Ceramah Ustaz Evie Effendi Sempat Disebut Singgung Umat Islam ... Terpopuler Ceramah Ustaz Evie Effendi Sempat Disebut Singgung ...
Terpopuler
Ceramah Ustaz Evie Effendi Sempat Disebut Singgung Umat Islam, Berikut Isi Permintaan MaafnyaDi tengah permintaan maafnya, Ustaz Evie Effendie bertanya kepada hadirin apakah dirinya dimaafkan.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bandung dan Majelis Dzikir Rijalul Ansor (MDRA) mengimbau kaum Nahdliyin untuk bersikap tenang dan tidak mudah terbawa emosi, serta selalu mengedepankan kesantunan dan keramahan dalam menyikapi pernyataan yang dikeluarkan Ustaz Evie Ef fendi dalam ceramahnya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Ustaz Evie dalam satu di antara video rekaman ceramahnya yang tersebar di media sosial, menjelaskan tentang Alquran surat Ad-Duha ayat 7 yang ternyata ia diduga telah menafsirkan sendiri tentang perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Hasil tafsirannya tersebut, dianggap sejumlah kalangan dapat menyesatkan umat, karena pernyataannya tersebut dianggap tidak dipertimbangkan terlebih dahulu.
Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bandung Hendra Guntara atau biasa disapa Hegun pun menyayangkan pernyataan yang dikeluarkan Ustaz Evie Effendi dalam ceramahnya.
Menurutnya, pernyataan tersebut terkesan subjektif dan membuat bingung kaum muda Kota Bandung yang menjadi jemaahnya.
"Sebagai publik figur yang diterima para kaum muda, khususnya di Kota Bandung sebaiknya beliau mempertimbangkan penyampaian isi ceramahnya. Terutama menyangkut pandangan pribadi yang begitu saja diperkuat oleh Al Quran," ujar Hegun di Kantor PCNU, Jalan Sancang, Kota Bandung, Kamis, (9/8/2018).
Hegun khawatir, pernyataan yang dikeluarkan Ustaz Evie berpotensi memancing tindakan dan pandangan negatif.
"Dikhawatirkan, hal tersebut mampu memancing tindakan dan pandangan negatif, mengingat dalam heterogenitas umat muslim di Kota Bandung, banyak di antaranya yang meyakini peringatan Maulid Nabi merupakan salah satu kebaikan, bukan kesesatan yang seperti dikatakan Ustaz Evie," katanya.
Ketua Majelis Dzikir Rijalul Ansor (MDRA), Deni Rahmat menambahkan, sebaiknya dan seharusnya, ceramah yang menggunakan Al Quran mesti disertai dengan penjelasan atau penafsiran para ulama terdahulu dan yang telah diakui banyak umat keilmuannya, sehingga tidak memancing polemik bagi umat.
"Jangan menafsirkan Al-Quran itu dengan pendapat subjektif, karena itu penyesatan umat, alangkah lebih arifnya buka tafsir terlebih dahulu pahami betul makna-makna yang terkandung dala m Al-Quran, karena dalam Quran itu kan ada makna kiasan yang ketika diartikan langsung akan rancu dan perlu membuka kitab-kitab tafsir dari ulama terdahulu atau kalau di pesantren ada namanya kitab ilmu alat (nahu, saraf, Alfiah, balagoh) untuk memahami dan mengartikan Al-Qur'an, tidak sembarangan," ujarnya. (Tribun Jabar/Yongky Yulius)
⢠Sandiaga Uno Sebelum Cawapres Prabowo, Naik Turun Pecahkan Rekor, Ini Kisah Hidupnya
⢠Berusia Sekitar 16 Abad, Masjid Bayan Beleq di Lombok Utara Tetap Kokoh Meski Diguncang Gempa
Halaman selanjutnya 123
Tidak ada komentar