Page Nav

HIDE

Ads Place

“Wow! Diorama di Monumen Bajra Sandhi ini Dapat Membuat Kita Ikut Merasakan Perjuangan Rakyat Bali, Lohh.....”

Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) dalam kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) & Studi Pengembangan Wawasan y...

Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) dalam kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) & Studi Pengembangan Wawasan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) beserta dosen – dosen pembimbing UHAMKA. Pada tanggal 28 Februari 2020 kami berkunjung ke salah satu objek wisata ternama di Bali yaitu Monumen Bajra Sandhi 


Monumen Bajra Sandhi merupakan monumen perjuangan rakyat Bali melawan penjajah. Monumen ini berada di tempat yang strategis yaitu berada di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar Bali. Monumen ini dirancang oleh Ir. Ida Gede pada tahun 1981 dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Tujuan dibuatnya Monumen Bajra Sandhi ini untuk mengenang perjuangan masyarakat Bali melawan penjajah.

Monumen Bajra Sandhi mempunyai simbol kemerdekaan yaitu 17 – 8 – 1945. Anak tangga yang berada di pintu utama monumen berjumlah 17. Tiang agung yang berada di bagian dalam monumen berjumlah 8 yang memiliki ketinggian 45 meter. Angka – angka tersebut merupakan tanggal kemerdekaan Indonesia yakni 17 Agustus 1945.

Monumen Bajra Sandhi memiliki banyak koleksi dan fasilitas yang lengkap. Seperti ruang perpustakaan, ruang pameran, toilet dan di tengah – tengah bangunan terdapat telaga Puser Tasik, 8 tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara. Salah satu koleksi Monumen Bajra Sandhi yang paling menarik yaitu  sebuah diorama berjumlah 33 yang menggambarkan peristiwa penting dalam perjuangan rakyat Bali dari zaman batu sampai zaman kemerdekaan.

 


Cerita singkat dari masa ke masa melalui diorama yaitu seperti ini ...........

Dalam kehidupan, tatanan kehidupan adalah simbol dari kelompok - kelompok sosial Bali dalam sistem masyarakat Bali, dimana mereka hidup dalam satu banjar. Kegiatannya seperti melaksanakan pertemuan rutin, membicarakan masalah desa, keuangan desa serta ada pimpinan, dan ada aturannya juga kalau di Bali disebut dengan aweg - aweg yang artinya undang – undang. Jadi, undang - undang masyarakat Bali berbeda karena memiliki dua undang – undang, dan yang satunya lagi yaitu undang – undang nasional. Kemudian setelah berkembang di Abad 11 ditemukanlah tata cara persawahan. Maka, mata pencaharian Bali pada awalnya yaitu bercocok tanam, lalu bagaimana tata cara masyarakat Hindu Bali mendapatkan sebuah padi? yaitu harus melalui sebuah proses, seperti proses memohon air, kemudian ada pembajakan, pembuatan benih, penanaman, lalu melalui upacara dan saat melaksanakan suatu panen harus membuat simbol "laki perempuan" yang disebut Dewa Nini dan merupakan simbol daripada sebagai Dewi Sri.

Kemudian, pada tahun 1946 terjadi Pertempuran Margarana di suatu daerah. Akhirnya pasukan I Gusti Ngurah Rai tidak bisa bersembunyi lagi dan I Gusti Nguai Rai meninggal. Lalu, diorama terakhir yaitu saat masa – masa Bali dalam mengisi kemerdekaan seperti tarian Barong yang merupakan salah satu kebudayaan, kemudian bidang pendidikan serta bidang pertanian yang sudah modern seperti sekarang. 
 


Monumen Bajra Sandhi ini memiliki daya tarik bagi wisatawan yaitu bentuknya yang mirip Pagoda (tempat suci Agama). Selain itu, lapangan di Monumen Bajra Sandhi dipenuhi oleh pemandangan yang sangat hijau dan asri sehingga masyarakat sering menggunakan lapangan ini untuk berolahraga, biasanya masyarakat berolahraga pada sore hari. Monumen ini buka setiap hari, dan harga tiket masuknya relatif terjangkau. Untuk kategori anak, TK dan SD sebesar Rp 2.000 per orang , untuk kategori pelajar SMP, SMA & Mahasiswa sebesar Rp 5.000 per orang dan untuk kategori dewasa sebesar Rp 25.000 per orang.

 

Penulis                         :  Siti Nuraini Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA Angkatan 2016

Dosen Pembimbing     :  Khavisa Pranata, M.Pd    
   
   

Tidak ada komentar

Ads Place