Page Nav

HIDE

Ads Place

Keraguan DPR Terkait Laju Ekonomi Indonesia, Sri Mulyani "Harus Tetap Optimis"

Keraguan DPR Terkait Laju Ekonomi Indonesia, Sri Mulyani "Harus Tetap Optimis" Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pendapa...

Keraguan DPR Terkait Laju Ekonomi Indonesia, Sri Mulyani "Harus Tetap Optimis"

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pendapat ketidaksetujuannya atas keraguan dari Komisi XI Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) mengenai RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang didalamnya terdapat target yang diberikan oleh Pemerintah sebesar 5.4% dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini. Sri Mulyani memberikan informasi terkait tantangan terberat untuk pertumbuhan ekonomi, terutama di Indonesia. Tantangan terbesar pertama datang dari hal daya beli masyarakat Indonesia. Dalam rentang waktu 1 semester ini saja hanya bisa mencapai 4.9% dari target yang dicanangkan, yaitu sebesar 5.1%. Dengan adanya hal tersebut bisa menjadi alarm untuk para pelaku konsumen untuk dapat meningkatkan daya beli yang berkembang di masyarakat, dari 4,9% menjadi 5.1%, sesuai dengan apa yang menjadi target. Tetapi untuk meningkatkan daya beli masyarakat tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah konsistensi yang selalu menjadi kunci kesuksesan dalam setiap hal. Jika konsistensi tersebut selalu diselipkan dalam setiap aktivitas daya beli masyrakat, maka kemungkinan besar prosentase akan meningkat, dari 4,9% menjadi 5.1%, atau bahkan bisa lebih dari prosentae yang sudah ditetapkan diawal. Tapi sebaliknya jika konsistensi itu dihilangkan maka bisa mengakibat kan penurunan daya beli masyarakat dan terlebih lagi penurunan atas prosentase yang telah ditetapkan. Namun selain daya beli masyarakat ada beberapa hal yang menjadi tantangan, diantaranya dalam bidang investasi, pertanian, sampai industri manufaktur. Seperti yang kita ketahui bahwa investasi saja sudah bisa mencapai target sebesar 5.4%, bahkan hal tersebut bisa saja meningkat menjadi 6.3%, tetapi tidaklah cukup hanya dengan investasi, dikarenakan per-ekonomian di Indonesia bukan melulu soal investasi, tetapi juga ada sektor pertanian. Karena pada dasarnya di Indonesia ini adalah negara yang sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai negara agraris, maka dari itu masih banyak penduduk Indonesia, khususnya penduduk daerah. Meskipun pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian ini tidak sesignifikan seperti investasi , tetapi hal tersebut juga bisa meningkatkan perekonomian Indonesia asalkan tetap terjaga dan konsisten. Lalu selain sektor pertanian, terdapat juga sektor manufaktur. Meskipun sektor manufaktur belum bisa signifikan seperti sektor investasi, tetapi tidak memungkiri bahwa sektor manufaktur juga bisa meningkatkan perekonomian di Indonesia, tetapi untuk saat sekarang ini sektor manufaktur tidak terlalu bisa diandalkan seperti dahulu kala, berbeda dengan sektor perdagangan yang bisa dibilang tetap stabil. Sektor manufaktur yang ada di Indonesia memang kurang bisa menyaingi sektor perdagangan, karena dalam ralitasnya saja, perekonomian di Indonesia, khususnya perdagangan sudah mulai mengalami perkembangan, yaitu dengan adanya jual beli online yang saat ini banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Jual beli online adalah salah satu sistem bisnis atau berdagang yang cukup bisa mengefektifkan dan mengefisienkan waktu, karena dalam jual beli online masyarakat tidak harus bertemu secara langsung, melakukan tawar-menawar, dan sebagainya. Meskipun banyak anggapan masyrakat yang menyatakan bahwa jual beli online terkadang tidak seluruhnya bagus dan sesuai, tetapi sekali lagi jual beli online memang salah satu metode berdagang yang bisa digunakan oleh siapapun tanpa harus memakan waktu banyak untuk bisa mendapatkan