NU-Muhammadiyah, Pendulum antara Kebangsaan dan Agama di ... Jakarta, NU OnlineKatib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mujib ...
Jakarta, NU OnlineKatib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mujib Qulyubi mengatakan, NU dan Muhammadiyah berfungsi sebagai pendulum atau bandul antara kebangsaan dan agama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kiai Mujib menerangkan, ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah memiliki perang penting untuk menciptakan perdamaian di Indonesia -negara dengan penduduk mayoritas Muslim. Di negara-negara Timur Tengah yang mayoritas Muslim, karena tidak ada ormas seperti NU dan Muhammadiyah maka penduduknya terus berperang antara kelompok satu dengan lainnya.
âJangan sampai negara kita tercabik-cabik seperti Yugoslavia menjadi tujuh, Sudan menjadi dua, Uni Sovyet menjadi 15 negara. Negara-negara itu pecah (salah satunya disebabkan karena) ada unsur agamanya,â kata Kiai Mujib dalam sebuah diskusi di Pesantren Darul Uchwah Jakarta, Jumat (6/4) malam.
Oleh sebab itu, lanju tnya, NU dan Muhammadiyah memiliki peran untuk âmenyanggaâ Indonesia agar tidak pecah menjadi beberapa negara.
Narasumber lain, Hajriyanto Y Thohari menegaskan, Indonesia bukan negara sekuler dan juga bukan negara agama. Indonesia adalah negara yang berada âdi tengahâ keduanya. Para pendiri bangsa menjadikan Indonesia sebagai negara berdasarkan Pancasila karena melihat masyarakat Indonesia yang majemuk.
âKalau negara terlalu ke kanan (sekuler), maka akan jadi skandal. Kalau terlalu ke kiri, maka akan heboh negara ini. Skandal artinya menjadi bahan pembicaraan,â ujarnya.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah ini, untuk menjadikan Indonesia tetap berada âdi tengahâ, tidak sekuler dan agama, maka dibutuhkan pemimpin yang memiliki kepekaan dan sensitivitas akan hal itu. Jika pemimpin Indonesia tidak memiliki kepekaan terhadap hal itu, maka negara ini akan condong ke kanan atau ke kiri. (Muchlishon)Sumber: Google News Indonesia | Koranmu Indonesia
Tidak ada komentar