Serangan Terhadap Muslim di Jerman Menurun di Semester Pertama 2018 Kami gunakan cookies untuk memperbaiki penawaran kami bagi Anda. Informa...
Kami gunakan cookies untuk memperbaiki penawaran kami bagi Anda. Informasi lebih lanjut bisa Anda baca dalam penjelasan perlindungan data kami.
Informasi lebih lanjut OK- Inhalt
- Navigation
- Weitere Inhalte
- Suche
- Choose from 30 Languages
- Albanian Shqip
- Amharic á ááá
- Arabic Ø§ÙØ¹Ø±Ø¨ÙØ©
- Bengali বাà¦à¦²à¦¾
- Bosnian B/H/S
- Bulgarian Ð'ÑлгаÑÑки
- Chinese (Simplified) ç®
- Chinese (Traditional) ç¹
- Croatian Hrvatski
- Dari درÛ
- English English
- French Français
- German Deutsch
- Greek Îλληνικά
- Hausa Hausa
- Hindi हिनà¥à¤¦à¥
- Indonesian Indonesia
- Kiswahili Kiswahili
- Macedonian РакедонÑки
- Pashto Ù¾ÚØªÙ
- Persian ÙØ§Ø±Ø³Û
- Polish Polski
- Portuguese Português para Ãfrica
- Portuguese Português do Brasil
- Romanian RomânÄ
- Russian Ð ÑÑÑкий
- Serbian СÑпÑки/Srpski
- Spanish Español
- Turkish Türkçe
- Ukrainian УкÑаÑнÑÑка
- Urdu اردÙ
XENOFOBIA
Serangan Terhadap Muslim di Jerman Menurun di Semester Pertama 2018Jumlah serangan terhadap Muslim dan institusi Islam di Jerman menurun secara signifikan. Namun anggota parlemen memperingatkan bahwa negara masih gagal dalam mengintegrasikan komunitas Muslim ke dalam masyarakat.

Menurut data Kementrian Dalam Negeri Jerman, selama kurun waktu enam bulan pertama 2018, terdapat 320 serangan terhadap Muslim, masjid dan institusi lain yang terkait dengan Islam di Jerman.
Jumlah ini jauh lebih rendah daripada periode yang sama pada 2017 di mana terdapat hampir 500 kasus yang dilaporkan.
Serangan-serangan itu berupa dari serangan verbal, serangan fisik, ancaman melalui surat kaleng hingga perusakan properti.
Angka statistik ini dirilis pemerintah untuk menanggapi permintaan parlemen yang diajukan oleh Partai Kiri dan dilaporkan oleh koran Neue Osnabrücker Zeitung, Rabu ((22/8).
Sebagian besar serangan terkait dengan ekstremis sayap kanan, tulis surat kabar itu.
-
< h4>Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Singgah di Masjid Indonesia
Masjid Al-Falah, nama masjid milik warga Indonesia yang terletak di Berlin. Masjid yang dikelola Indonesische Weisheits und Kulturzentrum (IWKZ) dulunya merupakan pub. Para Intelektual muda yang mengikuti study trip Goethe tersebut tiba tepat Sholat Jumat sehingga bisa menikmati kuliner indonesia yang dijual untuk membiayai operasional masjid. Tiap tahun 4000 Euro harus dikumpulkan secara swadaya.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Mengapa Warga Indonesia Berbeda?
