Page Nav

HIDE

Ads Place

Nilai Rupiah Masih Terus Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Satu lagi sentimen yan...



Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Satu lagi sentimen yang mendukung penguatan rupiah adalah prospek damai dagang AS-China yang semakin nyata. 

Pada Selasa (12/3/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.240. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Andai penguatan ini bertahan hingga penutupan pasar, maka rupiah akan terapresiasi selama 2 hari perdagangan berturut-turut. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sejak akhir Februari. 

Tidak hanya menguat 2 hari beruntun, rupiah juga sedang menapaki jalan menuju mata uang terkuat di Asia dalam periode yang sama. Kemarin, rupiah sudah menjadi mata uang terbaik di Benua Kuning dengan apresiasi 0,14%. 

Kini, rupiah masih menyandang status tersebut. Apresiasi 0,32% sudah cukup membawa rupiah untuk mempertahankan posisi puncak di klasemen mata uang utama Asia. 

Sentimen Domestik dan Eksternal Dukung Rupiah

Dari dalam negeri, penguatan rupiah tampaknya dominan didorong oleh technical rebound. Ya, rupiah memang sudah melemah cukup lama.  

Sejak akhir Februari hingga kemarin, rupiah anjlok 1,6% di hadapan dolar AS. Ini membuat rupiah menjadi menarik di mata investor karena harganya sudah murah. 

Sementara dari sisi eksternal, rupiah juga terbantu oleh dolar AS yang sedang memasuki fase konsolidasi. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) sudah menguat 0,55% dalam sepekan terakhir. Akibatnya, indeks ini melemah 0,17% pada pukul 09:08 WIB karena tekanan jual dari aksi ambil untung yang dilakukan investor. 


Kemudian, rupiah dan mata uang Asia juga menikmati sentimen positif yaitu aura damai dagang AS-China yang semakin terasa. Kantor berita Xinhua memberitakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. 

Menurut seorang sumber, mereka membicarakan soal sebuah kesepakatan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tetapi pelaku pasar bisa menduga bahwa kesepakatan yang dimaksud adalah perjanjian untuk mengakhiri perang dagang. 

Kemarin, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow mengatakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu dalam waktu dekat untuk finalisasi dan pengesahan kesepakatan dagang. Pertemuan itu kemungkinan terjadi pada akhir Maret atau April. 

Damai dagang AS-China menjadi sebuah sentimen yang sangat bisa menggerakkan pasar. Sebab kala dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali bergeliat. Dunia boleh berharap akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.


Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20190312091420-17-60039/wakil-pm-china-menelepon-ke-washington-rupiah-kian-kuat/2

Tidak ada komentar

Ads Place