Ribuan Sarjana Muslim Dunia Desak Pemerintah Negara Muslim Lakukan Deradikalisasi Segala Lini Ribuan Sarjana Muslim Dunia Desak Pemerintah N...
Ribuan Sarjana Muslim Dunia Desak Pemerintah Negara Muslim Lakukan Deradikalisasi Segala Lini
Pemerintah negara-negara Islam dan pemerintah Indonesia didesak agar mengambil langkah kongkret guna mengerem laju radikalisasi.
PERTEMUAN sekitar 1700 sarjana muslim dunia dalam forum The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018, di Palu, Sulawesi Tengah, sepakat mendesak pemerintah negara-negar a Islam dan pemerintah Indonesia agar mengambil langkah kongkrit guna mengerem laju radikalisasi yang semakin mengkhawatirkan.
Mereka merekomendasikan lima poin yang perlu dipertimbangkan pemerintah negara-negara Islam dan negara yang mayoritas muslim agar radikalisme dapat dilokalisir dan dijauhkan dari generasi muda.
Pada penutupan sidang AICIS, Juru Bicara Prof Dr Noorhaidi Hasan mengungkapkan bahwa para praktisi studi Islam dari berbagai negara telah melakukan 63 panel dan 7 spesial panel yang menghasilkan banyak input bagi dunia islam terkini.
Panel-panel ini telah menyaring berbagai fenomena radikalisme di berbagai negara di dunia.
"Telah terjadi kesepakatan yang bulat dari para panelis dalam sidang-sidang AICIS, bahwa tak ada penjelasan tunggal dan sederhana pada kasus radikalisme dan berbagai masalah pelik yang dihadapi masyarakat muslim saat ini. Krisis dunia islam dilatar belakangi berbagai hal yang sifatnya multidimensional,â ka ta dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini di Palu, Rabu (19/9/2018).
Indonesia dan negara-negara muslim lain katanya tengah dilanda radikalisme yang semakin mengkhawatirkan.
Model pokok yang dapat ditangkap secara umum adalah adalah adanya trasformasi paham radikal kepada generasi muda yang disuntikkan oleh para ideolog radikal melalui dialog.
âPaham radikal sangat cepat merasuk apabila diterima kalangan muda yang dilanda frustasi dengan berbagai fenomena sosial seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran dan berbagai macam kondisi tidak idel lainnya" kata dia.
Radikalisme kalangan muda, kata Noorhaidi juga tidak bisa dipisahkan dari perubahan sosial yang cepat, modernisasi, dan globalisasi.
Untuk itulah forum yang diparkarsai Kementerian Agama RI ini menghasilkan kesimpulan, bahwa menangani radikalisme tidak bisa dilakukan melalui satu jalur.
Halaman selanjutnya 12
Tidak ada komentar