Karakter Pemuda Islam Sebagai Modal Kepemimpinan Oleh: Rahma Yuninda, siswi SMA N 1 Purworejo Artikel ini adalah salah satu dari artikel ya...
Oleh: Rahma Yuninda, siswi SMA N 1 Purworejo
Artikel ini adalah salah satu dari artikel yang ikut dalam Lomba Artikel Islami Nasional yang diadakan oleh Muslimah MPI Lampung
KIBLAT.NET â" Kemajuan dunia globalisasi yang semakin menantang kehidupan para anak bangsa saat ini, tentunya harus dibarengi oleh adanya penguatan moral dan agama sebagai upaya mengantisipasi jika kemajuan dunia globalisasi tersebut dapat menjerumuskan anak bangsa ke arah kehidupan yang negatif serta dapat merusak citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Teknologi dan informasi hanya salah satu indikator terhadap majunya suatu proses kehidupan anak bangsa, karena masih terdapat berbagai macam indikator kemajuan dunia global untuk dapat mempengaruhi kehidupan anak bangsa Indonesia, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Dengan adanya teknologi dan informasi tersebu t kita dapat dengan mudah menerima informasi dari luar dengan cepat. Jika anak bangsa tidak memiliki iman yang kuat maka akan menerima semua budya asing yang masuk sehingga ia akan terjerumus pada dunia yang fana ini. Ia akan mudah menerima informasi tentang kenakalan remaja seperti video porno, transaksi narkoba, dan lain-lain. Hal ini akan berpengaruh pada pembentukan sikap dan karakter mereka nantinya.
Berita pemerkosaan dan kenakalan yang dilakukan oleh remaja sudah kerap kita dengar setiap harinya. Mereka sudah tidak memiliki norma dan aturan dalam hidupnya lagi sehingga menyebabkan keresahan bagi semua pihak. Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut : 1.) Pernikahan usia remaja 2.) Sex pra nikah dan kehamilan tidak dinginkan 3.) Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja 4.) MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena komplikasi kehamilan dan persalinan 5.) HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fe nomena gunung es), 70% remaja 6.) Miras dan Narkoba.
Moralitas anak bangsa Indonesia pada zaman sekarang ini menurut beberapa penelitian para pakar psikologi sudah sangat memperihatinkan, karena 80 % dari generasi muda Indonesia sudah terjebak dalam kehidupan bebas yang penuh dengan gemerlapnya penyebaran, penyelundupan dan pemakaian narkoba. Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini, menurut beberapa pakar sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Bukan hanya di kalangan remaja di perkotaan, bahkan sudah menjalar ke kalangan anak-anak di daerah pedesaan. Saat ini penyalahguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,3 juta orang. Dari 80% pemuda, sudah 3% yang mengalami ketegantungan pada berbagai jenis narkoba.
Hampir setiap hari, 40 orang meninggal dunia di negeri ini akibat over dosis narkoba. Angka ini bukanlah jumlah yang sebenarnya dari penyalahguna narkoba. Angka sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Proses peredaran narkoba yang sudah menggila di Indonesia, semakin membuat degradasi moral yang dapat berakibat kepada hancurnya genarasi penerus cita-cita bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan mengalami krisis sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengisi pembangunan di abad ke-21.Indonesia ke depannya membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter tertentu yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Ini yang akan menjadi tugas besar para pendidik Indonesia untuk menyiapkan generasi yang akan memunculkan calon-calon pemimpin yang berkualitas.
Pemuda memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia. Sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, da n pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.
BACA JUGA Pemuda Muslim Dalam Konstestasi Peradaban DuniaÙÙØÙ'ÙÙ ÙÙÙÙØµÙÙ' عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØ¨Ã™Ã˜£Ã™Ã™Ã™Ã™ بÙØ§Ã™Ã™'ØÙÙÙÙ' إÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ù' ÙÙØªÙ'ÙÙØ©Ã™ آÙ ÙÙÙÙØ§ بÙØ±Ã™Ã˜¨Ã™Ã™'ÙÙÙ Ù' ÙÙØ²Ã™Ã˜¯Ã™'ÙÙØ§Ã™Ã™Ã™ Ù' ÙÙØ¯Ã™Ã™
âMereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.â(QS al-Kahfi [18]: 13).
Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam. Maka dari itu, akhlak islami tidak bertentangan dengan bangsa Indonesia. Apalagi berdasarkan fakta sejarah, kemerdekaan Indonesia ini tidak lepas dari perjuangan orang-orang islamis melawan penjajah. Terlibatnya para kiyai pesantren juga bukti bahwa Islam tidak bertentangan dengan budaya Indonesia, bahkan paling terdepan dalam melawan penjajah. Indonesia saat ini membutuhkan pemuda yang beriman dan memiliki moral untuk kemajuan bangsa ini. Mereka harus memilki sifat sifat dan karakter islam untuk menjadi pemimpin di negeri ini nantinya.
Untuk menggali karakter pemimpin yang islami, kita bisa telaah pendapat beberapa ulama yang sudah tentu telah mereka kaji dari sumber utama, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Karakter kepemipinan Nabi Sulaiman a.s., di antara yang patut diteladani adalah adil, disiplin, tawadhuâ, dan tidak ghurur (teperdaya). Semua karakter tersebut muncul dari keimanan (ketauhidan) Nabi Sulaiman yang kuat dan ketakwaannya kepada Allah. Selain itu, pernah suatu ketika Nabi Daud bertaubat karena melakukan kekeliruan, yakni sempat menghukumi seseorang berbuat lalim dengan lisannya hanya dari hasil mendengar pengaduan orang lain, tanpa mendengarkan pembelaan orang yang telah dikatakan lalim itu (QS Shad: 21-24). Ketika Nabi Daud menyadari kekeliruannya, Nabi Daud langsung bertaubat. Apa yang terjadi saat ini? Para pemimpin sekarang bahkan belum tentu terpikirkan untuk bertaubat dari kesalahan yang lebih besar dari itu.
