Page Nav

HIDE
KoranMu Indonesia:

Ads Place

Warga Islam Aboge Salat Id Kemarin, Beda Hari Iduladha, Jangan ...

Warga Islam Aboge Salat Id Kemarin, Beda Hari Iduladha, Jangan ...

SEKITAR 200 pengikut Aboge usai melaksanakan salat Iduladha di Masjid Sayyid Kuning, Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Kamis (23/8/2018). SATELITPOST/AMIN

Pengikut Islam Alif Rebo Wage (Aboge) di Purbalingga dan Banyumas melaksanakan salat Iduladha pada Kamis (23/8/2018). Pelaksanaan ini satu hari lebih lambat dari yang ditetapkan pemerintah.

Di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, pelaksanaan salat yang diikuti sekitar sekitar 200 orang itu dipusatkan di Masjid Sayyed Kuning, wilayah setempat. Imam yang merangkap khatib pada salat Iduladha, Kiai Maksudi menyampaikan Iduladha bagi pengikut Islam Aboge baru dilaksanakan sehari setelah tanggal yang ditetapkan pemerintah, yakni 22 Agustus 2 018. Berdasarkan hitungan Aboge tersebut, 1 Zulhijah-nya itu hari Selasa, dengan hitungan Jah pat ji.

“Jah pat ji menghitunganya dari Selasa Rebo Kemis Jumat Setu Ahad Senen Selasa, Rebo, Kemis, jadi jatuhnya hari ini (kemarin, red). Karena Iduladha itu jatuhnya tanggal 10 dan di tahun 2018 ini di Aboge ini masuk tahun Dal,” kata Maksudi, kemarin.

Masih tetap menjaga budayanya, seperti biasa dalam khotbah menggunakan berbahasa Jawa. Khatib menjelaskan tentang makna fastabiqul khairat atau ajakan berlomba-lomba berbuat kebajikan. “Sebisa mungkin kami tetap menjaga kebudayaan dan adat, jadi tetap menggunakan bahas Jawa,” ujarnya.

Kebaikan ini tidak hanya kepada pengikut Aboge semata, melainkan untuk semua manusia. Termasuk kebaikan kepada saudara di Lombok yang sedang terkena musibah. Maksudi mengajak kepada pengikut Aboge untuk turut mendoakan.

“Kebaikan untuk semua umat, jaga persaudaraan, termasuk dengan saudara kita yang sedang dilanda musibah gempa Lombok. Kita doakan, kalau bisa juga bantu materi karena di sana sangat membutuhkan,” kata dia.

Meskipun berbeda dalam menentukan Iduladha, Aboge tidak mengajarkan kepada pengikutnya untuk membenci pengikut lain. Perbedaan yang sudah ada sejak dahulu kala, sampai kini telah dibuktikan dengan tetap menjaga kerukuran.

Bagitu pun dalam berpolitik, Maksudi mengimbau kepada masyarakat, untuk tetap jaga kerukunan. Meskipun di tahun ini tahun politik, mulai dari pilgub yang sudah dilaksanakan, selanjutnya pileg dan pilpres. Perbedaan pilihan tidak masalah, asal jangan sampai menimbukan perpecahan satu bangsa.

“Kami (Aboge, red) tidak menyarankan untuk memilih satu calon, silakan tentukan pilihannya, asal jangan sampai menjadi ribut dan pecah persaudaraan,” katanya.

Pada Iduladha tahun ini, ada sekitar 24 ekor kambing yang disembelih. Selanjutnya, daging kurban akan dibagikan kepada warga. Terutama bagi warga yang kurang mampu. “Tidak ada perbedaan , nanti akan kami bagikan rata, kepada warga,” katanya.

Pelaksanaan salat Iduladha pada Kamis (23/8/2018) juga dilaksanakan penganut Islam Aboge yang bermukim di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Pelaksanaan salat Id dilakukan di Masjid Al- Ikhlas sebagai pusat peribadatan jamaah tersebut selama ini.

Tidak ada prosesi peribadatan yang berbeda dengan penganut Islam pada umumnya. Usai salat dan khotbah, warga menggelar penyembelihan hewan kurban. Seorang jemaah Aboge, Jaman (50) mengatakan, perhitungan yang digunakan Islam Aboge berdasarkan kalender Jawa Islam kuno yang turun temurun sudah menjadi pedoman. Penanggalan Aboge menggunakan kalender yang setiap delapan tahun sekali akan kembali ke perhitungan awal.

Karena itu, tambahnya, dalam perhitungan kalender sewindu , ada yang perhitungan hari besarnya sama dengan pemerintah. “Namun seringkali juga berbeda, seperti pada Iduladha tahun ini,” katanya.

Meski terdapat perbedaan hitu ngan penentuan hari raya, namun menurut Jaman, toleransi antar umat beragama tetap menjadi prioritas bagi jamaah ini. Jemaah Aboge merupakan komunitas muslim yang memegang teguh perhitungan bulan Islam, termasuk pelaksanaan hari-hari besar Islam, yang dikaitkan dengan hitungan Jawa. Sehingga menurut perhitungan mereka, Iduladha tahun ini jatuh pada Kamis Kliwon (23/8).

Istilah Alif Rabo Wage diambil dari perhitungan mereka yang meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba, Wawu, dan Jim akhir.

Muharam sebagai bulan awal tahun Islam disebut tahun Alif yang dimulai pada hari Rabu Wage. Maka acuan awal tahun mereka disebut Alif Rabo Wage yang disingkat. (min/rar)

Sumber: Google News Islam Network: Koranmu In donesia

Tidak ada komentar

Ads Place