Ini Sikap NU dan Muhammadiyah Hadapi Tahun Politik Jakarta, NU Online Tahun 2018 menjadi tahun politik karena adanya pilkada serentak pada J...
Jakarta, NU Online
Tahun 2018 menjadi tahun politik karena adanya pilkada serentak pada Juni mendatang, pun tahun 2019 akan diselenggarakan Pilpres dan Pileg. Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bergandengan tangan dengan Muhammadiyah.
âDi tahun politik ini, sudah seharusnya kita bergandengan tangan,â katanya saat silaturahim PBNU dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (23/3).
Suasana politik makin menghangat akhir-akhir ini. NU dan Muhammadiyah berupaya untuk menciptakan suasana yang dingin.
âSaya dan Pak Haedar sepakat untuk menciptakan ketenangan, kanyamanan, kedamaian, Pilkada berjalan, Pilgub Pilbup berjalan, Pilpres Pileg nanti berjalan,â ujar Kiai Said.
Kiai yang menghabiskan pendidikan tingginya di Arab Saudi itu meminta bangsa Indonesia untuk menunjukkan diri sebagai bangsa yang ber martabat, bukan bangsa yang tidak beradab.
âTunjukkan kita ini umat berbudaya, mutamaddin,â ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah H Haedar Nashir menyikapi situasi politik saat ini harus lebih dewasa dalam bernegara mengingat reformasi telah berjalan dua dasawarsa.
Sejarah, menurut Haedar, tidak pernah diskontinuitas. Dinamika politik bakal tetap ada. Mengibaratkan dengan rumpun bambu, Haedar mengatakan meskipun terlihat indah, masih ada gesekan antarbambu saat diterpa angin.
âSilakan kritik dibalas kritik, lalu muncul kritik baru itu biarkan (agar) bangsa ini dewasa,â katanya.
âMari para elit memberi contoh, dalam dinamika ini tetap ada fatsun, ada moralitas, ada akhlak, dan ada kepentingan bersama diletakkan di atas kepentingan pribadi dan golongan,â lanjutnya menegaskan.
Haedar meminta jangan terlalu gengsi dan jangan terlalu cengeng. Ia juga mengingatkan agar Pilkada dan Pilpres tidak untuk perebutan kursi. Tapi, hal yang penting adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan agenda menyelesaikan kesenjangan sosial. (Syakir NF/Muiz)Sumber: Google News Indonesia | Koranmu Indonesia
Tidak ada komentar