Page Nav

HIDE

Ads Place

Mahasiswa Curhat Umat Islam Papua Kesulitan Bangun Masjid

Mahasiswa Curhat Umat Islam Papua Kesulitan Bangun Masjid KIBLAT.NET, Depok â€" Kegiatan Sekolah Kebangsaan yang digelar Forum Silatura...

Mahasiswa Curhat Umat Islam Papua Kesulitan Bangun Masjid

KIBLAT.NET, Depok â€" Kegiatan Sekolah Kebangsaan yang digelar Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia beberapa waktu lalu diikuti ratusan mahasiswa aktivis dakwah kampus dari seluruh Indonesia. Dalam kesempatan itu seorang peserta dari Papua curhat tentang kesulitan umat Islam membangun masjid di daerahnya hingga pelarangan jilbab di sekolah.

Sekolah Kebangsaan perdana digelar FSLDK Indonesia di Auditorium Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu (21/07/2018). Acara itu menghadirkan pembicara dari sejumlah kalangan, antara lain Dirjen Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Didin Wahidin, Kabaimtelkam Mabes Polri Komjen Pol. Lutfi Lubihanto, dan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. Halmi.

Sesi presentasi para pembicara ditutup dengan orasi Ketua Pusat Komunikasi Nasio nal (Puskomnas) FSLDK Indonesia Fahrudin Alwi. Sebelum acara berkahir, pembawa acara memberikan satu orang peserta Sekolah Kebangsaan untuk berbicara di sesi tanya jawab. Akhirnya, seorang peserta perempuan dipilih untuk berbicara.

Mahasiswi bernama Amelia asal Universitas Papua itu segera berdiri dan berbicara. Di hadapan pejabat BNPT, Mabes Polri, Kemenristekdikti, dana ratusan orang yang menghadiri acara itu dia menyampaikan curhatannya.

“Pembicara yang luar biasa dan teman-teman mahasiswa yang saya cintai, kami di Papua selama ini hidup dalam keadaan yang baik,” kata Amelia mengawali pembicaraannya.

Mahasiswi asli Manokwari itu mengatakan bahwa mahasiswa Islam yang tergabung dalam lembaga dakwah kampus bersama elemen mahasiswa lain di daerahnya sering mengadakan aksi-aksi penggalangan dana kemanusiaan, baik untuk disalurkan di wilayah Indonesia maupun ke luar negeri. Komunitas gabungan yang dinamai Aliansi Mahasiswa Papua itu di antaranya pernah menggala ng dana untuk misi kemanusiaan di Aceh dan Rohingya.

BACA JUGA INDEF: Kurangi Impor, Tingkatkan Ekspor Solusi Perkuat Rupiah

Amelia kemudian mengungkapkan hal-hal tak mengenakan yang dialami umat Islam di Papua. “Beberapa hari terkahir ini beberapa hal terjadi yang tidak mengenakkan bagi kami,” ujar.

“Seperti kejadian di Jayapura, Masjid Al Aqsha yang pembangunannya dihentikan. Di Manokwari juga pembangunan masjid, dan baru minggu lalu ada satu SMP di Manokwari hari Senin lalu itu terjadi pelarangan jilbab di SMP Negeri,” terangnya.

Meski begitu, sebagai kader lembaga dakwah kampus Amelia tetap ingin berkontribusi dalam persatuan bangsa. “Kami dari Papua akan menghidupkan kembali persatuan bangsa, kami dari Papua tidak ingin terpecah belah,” pungkasnya.

Reporter: Imam S.
Editor: Wildan Mustofa

Sumber: Google News Islam Network: Koranmu Indonesia

Tidak ada komentar

Ads Place