Ketua IWKZ Dimas Abdirama menceritakan bahwa kegiatan di Masjid lebih berfokus sebagai ruang belajar bagi mahasiswa. "Dibandingkan pendatang lainnya, kita mempunya daya pikat kepada pemerintah Jerman yang membutuhkan banyak tenaga ahli," ujar ahli bioteknologi medis itu. Ada sekitar 4000 mahasiswa Indonesia studi di Jerman. Potensi ini menurut Dimas membuat orang Indonesia mudah diterima.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Melihat Toleransi di Neukölln
Lewat program "Life of Muslims in Germany", 14 kaum intelektual muda Indonesia tidak hanya diajak berkenalan dengan Muslim Indonesia. Mereka juga diajak ke Neukölln untuk melihat bagaimana umat Muslim dari beragam aliran dapat hidup berdampingan. Masjid Al-Salam NBS milik aliran Sunni itu menurut Syekh Muhammad Thaha tidak hanya digunakan sebagai tempat keagamaan tapi juga kegiatan kemanusiaan.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Masjid yang Terbuka
Meski mayoritas umatnya adalah Sunni, namun menurut Syekh Thaha, masjid Al-Salam terbuka untuk seluruh jamaah, termasuk Syiah. "Kami tidak memaksakan ajaran tertentu, siapapun bisa datang ke masjid ini,"katanya. Masjid ini juga terbuka bagi seluruh warga Jerman yang ingin mengenal Islam atau warga imigran yang ingin belajar bahasa Arab.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Alevi, Minoritas yang Mudah Diterima
Di Jerman, mayoritas umat Islam adalah Sunni (74%), namun di posisi ke dua ditempati kelompok asal Turki bernama Alevi (13%). Menurut Claudia Dette, pemandu perjalanan kami, Alevi kelompok yang paling mudah berintegrasi setelah Ahmadi yah. Rahasianya menurut Kadin Sahir adalah karena Syariah bagi Alevi adalah tunduk mengikuti konstitusi yang ada di negara di mana mereka berada.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Masjid Dalam Gereja
Ibn-Ruysd Goethe, "Masjid Liberal" yang mengakui imam perempuan di Jerman dan terletak di gereja turut disambangi rombongan. "Masjid ini hadir sebagai bentuk protes atas paham ekstrimis di Jerman. Mereka menyebut diri liberal untuk memahami Islam pada konteks sekarang. Pada titik ini mungkin kita bisa sepakat dalam rangka mengaktualkan Islam," kata Ahmad Muttaqin, salah seorang peserta study trip.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Menangkal Radikalisme Lewat Masjid
Sebanyak 50,6% 2,2 juta umat Islam di Jerman memiliki latar belakang keturunan Turki, itulah sebabnya di salah satu masjid terbesar milik warga Turki di Berlin, masjid Sehitlik, program yang ditawarkan lebih khusus lagi. Para peserta yang disambut Pinar Cetin, pemimpin Bahira menjelaskan organisasinya bertugas untuk melakuan konsultasi demi mencegah anak muda Muslim terhindar dari paham radikal.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Mari Belajar Bersama
Tak melulu mengunjungi masjid. Peserta "Life of Muslims in Germany" juga singgah ke lembaga swadaya Morus14. Sebanyak 100 sukarelawan dari berbagai latar belakang bud aya dan kelompok meluangkan waktunya mendampingi dan mengajar anak-anak berlatarbelakang imigran. Program seperti ini bertujuan untuk menanggulangi masalah integrasi yang kerap menjadi pekerjaan besar di Jerman.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Merawat Ingatan
Beberapa museum yang dikunjungi terkait dengan Islam, namun di Museum The Story of Berlin, para peserta berkenalan dengan sejarah Jerman. Kisah Jerman Barat dan Timur serta diskirimasi di era NAZI jadi pengingat bagaimana perbedaan dapat memicu konflik. "Kita kerap melihat sejarah hal yang jauh dari kehidupan. Sementara bagi mereka sejarah hidup bersama kita sekarang," kata Heychael berkomentar.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Mudah dan Nyaman
Selama berkeliling di Berlin, para peserta hilir mudik menggunakan beragam alat transportasi, seperti kereta bawah tanah. Jadwal yang teratur serta tempat yang nyaman menjadi pengalaman berbeda yang didapat bila dibandingkan dengan transportasi di tanah air. Tak sedikit yang terheran-heran ketika mengetahui sebagian besar tahanan di Berlin justru penumpanjg yang tertangkap tidak membeli tiket.
-
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Life of Muslims in Germany
Selama hampir 2 minggu, 14 intelektual muda Muslim Indonesia dari berbagai latar belakang komunitas Islam dan profesi di Indonesia tersebut diajak merasakan seperti apa kehidupan umat Muslim di Jerman. Lewat s tudy trip "Life of Muslims in Germany" yang digagas Goethe Insitut Indonesia, peserta dapat mengenal kebijakan Jerman atas 4,7 juta warga Muslim yang hidup di negeri itu. (ts/rzn) Ed:ap
Anggota Parlemen dari Partai Kiri Ulla Jelpke mengatakan penurunan itu bisa dilihat sebagai sebuah sinyal yang menjanjikan, tetapi ia memperingatkan agar tidak lantas berpuas diri.
