Page Nav

HIDE

Ads Place

Film Tentang Beragamnya Muslim Indonesia Menangi Festival ReelOzInd

Film Tentang Beragamnya Muslim Indonesia Menangi Festival ReelOzInd Film Tentang Beragamnya Muslim Indonesia Menangi Festival Reel...

Film Tentang Beragamnya Muslim Indonesia Menangi Festival ReelOzInd

ABC World Film Tentang Beragamnya Muslim Indonesia Menangi Festival ReelOzInd

Film pendek berjudul ‘Muslimah’ menangi festival film pendek Australia-Indonesia ‘ReelOzInd’. Film kategori kolaborasi terbaik…

Film pendek berjudul ‘Muslimah’ menangi festival film pendek Australia-Indonesia ‘ReelOzInd’. Film kategori kolaborasi terbaik ini menampilkan kisah pribadi sang sutradara yang dibesarkan dua ibu dengan pandangan agama berbeda. Film-film peserta ReelOzInd akan ditayangkan perdana pada 26 September 2018 di Melbourne dan Yogyakarta.

Film ‘Muslimah’ menceritakan tentang seorang perempuan muda yang memiliki dua orang ibu dengan pandangan agama yang ber beda.

Dalam film pendek berdurasi sekitar 5 menit ini, sang pemeran utama digambarkan menerima nasehat agama dari dua orang ibunya melalui sambungan telepon.

Ibu pertama meminta sang aktris untuk berpakaian tertutup, termasuk menutup kepala dengan hijab, sementara ibu kedua menilai penutup kepala bukanlah hal yang wajib dalam agamanya.

Sutradara ‘Muslimah’, Nur Wulandari -yang disapa Wucha, mengatakan, film itu didasarkan dari pengalaman pribadinya yang memang memiliki dua ibu.

“Yang satu selalu nanyain kapan aku pakai jilbab, sampai nanya ‘kamu kalau nggak pakai jilbab di kuburan gimana?’. Yang satu lagi bilang Islam itu bukan tentang pakaian, tiap Muslim punya tradisi masing-masing,” kata Wucha kepada ABC.

‘Muslimah’ adalah pemenang kategori kolaborasi terbaik dari Festival Film Pendek Australia-Indonesia ‘ReelOzInd’ 2018. Ada 4 pemenang lainnya dengan kategori berbeda dari festival ini, salah satunya fil m ‘Daily Bread’ besutan sutradara Australia, Ruby Challenger.

External Link: Penayangan Perdana Film-Film ReelOzInd

‘Daily Bread’ mengisahkan sosok Jan Ruff-O’Herne dan berlatar belakang kamp Jepang di Ambarawa, Jawa Tengah, pada Perang Dunia II, tempat di mana sejumlah perempuan Belanda disekap untuk dijadikan alat pemuas seksual tantara Jepang. Jan, yang merupakan nenek Ruby, adalah salah satu dari perempuan yang disekap itu.

Ruby mengatakan, sejak lama ia ingin menampilkan kisah neneknya ke dalam sebuah film.

Halaman selanjutnya 12 Sumber: ABC Radio Australia Ikuti kami di Inilah Sosok Pria Sulawesi yang Hanyut Sampai ke Jepang, Makan Ikan Mentah dan Sempat Diserang Hiu Sumber: Google News Muslim Network: Koranmu Indonesia

Tidak ada komentar

Ads Place