Page Nav

HIDE

Update

latest

Membentengi Anak dari Perilaku Seks Menyimpang

Di era modern yang terjadi saat ini, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) merupakan salah satu femomena yang sedang marak diperbin...


Di era modern yang terjadi saat ini, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) merupakan salah satu femomena yang sedang marak diperbincangkan. Kurang tepatnya pola asuh anak, peran seorang ayah dan pendidikan agama Islam. Sementara itu pornografi yang sudah sangat mudah terakses oleh semua kalangan. Orang tua jarang memberikan pemahaman pada anaknya karena masih terbatasnya pengetahuan mereka mengenai bahaya yang ditimbulkan dari LGBT tersebut.

Oleh  karena  itu seorang  remaja mencari  kebutuhan afiliasinya  dengan temannya, Hubungan yang dekat dengan teman, lama kelamaan dapat menimbulkan rasa saling menyukai dan tertarik satu sama lain, sehingga akan terbentuk perilaku homoseksual.

Di Indonesia Kelompok pejuang LGBT mulai berani unjuk gigi, setelah beberapa negara Eropa dan Amerika melegalkan pernikahan sejenis. Mereka ingin keberadaan mereka diakui di Indonesia. Bila para pendukung mereka sadar, LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender) telah membuat sebuah negeri hancur.

Sejarah mencatat negeri Sodom dihancurkan karena orientasi seksual mereka yang menyimpang. jika disimpulkan yang terjerumus dalam LGBT adalah orang yang jauh dari agama dan bimbingan  orangtua, angka kejahatan (termasuk kejahatan seksual) naik. Orientasi seksual menyimpang adalah sebuah penyakit, dan bisa dideteksi sejak dini untuk pencegahan. Penyakit ini sulit disembuhkan, dan penderita punya tabiat menularkan pada orang lain. Indonesia tidak menerapkan hukuman pada pelaku ini, maka masyarakat tidak boleh main hakim sendiri, namun bukan berarti masyarakat boleh membiarkan prilaku ini merusak masa depan bangsa.

Sebelum puber cukup sulit mendeteksi orientasi seksual, namun perilaku keseharian dapat mercerminkan orientasi seksual seseorang. Keluarga menjadi ujung tombak pencegahan penyimpangan orientasi seksual. Maka dengan demikian peran orangtua sangat penting, agar peran orangtua berjalan sebagaimana mestinya. Apa yang Harus Dilakukan orangtua  agar anak-anak terhindar dari LGBT.

 Orangtua sebagai madrasah pertama dan role model bagi anak menjadi benteng agar anak jauh dari LGBT.

Maka yang harus dilakukan orangtua adalah:

Pertama, membekali pondasi agama yang kuat Iman dan takwa menjadi bekal utama bagi anak menghadapi dampak negatif era teknologi informasi. Salah satunya makin masifnya pergaulan bebas, termasuk LGBT.

Kedua, Sinergi pengasuhan menghadapi tantangan pengasuhan dan problematika yang beragam, maka dibutuhkan sinergi pengasuhan ayah dan bunda yang solid. Mampu menjadikan ayah dan bunda sebagai sahabat anak, mampu memahami psikologi anak, dan bersikap bijak terhadap anak.

Ketiga, memantau pergaulan dan memilih lingkungan yang baik, tak bisa dipungkiri bahwa saat ini tugas berat dalam memantau pergaulan anak.

Keempat, memberikan informasi edukasi dan pengarahan penting memberikan informasi dan edukasi sejak dini dengan bahasa yang sederhana sesuai kemampuan dan pengetahuan anak agar anak mampu menjauhi LGBT.

Kelima, menyeleksi tontonan dan bacaan anak menghindarkan anak dari tayangan-tayangan yang mendukung LGBT serta bacaan yang mendukung LGBT.Selain itu, harus ada evaluasi dalam pendidikan seks. Evaluasi tidak hanya untuk mengecek sejauh mana pemahaman anak terhadap materi yang telah diberikan, namun juga berkaitan dengan bagaimana sikap mereka dalam menerima informasi dari luar mengingat   akses informasi yang cepat dan mudah, melihat bagaimanacara menyelesaikan persoalan seksual yang dihadapi dan dalam bentuk pertanyaan untuk menggali anak dan mengukur kemampuan anak.

Penulis : Septi Fitri Meilana,M.Pd
Dosen FKIP UHAMKA