Page Nav

HIDE

Update

latest

Rizal Ramli: Pak Jokowi Seandainya Terpilih Lagi, Masih Mau Nerusin Impor 'Ugal-ugalan' Ini?

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Rizal Ramli sebut akan mengampanyekan untuk jangan memilih Calon Presiden nomor urut ...


Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Rizal Ramli sebut akan mengampanyekan untuk jangan memilih Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).

Disampaikannya dalam video wawancara khusus di saluran YouTube Tribunnews.com, Selasa (19/2/2019), Rizal Ramli menegaskan akan melakukan hal tersebut jika Jokowi tak memberikan jawaban atas pertanyaannya terkait impor.

Dalam video tersebut, Rizal Ramli bercerita bahwa ia sempat mengajukan pertanyaan pada Jokowi melalui siaran media dan juga pesan singkat atau SMS.

"Pak Jokowi, seandainya Anda terpilih bulan April, masih mau nerusin impor 'ugal-ugalan' ini?" begitu pertanyaan Rizal Ramli pada Jokowi, seperti yang ia jelaskan dalam wawancara dengan Tribunnews, Rabu (6/2/2019).

"Beliau sampai hari ini enggak jawab. Karena harus ganti strategi kan?" imbuhnya.

Rizal Ramli mengatakan, Jokowi masih memiliki waktu dua bulan untuk memberikan jawaban kepadanya.

"Tapi seandainya nanti waktunya tidak menjawab, saya akan kampanye jangan pilih Jokowi. Tidak akan ada perubahan," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga, Rizal Ramli memaparkan soal pidato Jokowi terkait pangan.

"Soal pangan, pak Jokowi pas pidato bagus banget. Dia akan kurangin impor, kurangin ini itu. Kenyataannya tidak demikian. Justru sebaliknya," ungkap Rizal Ramli.

"Indonesia impor gula paling besar di dunia, impor beras juga, impor macam-macam."

"Kenapa? Karena ada inkonsistensi antara strategi dngan tujuan. Tujuan kan mengurangi impor pangan. Strateginya malah sebaliknya, impor pangan. Tidak hanya biasa, berlebih-lebihan," papar Rizal Ramli.

Jokowi Jelaskan Alasan Tetap Impor

Dikutip dari Kompas.com, dalam debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019), Jokowi memberikan jawaban atas pertanyaan terkait pemerintahannya yang tetap lakukan impor.

Awalnya, dalam sesi debat, Calon presdien nomor urut 02 Prabowo Subianto menanyakan soal janji stop impor yang dilontarkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 silam.

Menurut Prabowo, janji tersebut tidak ditepati.

Bahkan, ujarnya, di pemerintahan Jokowi, impor gula, beras, dan yang lainnya justru dilakukan secara besar-besaran.

Menanggapi itu, Jokowi mengakui selama empat tahun masa kepemimpinannya, pemerintah memang masih menerapkan kebijakan impor berbagai komoditas, salah satunya beras.

Namun, jelas Jokowi, kuantitas impor beras saat ini telah jauh menurun jika dibandingkan tahun 2014.

"Di bidang beras perlu saya sampaikan juga bahwa sejak 2014 sampai sekarang, impor beras kita itu turun," ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan, stok cadangan beras nasional memang mengalami surplus.

Produksi beras nasional pada 2018 bahkan mencapai 33 juta ton.

Sementara tingkat konsumsinya mencapai 29 juta ton.

Dengan demikian, terdapat surplus cadangan beras sebesar 3 juta ton.

Jokowi kemudian memaparkan beberapa alasan kenapa pemerintah tetap mengimpor beras meski terjadi surplus.

Menurut Jokowi, kebijakan impor itu bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok cadangan beras jika terjadi bencana alam dan gagal panen.

Selain itu, kebijakan impor juga bertujuan untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri.

"Kenapa kita impor, karena impor ini untuk menjaga ketersediaan stok cadangan, untuk menstabilkan harga, kita juga harus punya cadangan bila ada bencana, kita harus punya cadangan jika gagal panen," terang Jokowi.


Sumber" http://wow.tribunnews.com/2019/02/20/bahas-soal-impor-ugal-ugalan-rizal-ramli-saya-akan-kampanye-jangan-pilih-jokowi.

Tidak ada komentar