Page Nav

HIDE

Ads Place

Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0 Home/ Berita/ Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Rev...

Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Home/ Berita/ Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0 Hidupkan Tradisi Kreatif untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

23 Oktober 2018 10:38

Berita Lain

Ketika Da̢۪i Cilik Wildan Bicara Pentingnya SDM Milenial Dihadapan Mendikbud

22 Oktober 2018

UNISMUH Makassar Pacu Semangat Mahasiswa untuk Berkarya Melalui Pekan Ilmiah

23 Oktober 2018

Langgar Kidul KH. Ahmad Dahlan sebagai Representasi Budaya Kiai Kauman

22 Oktober 2018

MUHAMMADIYAH.ID, LAMONGAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke tiga pondok pesantren di Paciran kabupaten Lamongan pada Ahad (21/10). Muhadjir berkunjung ke pondok pesantren Karangasem Muhammadiyah, Modern Muhammadiyah dan Al-Islah Sendang Agung, Paciran Lamongan.

Dalam sambutannya, Muhadjir mengatakan bahwa santri harus mampu menyiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0. “Santri harus lebih siap dan terbuka menghadapi tantangan, hal tersebut bisa kita mulai dengan memperhatikan rumus 5C, yakni critical thinking, creativity, communication skill, collaboration dan confidence.

Meski dalam tradisi pesantren dikenal ketat dengan pelajaran agama, Mendikbud berpesan agar santri diajak berf ikir kritis melihat dunia luar.

“lmu harus digali secara lebih luas dan mendalam, sesuai konteks, tetapi harus tetap kuat memegang akidah, "sambungnya .

Di sisi lain, kreativitas juga harus ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru. “Di Muhammadiyah tradisi kreatif sudah dimulai sejak KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), yakni dengan membuat sistem pendidikan modern pada zamannya, Santri yang tidak kreatif akan ditinggalkan oleh zaman,” lanjutnya.

Sementara itu disamping memiliki jaringan luas dan berkolaborasi, keterampilan menulis dan berbicara di hadapan publik juga menjadi keharusan. Kata Mendikbud, seseorang tidak akan kelihatan cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik.

“Untuk itu ketererampilan komunikasi dan kepercayaan diri sangat penting,” tuturnya.

Tokoh-tokoh Muhammadiyah terdahulu, kata Mendikbud, telah merintis nilai-nilai kebangsaan yang sangat kuat. Sebut misalnya, Jenderal Sudirman yang mendirikan TNI, Ki Bagus Hadikusumo perintis kemerdekaan dan perumus UUD 45, dan IR Juanda yang memperjuangkan wilayah laut sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kunjungan kerja Mendikbud ke Lamongan didampingi pejabat Kemdikbud, antara lain staf khusus Menteri Nasrullah, Direktur Pembinaan SMK Bakrun, direktur Pembinaan SMP Enang Ahmadi dan Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto. (nisa)

Kontributor: Irvan Shaifullah

Sumber: Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak ada komentar

Ads Place