"Solidaritas sosial terhadap Muslim sebagai sesama warga negara masih belum ada," katanya.
"Mereka yang terus mengatakan kalau para Muslim adalah orang asing hanya menimbulkan ketidakpercayaan yang pada akhirnya mengarah pada kejahatan semacam ini."
Meskipun jumlah keseluruhan insiden penyerangan menurun, jumlah orang yang terluka dalam serangan anti-Muslim ini meningkat dari 18 orang pada paruh pertama 2017 menjadi 25 orang di periode yang sama 2018.
Sepanjang 2017 terjadi lebih dari 950 kasus serangan terhadap Muslim dan institusi Islam di Jerman.
Namun, Dewan Pusat Muslim mengatakan kalau angka itu mungkin tidak mewakili kenyataan secara keseluruhan karena banyaknya serangan terkait xenofobia yang tidak dilaporkan.
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Partai Kristen Demokrat (CDU)
Setelah tiga periode duduk di kursi legislatur, Kanselir Angela Merkel tak lagi asing dengan poster pemilu. Dengan anggaran 20 juta Euro atau 3 miliar Rupiah, partai berhaluan konservatif ini menggantung 22.000 papan poster di seluruh Jerman. Penggunaan desain bendera Jerman menegaskan patriotisme partai, sedangkan fokus utama slogan kampanye adalah isu keamanan, keluarga dan lapangan kerja.
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Partai Sosial Demokr at (SPD)
Partai berbasis serikat pekerja ini mempertahankan gaya klasiknya lewat penggunaan warna merah dan logo berbentuk persegi. Poster terkonsentrasi pada isu pendidikan, keluarga, pensiun, investasi dan kesetaraan gaji. Di akhir kampanye yang bernilai 24 juta Euro atau 36 miliar Rupiah ini, SPD akan menyiapkan kampanye kejutan tepat jelang hari pemilihan, yang hingga kini masih menjadi rahasia.
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Partai Liberal Jerman (FDP)
Lebih dari 5 juta Euro atau 75 miliar Rupiah telah dihabiskan partai Liberal ini berkampanye lewat poster. Dengan potret hitam putih, FDP tampil total lewat kemasan pemasaran modern yang berpusat pada satu pria: Christian Lindner. Pemilih, sayangnya, akan kesulitan membaca teks padat pada poster ini. "Ketidaksabaran juga merupakan kebijakan", tertera pada sloga n.
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Partai Hijau
Partai Hijau tetap setia pada jati diri mereka dengan berfokus pada topik klasik seperti lingkungan hidup, integrasi dan perdamaian. "Lingkungan bukan segalanya. Tapi tanpa lingkungan, segalanya tak berarti," demikian bunyi slogan partai bernama resmi Aliansi '90 ini. Hal lain yang juga setia muncul pada poster adalah logo Partai Hijau berbentuk bunga matahari.
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Alternatif untuk Jerman (AfD)
Penghargaan untuk poster paling kontroversial, tak bisa ditampik lagi, jatuh kepada partai berhaluan ekstrem kanan AfD. Poster menampilkan seorang perempuan hamil yang tersenyum, terkesan polos, sampai slo gan berikut terbaca: "Warga Jerman Baru? Kita ciptakan sendiri." Pada poster berbeda berlatar belakang tiga perempuan yang memakai bikini, AfD menanyakan: "Burka? Kami suka bikini.":
-
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Partai Kiri
Partai Kiri tampaknya mengerahkan segala upaya untuk dapat menggunakan sebanyak mungkin ragam bentuk huruf. Dengan menggabungkan fon huruf dan permainan kata, slogan ini berbunyi: "[Warna-warni] Manusia. Tegas melawan kebencian haluan-kanan." Uang sewa yang terjangkau, pensiun yang lebih adil dan penghentian ekspor senjata menjadi isu utama yang diusung partai berhaluan kiri ini.
