guru dan siswa dalam upaya pencegahan perilaku berisiko penggunaan narkotika di Madratsah Tsanawiyah Barulak Kabupaten Tanah Datar Batusangkar Sumatra Barat.
Penulis: Julie Rostina - Dosen Prodi Kesmas FIKES UHAMKA
Tidak ada komentar