Page Nav

HIDE

Update

latest

Gatot Nurmantyo Berpidato Saat Hadiri Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat protes karena fotonya masuk di baliho Posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-S...



Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat protes karena fotonya masuk di baliho Posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Solo, Jawa Tengah. Kini Gatot menunjukkan sikap mendukung Prabowo.

Gatot menyampaikan protesnya pada Januari lalu. Fotonya terpasang di baliho Posko Pemenangan Prabowo-Sandi di Solo yang baru saja diresmikan.

Gatot mengaku tak tahu bagaimana bisa foto dirinya terpasang di baliho capres-cawapres nomor urut 02 itu. Gatot merasa tidak pernah diberi tahu bahwa fotonya dipasang di baliho untuk kampanye Pilpres 2019 tersebut. Ia pun meminta agar fotonya diturunkan.

"Mengenai berita seperti tersebut di atas dan ada foto saya pada baliho Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, saya nyatakan bahwa saya tidak tahu-menahu, tidak pernah dimintai persetujuan atau diberi pemberitahuan, baik secara lisan maupun verbal. Untuk itu, Saya mohon agar foto saya diturunkan dari baliho tersebut secepatnya," kata Gatot lewat akun Instagram-nya, @nurmantyo_gatot, Minggu (13/1/2018).

Baliho tersebut mencantumkan foto Gatot bertopi loreng di pojok kiri atas. Foto Prabowo-Sandi ada di tengahnya. Di samping foto Gatot yang tersenyum itu, ada tulisan, 'Selamat dan sukses, Peresmian Kantor Pusat BPN Prabowo-Sandi'.

Saat itu Gatot menyatakan masih netral pada Pilpres 2019. Ia sengaja menyampaikan permintaan lewat IG agar publik tahu bahwa dia masih netral. Gatot mengatakan ingin berpikir jernih sebelum membuat keputusan. Ada peluang dia memilih satu sisi, namun hal itu akan dilakukan di menit akhir menjelang hari pemilihan.

"Yang penting publik tahu saya netral, tidak ke mana-mana (belum memutuskan untuk ke mana). Untuk pribadi, biar di dalam bilik suara saja (untuk sikap ke publik, follower saya banyak dan tanggung jawab moral jika saya salah bersikap), maka harus teliti, berpikir jernih, dan mungkin di pengujung baru saya tentukan apakah bersikap atau tetap seperti saat ini," sebut eks Panglima TNI itu.

Akhirnya diketahui, pemasangan foto Gatot dilakukan oleh relawan Jaringan Nasional Garda Depan (Jagad). Jagad merupakan relawan pendukung Gatot Nurmantyo yang dulu pernah menjagokannya maju Pilpres 2019. Dalam kaitan dengan spanduk di Posko BPN, relawan Jagad mengaku sebagai pemasangnya.

Foto Gatot lantas dicopot dari baliho di posko Prabowo-Sandi di Solo. Gatot pun tak mau memperpanjang masalah tersebut. Menurutnya, diturunkannya spanduk tersebut dari Posko BPN Prabowo-Sandi sudah cukup.

"Saya pikir permasalahan tersebut sudah selesai. Saya tidak perlu permintaan maaf. Karena yang saya minta sudah dipenuhi dan sudah diturunkan balihonya," tutur Gatot saat dikutip dari detikcom, Kamis (17/1).

Gatot memenuhi janjinya. Ia akhirnya memutuskan bergabung di jajaran Prabowo-Sandiaga pada menit-menit akhir menjelang pelaksanaan Pilpres 2019 berlangsung. Dukungan Gatot ditunjukkan dengan kehadirannya di pidato kebangsaan Prabowo.

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyinggung soal anggaran TNI saat menghadiri pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019). 

Gatot mengatakan, di APBN-P TNI saat masih menjabat Panglima TNI, TNI hanya dianggarkan Rp 6 triliun lebih. Padahal TNI memiliki jumlah personil lebih dari 445.000, mempunyai ratusan pesawat terbang tempur, ratusan kapal perang, ribuan tank, dan senjata gerak. 

Sementara itu, kata Gatot, Polri mendapat anggaran Rp 17 triliun. Bahkan, kata Gatot, ada institusi yang tidak punya pesawat tempur, anggotanya 3.000, anggarannya mencapai Rp 4 triliun.  

"Hari ini saya perlu informasikan karena saya mantan panglima TNI. Dari segi anggaran, pada saat saya menjabat panglima TNI. Saya sudah berusaha sekuat mungkin tapi tidak berdaya," kata Gatot, Jumat. 

Gatot mengatakan, anggaran tersebut seperti mengecilkan TNI. 

"Dan Kepolisian Republik Indonesia Rp 17 triliun. Tidak ada yang salah, semuanya benar-benar saja. Tetapi ini mengecilkan Tentara Nasional Indonesia," tambahnya. 

Dalam pidatonya, Gatot menyebut kedatangannya karena mendapat telepon langsung dari Prabowo untuk berbicara masalah kebangsaan. Gatot juga mengatakan kedatangannya untuk menghadiri pidato kebangsaan Prabowo karena negara dan bangsa memanggil.  

Menurut dia, masalah internasional yang harus diwaspadai adalah penduduk global. Sebab mereka tidak peduli kebangsaan, karena mereka akan bicara dan mementingkan globalisasi. 

"Kalau kita tidak waspada, kita akan jadi pembantu. Inilah yang harus diwaspadai oleh pemerintahan kita. Kalau tidak negara Indonesia tidak hilang, tapi bangsa indonesia akan hilang," ujar Gatot. 

Gatot menilai, kondisi nasional sedang kritis terutama di kekuatan inti bangsa Indonesia. TNI seharusnya bisa bersatu dengan rakyat.  Gatot menambahkan, banyak orang-orang bermasalah justru menempati jabatan-jabatan strategis. 

Di akhir pidatonya, Gatot meminta semua masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam kontestasi Pemilu 17 April mendatang. Ia juga mengimbau agar sesama warga boleh berbeda pilihan, tetapi tidak memecah belah persatuan. "Dalam kondisi seperti ini jangan sampai rakyat indonesia terpecah harus bersatu. Perbedaan itu biasa," pungkasnya. Hadir dalam pidato kebangsaan tersebut para petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fuad bawazier, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sudirman Said, Sufmi Dasco Ahmad, Ahmad Riza Patria, Eddy Soeparno,  Priyo Budi Santoso dan Rocky Gerung. Selain petinggi BPN hadir pula beberapa tokoh nasional antara lain mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, mantan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Syafrie Sjamsoeddin dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.

Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-4508321/dulu-protes-soal-baliho-gatot-nurmantyo-kini-pro-prabowo
https://regional.kompas.com/read/2019/04/12/19452861/hadir-di-pidato-kebangsaan-prabowo-gatot-nurmantyo-singgung-anggaran-tni. 

Tidak ada komentar