Dengan memiliki pemuda yang bermoral dan beriman kuat, maka kita akan mempunyai aset pemimpin yang dapat dipercayai dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Kita seharusnya meyakini janji Allah pada Surat An-Nur ayat 55 yang terjemahannya, âDan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalihbahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkanbagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.â
Manakala suatu umat atau bangsa tidak berakhlak, maka bangsa itu akan mengalami kemunduran dan kehancu ran. Ada perkataan hikmah: âSuatu umat atau bangsa akan muncul dengan baik selagi bangsa itu berakhlak utama. Namun manakala akhlak utama itu sirna, maka lenyap pulalah umat dan bangsa tersebut.â Diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan budi pekerti yang utama. Hadis Nabi Muhammad SAW: âSesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak kamu semua.â
Maka, dengan kegigihan Nabi Muhammad SAW untuk berjuang dakwah adalah dengan memberikan keteladanan dan menjadi contoh para sahabatnya, maka bangsa Arab yang tadinya tidak ada sebutannya selama ratusan tahun dalam lintasan sejarah berubah menjadi bangsa yang beradab dan mulia dengan peradaban tinggi mengikuti keteladanan dan syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Dari menyembah berhala menjadi mentauhidkan Allah, dari minum minuman keras menjadi umat yang berakhlakul karimah. Tadinya mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup berubah menjadi bangsa yang berperilaku luhur.
BACA JUGA Pemuda Sebagai Benih Pohon Peradaban Besar IslamSalah satu sahabat nabi yang menjadi pemimpin kaum muslim yaitu Umar bin Khattab yang tidak pernah memposisikan dirinya sebagai penguasa. Ia mengatakan dirinya sebagai manusia yang sama dan melayani seluruh rakyatnya. Ia mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, dan hartanya untuk rakyatnya. Ia tidak akan rela jika rakyatnya menderita dan tidak aman. Ia sendiri langsung turun tangan membawakan bantuan makanan ataupun obat-obatan untuk rakyatnya yang kelaparan. Inilah seorang pemimpin yang memerankan kepemimpinan dalam arti sebenarnya. Ia memberikan teladan dalam perkataan dan perbuatan. Seorang yang shaleh secara pribadi dan cakap dalam kepemimpinan.
Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid berkata, âAdapun jika (para penguasa) menonaktifkan syariat Allah, tidak berhukum dengannya dan berhukum dengan yang lain, maka mereka telah keluar dari ketaatan kaum Muslimin. Dengan begitu, manusia tidak wajib menaatinya karena mereka telah menyia-nyiakan tujuan imamah (kepemimpinan), yang mana dengan keberadaannya ia diangkat, berhak didengar, ditaati dan tidak boleh keluar darinya (tidak boleh memberontaknya). Jika dia tidak menjaga agama atau tidak melaksanakan urusan kaum muslimin, maka telah hilang darinya hak kepemimpinan. Para ulama sepakat bahwa syarat utama menjadi seorang pemimpin adalah muslim. Karena tujuan dari kepemimpinan tidak mungkin akan terwujud jika pemimpinnya kafir.
Dengan demikian, di antara tujuan yang paling mendasar adanya konsep kepemimpinan dalam Islam. Seorang pemimpin dipilih untuk melanjutkan tugas kenabian yang bertanggung jawab untuk menegakkan agama dan mengatur kemaslahatan umat. Di tangannya-lah urusan umat akan berjalan dengan teratur. Baik urusan dunia maupun urusan akhirat.
Adanya pemimpin dari golongan nonmuslim sebagai pemimpin di suatu wilayah mayoritas penduduk muslim. Akan berdampak pada aturan-aturan yang berlaku karena akan bertentangan dengan ajaran islam dan akan memihak golongan terten tu. Baik dalam segi agama maupun kemasyarakatannya. Secara terang-terangan umat islam protes dan menolak jika aturan itu akan melanggar norma norma agama.
Seperti kejadian kemarin, terjadinya aksi 212 di ibukota karena kepemimpinan yang kurang faham dengan isi Al-Quran. Aksi ini terjadi karena kesalahpahaman antara kedua agama mengenai surat yang sama yaitu Surat al-Maidah. Ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus bersifat universal, tidak hanya menurut dirinya sendiri tentang segi agama karena masyarakat yang ia pimpin mayoritas beragama muslim. Seorang pemimpin yang tidak menguatkan keimanan dan ketakwaannya ia akan terperangkap oleh hawa nafsunya dan akan gila dengan kursi jabatan. Disaat itulah ia akan membuat kebijakan hanya untuk kepentingannya saja.
Oleh sebab itu, kita harus menanamkan karakter kepemimpinan islam kepada para pemuda. Dengan adanya pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak diharapkan bisa menerapkan ilmu agama untuk bekal dalam kehidupan b ermasyarakat dan bernegara. Pemuda yang berakhlak mulia akan menjadi pemimpin yang akan membawa bangsa lebih maju dan bermoral.
Sumber: Google News Islam Network: Koranmu Indonesia
Tidak ada komentar