Pagi hari ini, 09/8/2018, Dr. Imam Safi'i, M.Pd., dosen tetap Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA berkesempata...
Pagi hari ini, 09/8/2018, Dr. Imam Safi'i, M.Pd., dosen tetap Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA berkesempatan menjadi pembicara di SDIT As Salaamah Pamulang, Tangerang Selatan. Beliau di dapuk menjadi pembicara dalam kegiatan Inspiration Day yang diselenggarakan secara berkala oleh SDIT As Salaamah tersebut. Kegiatan tersebut tentunya tidak dapat disia-siakan Dr. Imam Safi'i, M.Pd. untuk mempromosikan UHAMKA, khususnya bagi Bapak/Ibu Guru di sekolah tersebut yang belum S-2.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Imam Safi'i, M.Pd. menyampaikan kisah inspiratif tentang seekor unggas yang dianugerahi oleh Allah SWT dengan usia yang paling panjang jika dibandingkan dengan binatang unggas lainnya, yaitu elang.

Ada tiga pilihan hidup yang menyakitkan yang harus dihadapi oleh seekor elang jika ia ingin memiliki usia sampai dengan 70 tahun. Pertama, saat 40 tahun paruh elang sudah sangat panjang. Panjangnya paruh tidak membuatnya semakin perkasa, tetapi justru membuatnya semakin lemah dan bisa mengancam hidupnya sendiri. Kedua, saat usia 40 tahun, kuku elang sudah semakin tebal. Tebalnya bulu memang membuat tubuhnya terasa hangat, tetapi akan semakin membuatnya merasa kesulitan dalam terbang tinggi. Ketiga, pada usia 40 tahun kuku elang sudah sangat panjang. Panjangnya kuku elang tidak akan membuatnya semakin kuat, namun justru membuatnya semakin lemah.
Di tengah semangat para siswa SDIT As Salaamah, Dr. Imam Safi'i, M.Pd. melanjutkan berskisah. Lantas apa yang membuat elang mampu bertahan hidup sampai dengan 70 tahu? Untuk bisa bertahan hidup sampai dengan 70 tahun, pada usia 40 tahun elang harus mau menyakiti dirinya sendiri, yaitu mau mencabut paruhnya, merontokkan bulu-bulunya, dan mencabuti kukunya satu persatu. Sakit memang, berdarah-darah memang, tapi ia harus mau melakukan jika mau bertahan hidup sampai dengan 70 tahun. Bagi kalangan elang, hidup mencapai usia 70 tahun adalah sebuah kesuksesan yang luar biasa.
Selanjutnya, berhasil melakukan tiga hal yang sangat menyakitkan tersebut, yaitu mencabut paruhnya, merontokkan bulu-bulunya, dan mencabuti kuku-kukunya, selama tiga bulan elang harus hidup di tempat yang sunyi dan bertahan hidup hanya dengan minum. Sesudah itu, baru akan tumbuh kembali paruhnya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dengan demikian, ia akan segar kembali dan mampu bertahan hidup sampai dengan 70 tahun.
Apa hikmah yang dapat diambil dari kisah hidup elang di atas? Hikmah yang dapat dipetik adalah, bahwa keberhasilan itu tidak datang serta merta. Keberhasilan harus kita upayakan dengan sekuat tenaga. Pengorbanan, baik yang menyangkut tenaga, pikiran, maupun harta akan menjadi keniscayaan demi meraih kesuksesan. Sukses di dunia maupun di akhirat. Ibarat kata pepatah "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita semua. Aamiin.
Pengirim,
Dr. Imam Safi'i, M.Pd.
Dosen Tetap SPs. Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar