Pakar psikologi politik Irfan Aulia Syaiful menilai calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terlalu sopan sebagai oposisi dalam...
Pakar psikologi politik Irfan Aulia Syaiful menilai calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terlalu sopan sebagai oposisi dalam sesi debat beberapa waktu lalu. Ia juga mengatakan Prabowo memunculkan sikap aslinya yang penyabar, santun, dan humoris. Padahal selama ini sikap tegas melekat di pundak mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
"Memang Prabowo itu autentik ya, nggak bisa diatur, tapi itulah dia. Saya agak kaget juga kok dia tampilkan sesuatu yang unik, baru, dan tidak ditampilkan sebelumnya, yaitu lebih tenang dan lebih sopan, bahkan terlalu sopan untuk oposisi," kata Irfan dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Hal itu disampaikannya dalam acara Pojok Jubir 'Debat Pilpres Perdana, Antara Gaya atau Substansi' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan.
Di sisi lain, menurutnya, penampilan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dianggapnya tampil terlalu agresif. Dalam debat itu, capres petahana menembakkan serangan langsung terhadap pribadi Prabowo dengan isu caleg mantan napi korupsi.
Menurutnya, hal tersebut cerminan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang tertekan.
"Pak Jokowi terlalu cepat menembak, nggak sabar. Dan orang yang cepat nembak biasanya karena tertekan. Saya lebih suka yang empiris saja, kalau dari teman-teman survei, memang dia (Jokowi) mungkin dikalahkan dan itu menurut saya cukup mengganggu," katanya.
Lebih lanjut ia menyebut, saat pilpres, yang akan digelar sekitar 3 bulan lagi, masih banyak orang yang belum menentukan pilihan, yaitu di atas 10 persen.
Irfan pun mengatakan para pemilih pemula akan menentukan pilihannya pada menit-menit terakhir, sehingga, para 'pelari maraton' inilah yang akan memenangi kompetisi demokrasi ini.
"Di pilpres Amerika saja angka 1 persen itu angka yang sangat menentukan siapa yang jadi presiden, apalagi di Indonesia yang lebih cair," ucapnya.
"Jadi orang-orang ini akan memilih di menit terakhir, menit terakhir, ini yang menang adalah yang berlari maraton, bukan yang sprint, karena mereka akan memilih di tujuh hari terakhir. Di situ Pak Jokowi nembak-nya kecepatan. Di sinilah stamina penting, endurance penting," kata dia.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4394412/prabowo-tak-garang-saat-debat-ini-kata-pakar-psikologi-politik
"Memang Prabowo itu autentik ya, nggak bisa diatur, tapi itulah dia. Saya agak kaget juga kok dia tampilkan sesuatu yang unik, baru, dan tidak ditampilkan sebelumnya, yaitu lebih tenang dan lebih sopan, bahkan terlalu sopan untuk oposisi," kata Irfan dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Hal itu disampaikannya dalam acara Pojok Jubir 'Debat Pilpres Perdana, Antara Gaya atau Substansi' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan.
Di sisi lain, menurutnya, penampilan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dianggapnya tampil terlalu agresif. Dalam debat itu, capres petahana menembakkan serangan langsung terhadap pribadi Prabowo dengan isu caleg mantan napi korupsi.
Menurutnya, hal tersebut cerminan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang tertekan.
"Pak Jokowi terlalu cepat menembak, nggak sabar. Dan orang yang cepat nembak biasanya karena tertekan. Saya lebih suka yang empiris saja, kalau dari teman-teman survei, memang dia (Jokowi) mungkin dikalahkan dan itu menurut saya cukup mengganggu," katanya.
Lebih lanjut ia menyebut, saat pilpres, yang akan digelar sekitar 3 bulan lagi, masih banyak orang yang belum menentukan pilihan, yaitu di atas 10 persen.
Irfan pun mengatakan para pemilih pemula akan menentukan pilihannya pada menit-menit terakhir, sehingga, para 'pelari maraton' inilah yang akan memenangi kompetisi demokrasi ini.
"Di pilpres Amerika saja angka 1 persen itu angka yang sangat menentukan siapa yang jadi presiden, apalagi di Indonesia yang lebih cair," ucapnya.
"Jadi orang-orang ini akan memilih di menit terakhir, menit terakhir, ini yang menang adalah yang berlari maraton, bukan yang sprint, karena mereka akan memilih di tujuh hari terakhir. Di situ Pak Jokowi nembak-nya kecepatan. Di sinilah stamina penting, endurance penting," kata dia.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4394412/prabowo-tak-garang-saat-debat-ini-kata-pakar-psikologi-politik
Tidak ada komentar