ae/rzn (epd, dpa, KNA)
Laporan Pilihan
Ada Puluhan Surat Ancaman Terhadap Tempat Penitipan Anak-anak di München
Polisi telah meningka tkan keamanan di beberapa tempat penitipan anak di kota München, Jerman setelah menerima surat yang mengancam nyawa para anak-anak kecil tersebut. (20.07.2018)
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer: âIslam Bukan Bagian dari Jermanâ
Horst Seehofer, Menteri Dalam Negeri dalam kabinet baru Angela Merkel, mengatakan bahwa Islam bukanlah bagian dari budaya Jerman. Komentarnya dianggap sebagai upayanya untuk mendorong pemerintah ke arah kanan. (16.03.2018)
Lebih 30 Persen Warga Jerman Tidak Ingin Punya Anggota Keluarga Muslim
Survei terbaru Pew Research Center menunjukkan, 33 warga menolak seorang muslim menjadi anggota keluarga. Penolakan tertinggi di Italia (43 persen), Inggris (36 persen dan Austria (34 persen). (30.05.2018)
Protes Anti-Semitisme dan Islamofobia, Imam dan Rabi Boncengan Naik Sepeda di Berlin
Warga Yahudi dan Muslim di Berlin naik sepeda tandem untuk memprotes meningkatnya kekerasan ant i-semitisme dan Islamofobia. Aksi ini digelar menyusul masalah migrasi di Jerman dan bangkitnya partai ultra-nasionalis AfD. (25.06.2018)
Organisasi Islam di Jerman Minta Perlindungan Masjid Ditingkatkan
Organisasi Islam-Turki di Jerman, DITIB, minta polisi Jerman meningkatkan perlindungan di masjid-masjid dan tempat ibadah mereka. Sebuah masjid di Berlin hari Minggu (11/3) dibakar pelaku tak dikenal. (12.03.2018)
Poster Kampanye Pemilu di Jerman
Autentik? Xenofobia? Berkelit? Segelintir kata yang dipakai dalam poster kampanye pemilu di Jerman tahun ini. DW mengajak Anda melihat bagaimana partai politik berusaha menggaet pemilih lewat selembar poster. (11.08.2017)
Menyusuri Jejak Islam di Jerman
Beragam masjid dan komunitas Islam, sebagian kecil tempat menarik yang dikunjungi 14 intelektual Muslim Indonesia saat studi trip "Life of Muslims in Germany". Lokasi mana saja yang mereka singgahi? Berikut rangkumannya. (21.10.2017)
- Tanggal 22.08.2018
- Kata Kunci Muslim, Jerman, ekstrim kanan, Partai Kiri, Xenofobia, kriminalitas, serangan, Integrasi
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink https://p.dw.com/p/33X48
Konten terkait

Mesut Ãzil Mundur dari Timnas Jerman Karena "Serangan Rasisme dan Merasa Tidak Dihormati" 22.07.2018
Setelah dikecam berminggu-minggu di Jerman karena bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pesepakbola Timas Jerman, Mesut Ãzil akhirnya buka mulut dan mengumumkan pengunduran dirinya dari timnas.

Kejahatan Bersifat Anti Muslim Tercatat Hampir 1000 di tahun 2017 03.03.2018
Kementerian Dalam Negeri Jerman mengungkap, tercatat sedikitnya 950 kejahatan yang dilakukan terhadap warga Muslim atau masjid di Jerman tahun 2017. 33 orang cedera akibat serangan.

Organisasi Islam di Jerman Minta Perlindungan Masjid Ditingkatkan 12.03.2018
Organisasi Islam-Turki di Jerman, DITIB, minta polisi Jerman meningkatkan perlindungan di masjid-masjid dan tempat ibadah mereka. Sebuah masjid di Berlin hari Minggu (11/3) dibakar pelaku tak dikenal.
- Tanggal 22.08.2018
- Kata Kunci Muslim, Jer man, ekstrim kanan, Partai Kiri, Xenofobia, kriminalitas, serangan, Integrasi
- Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink https://p.dw.com/p/33X48
Tidak ada komentar