barang yang kita mau. Tetapi menurut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), target pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5.8% untuk tahun 2018 mendatang nilai tidak realistis, karena ditahun ini saja untuk target pertumbuhan ekonomi hanya 5.17 %. Dengan adanya target yang menurut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu dirasa tidak realistis, maka DPR meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mengkaji dan menurunkan prosentase jumlah target pertumbuhan ekonomi 2018 dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) ditahun yang akan datang. Menurut Anggota Komisi XI Kardaya Wanika saat ditemui di gedung DPR pada hari Senin, 11 September 2017, beliau mengatakan bahwa target yang dicanangkan oleh Pemerintah untuk laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5.4% sangatlah tidak realistis, karena melihat pertumbuhan yang ada di Indonesia masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Pasti setiap negara ingin laju pertumbuhan ekonominya terus semakin maju, makin tinggi laju per-ekonomian maka makin baik pula untuk negara ini. Tetapi menurut  beliau juga target tersebut dirasa kurang realistis melihat pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia ini sendiri. Tidak hanya dari pihak DPR, tetapi juga ada para partai politik yang memberikan pendapatnya perihal target tersebut. Contohnya saja pendapat dari partai politik fraksi partai PAN dan fraksi partai PKS. Fraksi partai PAN mengatakan bahwa mereka masih belum mendapat gambaran yang jelas tentang target ekonomi yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dikarenakan menurut mereka target tersebut sangatlah tidak realistis melihat konteks ekonomi di Indonesia yang sekarang ini masih tetap dan masih belum mengalami perkembangan, lain hal lagi dengan pendapat dari fraksi PKS, mereka (fraksi PKS) memberikan pendapat bahwa mereka akan setuju dengan keputusan tersebut, tetapi menurut mereka juga harus realistis dalam pencapaiannya. Jika memang pandangan Pemerintah Pusat dengan target yang dicanangkan sebesar 5.4% itu realistis, maka itu bagus untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena menurutnya 1% PDB (Produk Domestik Bruto) saja bisa menampung sekitar 1 juta tenaga kerja yang ada di Indonesia sendiri, karena sampai dengan sekarang masih banyak warga negara di Indonesia khususnya yang masih belum memiliki pekerjaan tetap atau statusnya masih banyak yang kontrak, bahkan sampai dengan sekarang ada juga yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Jika memang Pemerintah Pusat menjamin dengan adanya target 5.4% untuk per-ekonomian di Indonesia adalah hal yang realistis, tentu itu sangat menguntungkan untuk Indonesia, bukan hanya untuk sektor per-ekonomian, tetapi juga sektor-sektor yang ada di Indonesia juga akan ber-imbas positif, sehingga tidak hanya dalam bidang per-ekonomian saja yang mengalami kemajuan, tetapi bidang yang lainnya, dan jika memang per-ekonomian di Indonesia maju, pasti tenaga kerjanya juga banyak yang terserap dan bisa meningkatkan pendapatan di Indonesia, menekan garis pengangguran yang ada, menekan garis kemiskinan baik di daerah mapun di kota-kota yang ada di Indonesia. Jika semua itu tercapai maka sangat memungkinkan bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang maju, bukan lagi negara berkembang, seperti yang dialami saat ini.   Nama : Wulanndari Penulis : Disfiyant Glienmourinsie Sumber Artikel :
  1. https://ekbis.sindonews.com/read/1238492/33/sri-mulyani-beberkan-tantangan-terberat-pertumbuhan-ekonomi-ri-1505115284
  2. https://ekbis.sindonews.com/read/1238454/33/target-ekonomi-tumbuh-54-di-2018-pemerintah-terlalu-pede-1505108679
Sumber Gambar : https://i0.wp.com/www.anambaspos.com/wp-content/uploads/2017/08/ekonomi-indonesia.jpg?fit=1667%2C927&ssl=1  

Tidak ada komentar

Ads Place